Traveling ke luar negeri modal berburu tiket arcade? Gak salah baca tuh?
Gak dong. Dan gak cuma sekedar wacana untuk tulisan di blog. Melainkan, pada saat artikel ini tayang, sudah benar-benar saya lakukan.
Mau tahu bagaimana caranya?
Simak yuk penjelasannya di bawah ini.
Daftar Isi
Traveling Ke Luar Negeri Setelah Pandemi
Terakhir menjejakkan kaki di mancanegara adalah pada bulan Februari 2020. Tak lama setelah pulang ke Indonesia, lockdown diberlakukan.
Tidak hanya di negeri tercinta. Melainkan di berbagai belahan dunia.
Rencana ke Filipina di bulan September 2020 pun terpaksa dibatalkan. Untung proses pengembalian tiketnya berjalan lancar. Tidak molor dan berbelit seperti pengalaman banyak orang.
Di tahun 2022, walau satu per satu negara sudah mulai membuka kembali pintu mereka untuk wisatawan, saya memilih untuk menahan diri. Sampai segala prosedur yang berpotensi menggembungkan biaya tidak dibutuhkan lagi.
Kewajiban menggunakan travel insurance misalnya. Atau karantina di hotel selama berhari-hari.
Bulan Oktober ini yang kemudian saya pilih untuk melakukan traveling perdana ke luar negeri di era setelah pandemi.
Namun berhubung pada saat saya membeli tiket pesawat 3 bulan lalu pemerintah Filipina belum sepenuhnya membebaskan wisatawan untuk berkeliling negara mereka (hanya wilayah tertentu saja), maka saya putuskan untuk berkunjung ke Thailand saja.
Mungkin sudah keempat atau kelima kalinya. Lupa.
Detil persiapan traveling, termasuk barang-barang apa saja yang dibawa dan proses pengurusan paspor secara online, akan saya ceritakan di artikel terpisah.
Hasil Berburu Tiket Sebagai Modal Traveling
Ini yang menarik. Setidaknya bagi saya pribadi.
Pasca game center dibuka kembali, saya memang kepikiran satu hal.
Bisa gak sih saya ‘membiayai’ hobi jalan-jalan dari hasil hobi berburu tiket arcade?
Ternyata bisa walau tidak seluruhnya secara langsung.
Jadi, selama 1 tahun belakangan, saya cukup sering menukarkan barang-barang di berbagai game center.
Mulai dari peralatan rumah tangga, alat elektronik, hingga gadget.
Sebagian di antaranya bisa dilihat di IG Pemburu Tiket Arcade.
Yang mungkin tidak saya beritahukan adalah alasan memilih barang-barang tersebut. Bukan sekedar asal.
Ada yang memang hendak digunakan pada saat traveling.
Ada yang kemudian dijual kembali sebagai modal membeli tiket pesawat dan juga membayar biaya penginapan selama traveling.
Contohnya adalah ini. Yang kebetulan belum laku, wkwkwk.
Dan ini tiket pesawat Scoot perjalanan pulang pergi Surabaya – Bangkok yang saya beli dengan menggunakan hasil penjualan barang-barang penukaran tiket arcade.
Sedang untuk akomodasi, total ada 18 hari menginap di beberapa lokasi berbeda.
Lagi-lagi semuanya saya pesan dengan hasil berburu tiket arcade.
Untuk tips menjual kembali barang penukaran tiket nanti akan saya tuliskan di artikel terpisah.
Barang Hasil Penukaran Tiket Yang Dibawa
Selain tiket dan reservasi hotel, ada beberapa perbekalan traveling yang merupakan hasil dari berburu tiket.
Yang kali ini saya bawa adalah tas ransel, smartwatch, dua buah ponsel, dan earphone TWS.
Untuk Nintendo Switch Lite saya tinggal karena kemungkinan kecil dimainkan. Lagipula adaptornya lumayan gede.
Begitu juga untuk gimbal stabilizer Dji Osmo Mobile 4 SE. Tidak saya butuhkan lagi karena action cam Dji Action 2 yang saya bawa sudah memiliki fitur stabilizer yang handal.
Topi tidak termasuk, ya. Cuma pemanis buat nutupin gantungan yang ada di tembok, hehehe.
Ada juga barang yang sebenarnya hendak saya peroleh dari penukaran tiket. Namun batal karena berbagai pertimbangan.
Seperti power bank dan sandal. Keduanya pada akhirnya saya beli sendiri.
Yang disebut pertama untuk berjaga-jaga apabila suatu saat harus mengurus garansi. Agak ribet urusannya kalau diperoleh melalui request souvenir di game center.
Sedang barang yang disebut kedua karena takut nomornya tidak pas apabila tidak dicoba langsung, hehehe.
Penutup
Seperti yang dulu pernah saya sampaikan, mengumpulkan tiket arcade bagi saya tidak ubahnya seperti menabung.
Bisa ditukarkan dengan barang apa saja pada saat ada kebutuhan.
Dari segi nominal memang tidak selalu untung. Tapi jika memperhitungkan unsur hiburan yang diperoleh, jelas saya tidak merugi.
Dan dari ‘studi kasus’ kali ini, terbukti bahwa kemungkinan hasil yang bisa diraih tidak terbatas.
Termasuk untuk modal traveling ke luar negeri sekali pun.
Semoga bisa menginspirasi. Selamat bermain arcade!
Leave a Reply