Aksesoris gadget yang satu ini sudah hukumnya wajib untuk dibawa saat traveling. Jangankan untuk bepergian jarak jauh, yang cuma jalan-jalan ke mall saja ada yang kepikiran buat bawa charger kok. Biasanya golongan fakir kuota, yang suka berlama-lama di cafe atau area publik yang menyediakan WiFI gratisan, hehehe.
Meski sangat penting keberadaannya, tidak jarang orang lupa untuk memasukkannya ke dalam tas ransel. Saya sendiri sudah beberapa kali melakukannya. Yang pertama, dan yang paling sering, memang benar-benar kelupaan. Sedang yang kedua adalah salah bawa, colokannya tidak sesuai dengan colokan yang dipakai di negara yang saya datangi.
Untuk kasus pertama tentu saja mau tidak mau harus membeli charger yang baru. Ini juga terkadang membawa masalah baru. Dengan kondisi yang darurat dan ada kemungkinan tidak sempat memilih secara teliti, bisa saja charger yang kita beli ternyata tidak cocok atau kurang sesuai dengan perangkat gadget yang kita miliki. Saya pernah mengalaminya, dimana charger dadakan yang saya beli membuat ponsel menjadi panas apabila diisi baterainya dalam jangka waktu lama.
Untuk kasus kedua, selain bisa membeli yang baru, alternatifnya adalah dengan membeli atau membawa universal adaptor. Harganya cukup murah. Modal goban (Rp 50.000,-) sudah bisa membawa pulang sebiji. Atau kalau mau yang lebih bermerk umumnya dibandrol dengan harga Rp 150.000,- hingga Rp 200.000,-.
Dengan menggunakan universal adaptor, kita tidak khawatir lagi menghadapi colokan listrik yang bolongannya berbeda dengan kepala charger yang kita punya. Tinggal sambungkan ke adaptor sebagai perantara / jembatan, beres deh.
Saran saya, cari universal adaptor yang tidak terlalu berat atau tidak terlalu besar. Saat melakukan traveling ke Jepang 2 tahun lalu, adaptor saya rupanya terlalu berat, sehingga saat dicolokkan di tembok ia akan terjatuh. Terpaksa harus improve, bikin tumpukan barang sebagai penyangganya. Untung sering nonton serial TV MacGyver, hehehe.
Yang versi asli ya, bukan yang baru, yang sama sekali gak seru itu.
Bagaimana dengan charger? Saran saya, sebaiknya lakukan investasi lebih untuk perangkat yang satu ini. Tidak ada ruginya dan harga tidak bisa membohongi kualitasnya. Minimal hindari membeli charger murah dengan port lebih dari satu. Kenapa? Karena yang murahan seringkali lebih cepat panas. Terlebih jika digunakan untuk mengisi daya dua gadget secara bersamaan. Malah berpotensi merusak ponsel atau apapun itu yang kita miliki.
Namun karena kebanyakan dari kita sekarang memiliki lebih dari satu gadget yang butuh diisi ulang baterainya, mempunyai charger dengan dua atau tiga port sudah tentu menjadi pilihan yang paling bijak. Dengan demikian, kembalilah ke aturan awal. Rogok kocek lebih dalam untuk membeli yang sungguh-sungguh berkualitas, bukan yang kaleng-kaleng. Jika ponsel yang kita miliki sudah mendukung pengisian cepat, pertimbangkan juga untuk membeli charger yang sudah mendukung fitur Quick Charge terbaru.
Gambar di atas adalah perlengkapan yang biasa saya bawa. Untuk perjalanan dalam negeri, saya biasanya cukup membawa perangkat nomer 3. Yang nomer satu disimpan khusus untuk perjalanan ke luar negeri.
Agar nantinya tidak lagi ketinggalan saat traveling, ada baiknya untuk menyimpan kedua aksesoris yang dibahas dalam artikel ini dalam satu wadah atau pouch khusus. Terpisah dengan yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Nantinya, pada saat melakukan packing, kita tinggal mencemplungkan wadah khusus tersebut ke dalam tas ransel tanpa perlu khawatir lagi bakal ada yang tertinggal. Biasanya, saya menjadikan satu dengan kabel USB dan cadangan kartu microSD.
Selamat traveling!
P.S.: Artikel ini adalah bagian dari seri tulisan “Persiapan Traveling”. Simak juga bagian sebelumnya mengenai memory card di https://curcol.co/yang-wajib-dibawa-saat-traveling-memory-card-15933.
Leave a Reply