Kalau hari kedua saya gunakan untuk mengunjungi area turisnya Chiang Mai, hari ketiga saya mendatangi sejumlah kuil yang ada di kota tersebut.
Kebetulan, memang ada ratusan kuil yang tersebar di berbagai penjuru kota. Baik di dalam maupun di luar wilayah Old Town.
Tepatnya ada 300 kuil di Chiang Mai. Atau wat dalam bahasa Thailand.
Dan saking banyaknya, sebenarnya tidak diperlukan itinerari khusus untuk mengunjungi mereka.
Berjalan random pun bisa dipastikan bakal tiba di sejumlah kuil.
Daftar Isi
Belajar Sejarah Ekonomi Lanna di Treasury Museum
Karena lokasinya tidak jauh dari tempat saya menginap, saya memulai hari dengan mendatangi The Treasury Museum Chiang Mai.
Treasury Museum atau Museum Pembendaharaan Provinsi Chiang Mai ini menyajikan berbagai informasi mengenai sejarah ekonomi dan sejarah moneter Lanna melalui media diorama, lukisan, video, permainan, serta uang.
Secara garis besar tidak terlalu berbeda dengan Coin Museum yang pernah saya datangi di Bangkok.
Juga sama-sama bakal didampingi oleh pemandu.
Bedanya, di Chiang Mai saya tidak perlu membayar se-baht-pun. Gratis tis.
Museum tersebut hanya mewajibkan pengunjung untuk mengenakan masker. Yang untungnya diberikan secara gratis oleh petugas yang ada di gerbang depan.
Sayangnya, tidak diperbolehkan untuk merekam sama sekali di dalam.
Mampir ke Masjid Nurul
Jumlah masjid di Chiang Mai memang tidak banyak.
Salah satunya adalah Masjid Chang Phuek. Atau dikenal dengan nama Masjid Nurul.
Lokasinya ada di sisi utara kota. Tidak jauh dari Chang Puak Gate.
Berdiri di persimpangan jalan Manee Nopparat Gang 1 dan jalan Changpuak, bangunannya cukup besar. Seperti bisa dilihat pada gambar berikut.
Nah, gara-gara mengunjungi masjid ini, saya jadi tahu kalau malam harinya ada night market di seberang Chang Puak Gate.
Langsung catat sebagai itinerari dadakan, hehehe.
Keliling Berbagai Kuil di Chiang Mai
Tanggal 6 Oktober 2023 adalah hari yang bersejarah bagi saya.
Hari dimana saya mengunjungi kuil dengan jumlah terbanyak selama saya traveling.
Sebagian acak, sebagian lagi memang ingin saya datangi sedari awal.
Kuil-kuil tersebut — tidak dalam urutan tertentu — adalah Wat Lam Chang, Wat Lok Moli, Wat Phan On, Wat Rajamontean, Wat Chiang Man, Wat Chiang Yuen, Wat Khuan Khama, Wat Mongkol Wararam, Wat Sum Pow, Wat Tung Yu, dan Wat Umong Mahathera Chan.
Banyak, kan?
Beberapa bisa dibilang meninggalkan kesan mendalam.
Yang pertama ada Wat Lok Moli. Saya beruntung bisa melihat beberapa orang melakukan upacara dengan mengerek semacam lonceng ke bagian atas kuil.
Selanjutnya ada Wat Rajamontean. Kuil ini sudah masuk dalam itinerari sejak di Indonesia.
Pasalnya, ada patung Buddha dengan ukuran cukup besar di halaman depan. Mencolok sekaligus menarik untuk disimak.
Wat Chiang Yuen yang ada tidak jauh dari Wat Rajamontean sebenarnya juga punya patung yang mirip. Namun karena lokasinya agak masuk ke dalam gang, tidak banyak orang mengunjunginya.
Terakhir ada Wat Umong Mahathera Chan. Di sini untuk perdana kalinya saya dimintai uang oleh warga lokal, wkwkwk.
Semula hendak saya tolak. namun karena ternyata ia hanya meminta 20 baht (sekitar 8000 rupiah), akhirnya saya beri.
Meski nominalnya tidak besar, tapi terus terang bikin agak sedikit ilfil.
Mengingat selama ini saya menganggap Thailand sebagai negara yang NYAMAN untuk budget traveler seperti saya.
Dan sekilas info, pengalaman serupa nanti saya alami lagi di Chiang Rai. Tunggu saja ceritanya di catper entah episode ke berapa, hehehe.
Makan Nasi Bebek Thailand di Chang Phuak Gate Night Market
Malam harinya, saya mengunjungi Chang Phuak Gate Night Market yang hanya diadakan di hari Jum’at.
Cukup ramai walau tidak terlalu banyak penjual yang ada. Mungkin hanya membentang jalan sepanjang 150 sampai 200 meter. Mayoritas menjajakan makanan dan minuman.
Tepat di ujung ada penjual kuliner yang salah satu menunya adalah Rice Duck.
Berhubung belum pernah sekali pun makan nasi bebek ala Thailand, penasaran juga rasanya seperti apa. Apalagi penampilannya beda banget dengan yang biasa ada di Indonesia.
Alhasil saya putuskan untuk makan malam di sana.
Dan rasanya? Lumayan sih. Tapi nasi-nasi bebek Surabaya tetap paling top mantap isdebes.
Mampir Lamchang Community Walking Street dan Lanna Square
Dalam perjalanan pulang dari Chang Phuak Gate Night Market, saya tidak sengaja menemukan sebuah gang yang dipenuhi berbagai dagangan.
Belakangan saya baru tahu itu adalah Lamchang Community Walking Street. Yang kebetulan diadakan setiap hari Jum’at malam saja.
Terletak di jalan Ratvithi gang 1 dan 2, kita juga bisa melipir ke Lanna Square. Alternatif night market yang menyuguhkan aneka kuliner dengan hiburan live music.
Penutup
Aktivitas di hari ketiga — mengelilingi night market serta kuil di Chiang Mai secara dadakan — membuat saya menyimpulkan tidak perlu itinerari khusus untuk bisa menikmati liburan di kota tersebut.
Yah, asal mau keluar dari hotel dan berkeliling dengan berjalan kaki, ya.
Kalau modalnya naik taksi paling juga tempat yang itu itu saja yang bakalan didatangi, hehehe.
Sampai jumpa di catper edisi berikutnya!
Leave a Reply