Review Film KKN Di Desa Penari (2022) | Akibat Berbuat Maksiat Di Saat Pengabdian Masyarakat

“KKN Di Desa Penari” akhirnya hadir setelah tertunda selama lebih dari 2 tahun. Awalnya, film horor ini dijadwalkan rilis pada tanggal 19 Maret 2020 lalu.

Ceritanya sendiri diadaptasi dari kisah viral karya SimpleMan. Tentang pengalaman gaib yang dialami oleh sekelompok mahasiswa yang tengah menjalani KKN di sebuah desa terpencil.

Yang kini menjadi pertanyaan. Dengan hype yang sudah sekian lama terlewat, akankah film ini masih ditunggu oleh orang-orang yang dulunya penasaran dengan ceritanya?

Juga, layakkah untuk ditonton? Atau malah zonk seperti parodinya, “Ghostbuser: Misteri Desa Penari“?

Simak yuk sinopsis beserta review singkat dari film KKN Di Desa Penari di bawah ini untuk tahu jawabannya.

Sekilas Tentang

poster film kkn desa penari

poster film kkn desa penari

Enam mahasiswa yang harus melaksanakan KKN di desa terpencil diperingatkan untuk tidak melewati batas gerbang terlarang yang menuju ke tempat misterius yang mungkin terkait dengan sosok penari cantik yang mulai mengganggu mereka.

Tanggal Rilis: 30 April 2022
Durasi: 2 jam 1 menit
Sutradara: Awi Suryadi
Produser: Manoj Punjabi
Penulis Naskah: Lele Laila, Gerald Mamahit
Produksi: MD Pictures, Pichouse Films
Pemain: Tissa Biani, Adinda Thomas, Achmad Megantara, Aghniny Haque, Calvin Jeremy, Fajar Nugraha, Kiki Narendra, Aulia Sarah

Sinopsis Film / Alur Cerita

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Atas bantuan mas Ilham (diperankan oleh Andri Mashadi Trinugraha), Ayu (diperankan oleh Aghniny Haque), Nur (diperankan oleh Tissa Biani), Bima (diperankan oleh Achmad Megantara), Anton (diperankan oleh Calvin Jeremy), Widya (diperankan oleh Adinda Thomas) dan Wahyu (diperankan oleh Fajar Nugraha) diperbolehkan untuk melakukan KKN di sebuah desa terpencil di tengah hutan.

Kepala desanya adalah pak Prabu (diperankan oleh Kiki Narendra).

Pun begitu, Prabu mengingatkan agar mereka jangan sekali-kali melewati perbatasan hutan dan masuk ke area yang dinamakan Tapak Tilas.


Nur dan Widya mulai mengalami hal-hal gaib.

Mereka melihat penampakan sosok tinggi besar berwarna hitam dengan mata merah menyala. Serta seorang wanita penari yang belakangan diketahui bernama Badarawuhi (diperankan oleh Aulia Sarah).

Saat Nur menceritakannya pada Prabu dan Mbah Buyut (diperankan oleh Diding Boneng), terungkap bahwa sebenarnya ada desa gaib yang tinggal berdampingan dengan desa tempat mereka melakukan pengabdian masyarakat.

Nur juga ternyata memiliki sosok pendamping. Seorang wanita tua berbadan bongkok bernama Mbah Dok (diperankan oleh Dewi Sri).


Sementara itu, sikap Bima terlihat berubah.

Ia acap menghilang tanpa pamit. Ia juga tidak pernah lagi beribadah.

Suatu ketika, Nur mencuri dengar pembicaraan Bima yang mempertanyakan kenapa Ayu menghilangkan kawat duri (gelang) yang seharusnya ia berikan pada Widya.

Belakangan Nur justru memergoki Bima dan Ayu berhubungan intim di sebuah pemandian yang ada di area Tapak Tilas.

Di saat bersamaan, sepeda motor yang digunakan Wahyu dan Widya, yang baru saja membeli perbekalan di kota, mogok di tengah hutan.

Mereka lalu ditolong oleh warga lokal yang mengaku berasal dari desa sebelah.

Sembari menunggu motor diperbaiki, keduanya diajak untuk ikut serta dalam hajatan mereka.

Widya mendadak panik begitu melihat sosok penari Badarawuhi di sana.

Ia buru-buru mengajak Wahyu pulang. Sebelum itu, Wahyu sempat membungkus beberapa makanan yang dihidangkan.

Beberapa saat kemudian, keduanya bergabung dengan Nur dkk.

Mendengar cerita Wahyu, yang lain bingung karena pak Prabu sudah pernah memberitahu bahwa tidak ada desa lain di hutan.

Wahyu mencoba membuktikan dengan menunjukkan bungkusan makanan yang ia bawa. Semuanya terkejut begitu tahu isinya adalah kepala monyet yang masih berdarah.


Badarawuhi merasuki tubuh Widya dan menemui Nur.

Ia mengingatkan Nur agar jangan ikut campur dengan urusannya.

Belakangan, ganti mbah Dok yang merasuki tubuh Nur.

Ia memberitahu Widya bahwa akan ada dua orang teman mereka yang celaka dan tidak bisa meninggalkan desa tersebut dengan selamat.


Kepada Nur, Bima mengaku khilaf.

Ia bermimpi melihat Widya dengan tubuh terlilit ular. Saat itu, Badarawuhi muncul dan berjanji akan menolong Widya.

Syaratnya, Bima harus memberikan gelang kawat duri pada Widya. Serta memenuhi semua permintaan Badarawuhi.

Nur langsung ngeh bahwa Bima sudah membuat perjanjian dengan jin.


Nur menemukan gelang kawat duri dan selendang berwarna hijau di tas Ayu.

Ayu rupanya juga didatangi oleh Badarawuhi. Sempat enggan memberikan gelang tersebut pada Widya, Ayu melakukannya setelah Badarawuhi berjanji memberikan imbalan selendang tersebut.

Bukan selendang biasa, melainkan selendang yang bisa membuat Bima jatuh hati kepadanya.

Sama halnya dengan Bima, Nur pun menyatakan Ayu sudah membuat perjanjian dengan jin.


Nur memutuskan untuk menghentikan kegiatan KKN mereka. Walau ada yang keberatan, pada akhirnya semua setuju.

Malam harinya, Widya mengikuti Bima yang lagi-lagi pergi ke pemandian di Tapak Tilas.

Saat diintip, Bima ternyata tengah berhubungan intim dengan Badarawuhi dan sejumlah ular.

Ketika hendak kabur, Widya dihadang oleh para penghuni desa gaib yang belakangan diketahui bernama Angkaramurka.

Ia lalu dibawa dan dikurung di sana bersama dengan Ayu.


Nur terbangun dan mendapati tubuh Ayu dalam kondisi kaku. Mata dan mulutnya terbuka.

Begitu mengetahui hal itu, Prabu segera memerintahkan warga untuk mencari Widya dan Bima.

Mbah Buyut kemudian datang. Ia meyakini jiwa teman-teman Nur telah ditahan di Angkaramurka.

Ia lantas berubah menjadi anjing hitam dan pergi menyelamatkan Widya.

Sayangnya, jiwa Ayu saat itu telah menjadi penari yang baru, menggantikan Badarawuhi. Ia dikutuk untuk terus menari tanpa henti.

Nasib serupa dialami oleh Bima.

Tubuhnya diketemukan dalam kondisi kaku seperti Ayu.

Ia meninggal 3 hari setelah meninggalkan desa. Sementara Ayu meninggal 3 bulan kemudian.

Ulasan / Review Film KKN Di Desa Penari

Yang bagusnya dulu. Yaitu akting para pemeran utamanya. Semuanya tampil dengan meyakinkan. Tidak berlebihan atau terkesan dibuat-buat.

Sinematografi oke. Di atas rata-rata. Walau tidak sampai ke tahap yang bikin harus bilang wow.

Nah, sebaliknya, yang paling bikin ilfil adalah dialognya. Banyak penggunaan kata berbahasa Jawa yang tidak pas.

Baik yang berbentuk kalimat utuh maupun yang bercampur dengan bahasa Indonesia.

Sebagai orang Jawa, saya pribadi merasa sangat terganggu.

Apalagi, terkadang terjemahan atau subtitle bahasa Indonesia (dan bahasa Inggris) yang muncul tidak sesuai dengan yang diucapkan.

Sempat ada dialog dan teks Indonesia yang menyebutkan SATU orang namun subtitle bahasa Inggris-nya ditulis DUA orang.

Unsur horornya juga mengecewakan. Sebagai film yang digadang-gadang menawarkan kengerian, “KKN Di Desa Penari” sama sekali tidak ada ngeri-ngerinya.

Lebih ngeri puasa takut tidak sengaja batal gegara mendengar suara desahan hubungan intim yang tersirat di beberapa adegan.

Naskah bisa dibilang baik-baik saja. Hanya ada beberapa adegan yang dragging dan sebenarnya tidak perlu perlu amat.

Penutup

Bagi saya, “KKN Di Desa Penari” gagal memenuhi ekspektasi. Failed to live up to the hype kalau kata orang bule.

Kehebohan cerita viralnya tidak berhasil diduplikasi saat dibawa ke layar lebar.

Adanya beberapa adegan yang bertele-tele / tidak penting serta dialog bahasa Jawa yang ngawur bisa dibilang menjadi penyebab utamanya.

Belum ditambah dengan elemen horor yang tidak menyeramkan sama sekali.

Akting jajaran pemeran utama yang oke jadi terasa sia-sia.

Saat artikel ini ditulis, film “KKN Di Desa Penari” ini bisa ditonton di jaringan bioskop XXI dan CGV.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

review film kkn di desa penari
Review KKN Di Desa Penari 2022
  • Story
  • Acting / Characters
  • Horror / Jump Scare
  • Recommended Watching
2.1

Summary

Adaptasi yang gagal memenuhi ekspektasi. Cerita viralnya dulu jauh terasa lebih menegangkan. Akting oke, namun dialognya meh. Beberapa adegan terasa tidak penting dan bertele-tele.

Leave a Reply