Kabel USB adalah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari gadget. Baik itu ponsel maupun tablet. Apalagi saat saya melakukan traveling ke luar negeri. Bukan apa-apa. Jika kepepet, misalnya ketinggalan, hilang, atau rusak, kita masih bisa menemukan benda ini di minimarket-minimarket terdekat. Di luar negeri? Belum tentu. Di Sri Lanka kemarin misalnya. Jangankan cari kabel, cari minimarket aja susah, hehehe.
Kabel USB sendiri memiliki dua fungsi. Pertama untuk men-transfer data dari perangkat gadget ke laptop atau PC. Kedua untuk me-recharge alias mengisi daya. Bisa dari power bank atau dari charger. Karena ada kabel yang hanya bisa digunakan untuk mengisi daya, sebaiknya bawa kabel USB yang bisa melakukan keduanya. Supaya lebih praktis dan tidak memenuhi tas.
Saya pribadi jarang membawa power bank. Maklum, budget traveler. Harus punya seribu trik untuk mengurangi beban ransel, demi menghindari terkena biaya ekstra untuk membeli bagasi. Dan salah satu yang harus ‘dikorbankan’ adalah power bank. Murni hanya mengandalkan kombinasi colokan listrik, charger, dan kabel untuk membuat angka baterai menjadi 100 kembali.
Perhatikan juga jenis kabel USB dengan kebutuhan perangkat gadget yang kita miliki. Ingat bahwa jenisnya beragam. Ada micro-USB, ada type C, dan lain-lain. Saya kebetulan selalu membawa dua handphone saat bepergian, satu menggunakan port micro-USB, satunya lagi USB type C. Memang kurang nyaman karena harus membawa 2 jenis kabel, tapi mau bagaimana lagi.
Setidaknya, ponsel incaran saya berikutnya, Xiaomi Mi Max 3, yang akan menggantikan Mi Max generasi pertama yang saat ini saya gunakan, sudah menggunakan port USB Type-C. Sekarang masih nabung, mungkin beberapa bulan lagi baru kebeli 😀
Pernah ketinggalan kabel? Tentu saja pernah. Yang type C. Untungnya saat itu saya ‘hanya’ sedang jalan-jalan ke Bangkok. Tinggal melipir ke MBK, banyak pilihannya. Malah lumayan, dapet seri Batman yang unik. Sekarang, untuk menghindari hal tersebut berulang, segala perangkat yang berkaitan dengan gadget — kabel, charger, colokan, adapter — sudah saya masukkan ke dalam satu tas kecil dan tidak pernah saya keluarkan dari dalam tas ransel, hehehe.
Pernah juga mengalami kabel yang mendadak kemampuan menghantarkan dayanya berkurang. Ngecas satu jam cuma bertambah beberapa persen saja. Ibaratnya ngobrol sama orang yang kita suka. Kita sudah berbusa-busa, dia hanya merespon dengan malas-malasan.
Yang disebutkan di atas kejadiannya malah baru minggu lalu. Saat sedang berada di Jakarta untuk keperluan keluarga dan survey materi blog. Terpaksa kabel lama masuk ke tempat sampah dan beli yang baru secara online. Sekalian ambil yang mendukung daya arus maksimal 2.1A dan voltase maksimal 5V. Biar lebih gegas lagi dalam mengisi baterai.
Selain untuk mengisi daya, seperti sudah disebutkan sebelumnya, kabel USB berfungsi juga untuk mentransfer data. Data yang umum di sini, karena saya menggunakan telepon genggam, berupa foto maupun video. Hampir setahun belakangan ini saya traveling tanpa membawa kamera. Hanya berbekal kamera HP saja. Sehingga aktivitas utama setelah tiba kembali di rumah adalah memindahkan arsip-arsip foto serta video dari ponsel ke laptop.
Di sini pula kemampuan kabel berbicara. Kabel yang sudah mendukung teknologi USB 3.0 bakalan kencang memindahkan file-file tersebut. Hampir 10 kali lipat jika dibandingkan kecepatan dari yang menggunakan teknologi USB 2.0. Jadi yah, jangan remehkan benda yang satu ini. Meski kelihatan sepele, namun salah pilih atau kurang pemahaman dalam membeli bisa mengurangi produktivitas kita. Setuju, tidak?
Leave a Reply