Review Film Kuntilanak 3 (2022) | Niat Sekolah Malah Nyaris Celakah

Setelah 3 tahun berselang, “Kuntilanak 3” menghadirkan kembali petualangan Dinda bersama saudara-saudari tirinya dalam menghadapi teror makhluk gaib tersebut.

Sayangnya, karakter tersebut tidak lagi diperankan oleh Sandrinna Michelle. Melainkan diganti dengan Nicole Rossi.

Bagi saya, Sandrinna berhasil memerankan dengan baik karakter Dinda di kedua film prekuelnya. Menarik untuk melihat apakah Nicole Rossi bisa menghadirkan kualitas akting yang setidaknya setara dengannya atau tidak.

Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?

Simak yuk sinopsis beserta review singkat dari film Kuntilanak 3 di bawah ini.

Sekilas Tentang

poster film kuntilanak 3

poster film kuntilanak 3

Dinda yang dianggap aneh oleh anak-anak desa karena kekuatannya, tanpa sengaja melukai Panji dan Ambar. Dia menyesal dan meminta Bibi Donna untuk mendaftarkannya di Sekolah Mata Hati, agar dia bisa belajar mengendalikan kekuatannya.

Tanggal Rilis: 30 April 2022
Durasi: 1 jam 45 menit
Sutradara: Rizal Mantovani
Produser: Raam Punjabi
Penulis Naskah: Alim Sudio
Produksi: MVP Pictures
Pemain: Nicole Rossi, Andryan Bima, Ali Fikry, Adlu Fahrezi, Ciara Brosnan, Sara Wijayanto, Nafa Urbach, Amink, Wafda Saifan, Nena Rosier, Romaria Simbolon, Clarice Cutie, Irish Ise, Emmie Lemu, Khafi Maheza

Sinopsis Film / Alur Cerita

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Semenjak pulang dari Ujung Sedo, Dinda (diperankan oleh Nicole Rossi) semakin sulit untuk mengontrol kemampuannya.

Ia bahkan tanpa sengaja melukai Panji (diperankan oleh Adlu Fahrezi) dan Ambar (diperankan oleh Ciara Brosnan).

Tidak ingin hal yang sama terulang, Dinda meminta agar ibu tirinya, tante Dona Wilhemina (diperankan oleh Nena Rosier) untuk memasukkannya ke Sekolah Mata Hati, sebuah sekolah khusus untuk anak-anak yang memiliki kemampuan cenayang.

Seolah gayung bersambut, kepala sekolah tersebut, Baskara (diperankan oleh Wafda Saifan), tiba-tiba menelpon Dona dan menawarkan apakah ia hendak mendaftarkan Dinda ke sekolah.


Dona dan Dinda tiba di sekolah. Mereka disambut oleh Stefani (diperankan oleh Ise Irish), yang kemudian memperkenalkan pada Baskara dan miss Adela (diperankan oleh Nafa Urbach), salah satu staf pengajar.

cuplikan film kuntilanak 3

cuplikan film kuntilanak 3

Di salah satu ruangan, Dinda melihat adanya keris yang disegel dalam kotak. Namanya keris Jogo Bumi.

Baskara menyatakan bahwa itu adalah keris milik Mbah Kusno, pendiri sekolah, yang dulunya memiliki kekuatan untuk memutihkan energi hitam.

Sayangnya, sejak kematian mbah Kusno, kekuatan keris tersebut juga menghilang.

Istri mbah Kusno sendiri, Eyang Sukma (diperankan oleh Sara Wijayanto), berada di sebuah tempat di sekolah. Hanya Baskara yang diberi ijin untuk menemuinya.


Dinda lanjut berkenalan dengan beberapa murid lain. Di antaranya adalah Dennis (diperankan oleh Farras Fatik), Mala (diperankan oleh Romaria Simbolon), dan Uci (diperankan oleh Clarice Cutie).

Dennis memiliki kemampuan mengendalikan bola api, Mala memiliki kemampuan untuk menyembuhkan luka seseorang, sedang Uci mampu melakukan teleport atau dikenal dengan ilmu saipi angin.

Sementara itu, Miko (diperankan oleh Ali Fikry) mendapat informasi bahwa sering terjadi kasus murid hilang secara misterius di Sekolah Mata Hati.

Ada pula berita mengenai penampakan kuntilanak.

Mengetahui hal itu, ia pun mengajak Kresna (diperankan oleh Andryan Bima) untuk menyusul Dinda dan membawanya pulang.


Terungkap bahwa Eyang Sukma sebenarnya adalah keturunan Mangkujiwo. Baskara adalah salah satu pengikutnya.

Nyai Ratu Kuntilanak bersemayam di dalam tubuh Sukma.

Namun untuk mempertahankannya, ia harus memangsa jiwa anak-anak yang memiliki kemampuan cenayang. Setelah melakukan itu, ‘usianya’ akan bertambah 1 tahun.

Salah satu korbannya adalah Citra, yang pernah sekamar dengan Mala dan Uci.


Berkat bimbingan dari Adela, Dinda mulai bisa mengontrol kemampuannya.

Mengetahui kekuatan Dinda, Adela dan Bejo berusaha untuk merahasiakannya dari Sukma dan Baskara.

Sayangnya, Sukma dan Baskara sudah terlanjur mengetahuinya.

Sukma yakin bahwa Dinda adalah keturunan Mangkujiwo yang terakhir.


Miko dan Kresna menyusup masuk ke sekolah Mata Hati.

Mereka sempat terpergok oleh miss Lemu (diperankan oleh Emmie Lemu), namun diselamatkan oleh Adela.

Setelah tahu tujuan kedatangan mereka, Adela dan Bejo meminta keduanya untuk menyamar menjadi murid baru dan tinggal di kamar Dennis.

Belakangan Dinda bertemu dengan Miko dan Kresna. Ia menolak mentah-mentah saat diajak pulang oleh Miko. Ia bahkan kecewa karena menganggap Kresna tidak mengerti dirinya.


Dennis menjadi target tumbal berikutnya. Ia mendadak hilang tanpa kabar.

Miko dan Kresna yang curiga lantas melakukan penyelidikan.

Mereka mendapati miss Lemu diam-diam mengambil barang pribadi Dennis dan menyimpannya di sebuah lemari.

Di lemari tersebut ternyata ada barang-barang milik para murid yang selama ini dikabarkan menghilang. Termasuk Citra.


Baskara mempertemukan Sukma dengan Dinda.

Tanpa curiga, Dinda mempersilahkan Sukma membaca pikirannya.

Usai melakukannya, Sukma pun menyadari bahwa Dinda bukan sekedar keturunan Mangkujiwo. Melainkan seorang jagal kuntilanak.

Dan menyantap jiwa Dinda bisa membuat ratu kuntilanak bersemayam di tubuh Sukma hingga 80 tahun ke depan.

Tanpa membuang waktu lagi, Baskara mulai melakukan persiapan ritual.

Mulai dari membuat Dinda tak sadarkan diri; menculik Mala, Uci, dan beberapa murid lain untuk dikorbankan; serta mengadakan ziarah dadakan untuk menyingkirkan para penghuni sekolah yang lain.

Untungnya Miko dan Kresna berhasil menyelinap keluar dari bus sebelum berangkat.


Dinda, Uci, Mala, Dennis, dan beberapa murid lain tersadar dalam kondisi terikat di halaman sekolah.

Tak lama ritual pun dimulai.

Sukma muncul dan mulai memangsa jiwa salah satu murid.

Sesaat kemudian Adela, Bejo, Miko, dan Kresna muncul. Mereka berhasil membebaskan Dinda dkk.

Para pengikut Mangkujiwo tentu tidak tinggal diam.

Adella yang punya kemampuan mengontrol pikiran membuat beberapa di antaranya menyerang Baskoro. Sayang Baskoro mampu menghabisi mereka dengan mudahnya.

Sementara itu Dennis dan Uci sukses menyingkirkan miss Lemu.


Miko terpisah dari rombongan. Sementara yang lain masuk ke dalam ruangan, Bejo sengaja menunggunya di luar.

Yang datang malah Baskara.

Setelah melalui pertarungan sengit, Bejo berhasil mengalahkannya.

Miko sendiri saat itu malah nyasar ke sarang kuntilanak.


Kotak segel keris Jogo Bumi pecah akibat kekuatan Dinda.

Adela pun memintanya menggunakan keris tersebut untuk mengalahkan kuntilanak.

Sayangnya, karena masih takut menghadapinya, Dinda ragu menggunakan keris tersebut.

Setelah bertemu dengan Miko, awalnya Dinda dkk berniat untuk kabur.

Namun ia lantas mengurungkan niatnya dan mengajak yang lain untuk bersama-sama menghadapi kuntilanak. Semuanya setuju.

Beberapa saat kemudian mereka tiba di sarang kuntilanak.

Kuntilanak berhasil menyerang Adela dan membuatnya sekarat. Di tengah kesadarannya, Adela berpesan agar Dinda menyanyikan durmo Lingsir Wengi untuk memisahkan kuntilanak dari dalam tubuh Sukma.

Setelah Kresna giliran menjadi korban, Dinda akhirnya menguatkan diri.

Dengan tegas ia menyatakan tidak takut lagi terhadap kuntilanak. Seiring dengan lantunan durmo Lingsir Wengi, sebuah pohon tumbuh di belakangnya.

Begitu kuntilanak keluar dari dalam tubuh Sukma, Dinda membuat pohon tersebut menyerang kuntilanak dengan ranting-rantingnya.

Melihatnya, Sukma justru memilih untuk mati bersama kuntilanak.

Setelah keduanya musnah, Adela dan Kresna pulih kembali.

Ulasan / Review Film Kuntilanak 3

Tidak bisa dipungkiri, Sekolah Mata Hati yang ada dalam film ini kental sekali kemiripannya dengan sekolah sihir Hogwarts-nya Harry Potter.

Pun begitu saat Bejo melawan Baskara. Saya yang BUKAN Marvel fan boy saja langsung membandingkan aksi Bejo dengan Doctor Strange. Yang lagi-lagi kental kemiripannya.

Namun di luar itu, tidak bisa dipungkiri pula bahwa “Kuntilanak 3” mampu menyuguhkan sebuah tontonan yang sangat menghibur. Jauh lebih cocok menjadi film lebaran ketimbang “KKN Di Desa Penari“.

Hampir seluruh naskahnya rapi. Didukung dengan akting pemain yang juga hampir seluruhnya meyakinkan.

Babak puncak bisa dibilang sebagai titik balik dimana eksekusinya menjadi berantakan.

Terburu-buru hingga mengabaikan logika di beberapa bagian. Termasuk beberapa di bagian tengah.

Seperti Dinda yang bisa dengan mudahnya menemukan dimana Miko dan Kresna tidur.

Atau Dinda yang masih sempat-sempatnya ‘ceramah’ sebelum menghajar si kuntilanak.

Alhasil, akting Nicole Rossi yang sebenarnya sudah oke di awal mendadak jadi terlihat berlebihan di menjelang akhir.

Efek CGI dari hantu kuntilanak sendiri patut diberi acungan jempol. Keren beud.

Penampakannya pun nyaris konsisten. Seandainya saja tidak dirusak oleh kemunculan beberapa tubuh yang digantung di pohon depan sekolah. Yang tidak penting penting amat karena tidak berhubungan dengan cerita.

Saya suka dengan beberapa detil yang ditambahkan. Seperti efek gigi Eyang Sukma yang sekelebat menjadi gigi taring saat ia menyeringai pada Dinda.

Atau adanya seekor serangga yang tiba-tiba merayap lantas terbang dari tubuhnya.

Rizal Mantovani juga berhasil mempertahankan kemampuannya mengolah film horor yang dibintangi oleh bocil.

Yang diberi porsi lebih hanyalah yang dari dua film sebelumnya mampu berekspresi secara meyakinkan.

Dalam hal ini adalah Ali Fikry, pemeran Miko, dan Andryan Bima, pemeran Kresna.

Seimut-imutnya Ciara Brosnan, tentu kita semua setuju bahwa skill aktingnya masih terbatas.

Untuk sinematografi sendiri cukup oke. Memanjakan mata di beberapa bagian.

Penutup

Tidak sempurna, tapi masih layak ditonton. Jika memang ini adalah bagian akhir dari trilogi Kuntilanak versi bocil, “Kuntilanak 3” berhasil menutupnya dengan baik.

Efek visual, terutama efek sosok kuntilanak-nya sendiri, amat meyakinkan. Hampir tanpa cela.

Tradisi yang ada dalam dua film prekuelnya terjaga. Seperti aksi pertarungan yang menegangkan. Serta selipan guyonan ala bocah.

Aktor aktris anak-anak yang karakternya mendapat porsi lebih juga yang memang bisa tampil ekspresif.

Tahu sendiri, kan? Seringkali ada karakter anak kecil yang acap muncul di layar dan diberi jatah dialog berlebihan. Padahal tampangnya datar dan tanpa ekspresi sama sekali.

Again, lebih layak ditonton ketimbang film horor Indonesia yang satu lagi yang tayangnya bersamaan.

Saat artikel ini ditulis, film “Kuntilanak 3” ini dapat ditonton di jaringan bioskop XXI dan CGV.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

review film kuntilanak 3
Review Kuntilanak 3 2022
  • Story
  • Acting / Characters
  • Horror
  • Recommended Watching
2.8

Summary

Efek visualnya juara. Naskah tidak sempurna namun tidak sepenuhnya berantakan. Hanya ada beberapa kejanggalan seperti yang biasa ditemui di film bergenre serupa. Kemiripan vibe Sekolah Mata Hati dengan sekolah Hogwarts-nya Harry Potter sulit untuk dibantah.

2 Comments

  1. Louisa

    Thank youu….

  2. GILAKK INI REVIEW BENER-BENER ADIL, SAYA BARUSAN NONTON DAN WAW INI SANGAT MENGGAMBARKAN KISAH DARI AWAL HINGGA AKHIR, MESKI SEDIKIT MELOMPAT-LOMPAT. NAMUN, TERLEPAS DARI ITU SEMUA, SUDUT PANDANG PENULIS REVIEW INI SUNGGUH KOMPLEKS. I LIKE IT!! 😀

Leave a Reply