Rekap Perjalanan Bangkok Pattaya 2022 | Tetap Hepi Walau Harus Traveling Sembari Mencari Rejeki

Sudah lebih dari seminggu semenjak perjalanan Bangkok Pattaya saya di tahun 2022 ini berakhir.

Perjalanan tersebut merupakan traveling perdana saya sejak vakum selama 2 tahun akibat pandemi.

Destinasi awal sebenarnya adalah Filipina. Namun karena pada saat membeli tiket pesawat di bulan Juli lalu belum seluruh daerah di negara tersebut dibuka kembali untuk wisatawan, akhirnya saya pilih destinasi yang sudah saya kenal luar dalam — Thailand.

Yang membedakan kegiatan traveling kali ini dengan yang sebelum-sebelumnya adalah tujuannya.

Tidak sekedar healing. Melainkan juga untuk mengumpulkan materi alias membuat konten. Baik untuk Youtube maupun blog.

Lantas seperti apa persiapan yang saya lakukan sebelum melakukan perjalanan? Tempat-tempat atau lokasi apa saja yang saya datangi?

salah satu destinasi perjalanan bangkok pattaya 2022

Simak yuk cerita singkatnya di bawah ini.

Persiapan Traveling

Sebagai budget traveler, saya sudah terbiasa berjalan kaki ke sana kemari mencari alamat demi menghemat pengeluaran.

Apalagi jika hanya untuk berpindah ke lokasi yang masih dalam jangkauan walking distance. Sekitar 1-2 km.

Sehingga, melangkahkan kaki sejauh 10-15 km setiap harinya saat traveling bukanlah hal yang aneh lagi.

Yang membuat perjalanan Bangkok Pattaya ini menjadi sedikit lebih menantang adalah kebutuhan membuat konten.

Kebetulan, kanal Youtube yang tengah saya kembangkan bertipe jalan keliling. Atau walking around istilah bulenya.

Dengan demikian, otomatis jarak yang harus ditempuh dengan berjalan kaki bakalan di atas rata-rata yang selama ini saya lalui.

Persiapan Bawaan

Dari segi barang bawaan bisa dibilang tidak ada kendala. Mengingat beberapa tahun terakhir saya sudah bertransformasi menjadi light backpacker. Hanya membawa barang yang 100% dibutuhkan saja.

Untuk traveling kali ini ada sedikit modifikasi mengingat Thailand masih berada dalam masa transisi musim hujan dengan musim kemarau di akhir bulan Oktober.

Tambahan beberapa lembar baju terpaksa saya sertakan untuk berjaga-jaga apabila terjebak hujan atau banjir saat berada di luar akomodasi.

Trik membawa pakaian yang sudah tidak lagi digunakan atau memang akan dipensiunkan tetap menjadi andalan.

Alhasil, walau saat berangkat ada tambahan baju di luar kebiasaan, ransel saya tetap jauh lebih ringan di saat pulang kembali ke Indonesia.

Saya juga membeli ransel baru yang relatif lebih ringan dan lebih tahan air. Lagi-lagi untuk mengantisipasi hadirnya hujan di tempat tujuan.

Persiapan Fisik

Bersyukurlah turis-turis yang punya dana berlimpah karena bisa santai berpindah-pindah tanpa harus banyak mengeluarkan tenagah.

Tinggal naik taksi dan duduk santai menikmati AC di tengah hiruk pikuk jalanan kota.

Berbeda dengan yang mengandalkan sepasang kaki atau transportasi publik lainnya. Seperti kereta dan bus.

Suka tidak suka, persiapan fisik harus dilakukan.

Agar kaki tidak kram di saat asik berkeliling.

Untuk meningkatkan stamina secara umum, sejak awal bulan September saya rutin melakukan latihan basket arcade. Hampir setiap hari.

Meskipun terlihat sepele, bermain 3-4 sesi basket arcade secara serius setara dengan berjalan kaki sejauh 1.5 hingga 2 km.

2 minggu menjelang keberangkatan, persiapan saya tingkatkan dengan mulai berjalan berkeliling membuat konten seputar kota Surabaya. Kota tempat saya tinggal.

Sekitar 5 km sekali jalan.

Hasil Persiapan Traveling

Harus diakui, kali ini saya tergocek berita dan video yang saya lihat sebelum perjalanan dilakukan. Terutama yang berkaitan dengan kondisi cuaca di Thailand. Khususnya Bangkok dan Pattaya.

Walau memang terkadang hujan masih turun, namun sudah tidak lagi separah yang saya bayangkan.

Tambahan pakaian ekstra sebenarnya tidak perlu saya bawa.

Untung saya batal bawa payung dan jas hujan.

Di sisi lain, persiapan fisik terbukti sangat bermanfaat.

Rata-rata jarak berjalan kaki yang saya tempuh setiap harinya mencapai angka 12 km.

Bahkan sempat menembus angka 20 km.

Yang kebetulan lupa saya persiapkan adalah kekuatan paha.

Langsung pegel di 3 hari pertama gegara banyak naik turun tangga stasiun.

cobaan pejalan kaki

Untung setelah itu mulai kebal dan terbiasa.

Hawa di kota Bangkok terus terang juga banyak membantu. Panasnya tidak bikin gerah.

Asli. Keringat yang keluar saat jalan kaki seharian masih jauh lebih sedikit ketimbang bermain basket arcade 2 sesi.

Sayangnya, hal serupa tidak terjadi di Pattaya.

Seolah berbanding terbalik, udara di sana bikin keringat bercucuran.

Mungkin karena banyak obyek cuci mata di kota tersebut yang bikin otak dan pikiran jadi panas, hehehe.

Rekap Perjalanan Bangkok Pattaya 2022

Nah, selama lebih dari dua minggu melakukan perjalanan Bangkok Pattaya, tempat-tempat apa saja yang saya datangi?

Rekap daftarnya bisa teman-teman lihat pada tabel di bawah ini.

Yang perlu diingat, seperti sudah disebutkan sebelumnya, saya juga melakukan pembuatan konten di kedua kota tersebut.

Sehingga rutenya bisa dibilang random karena sangat tergantung pada mood dan juga kebutuhan konten.

blusukan ke area seperti ini

Sebagai contoh, kemarin saya beberapa kali mengunjungi MBK Center.

Tidak untuk berbelanja. Melainkan untuk membuat konten bermain basket arcade di game center Hero City yang ada di sana.

Ada juga yang seharusnya saya datangi di hari A namun saya ubah ke hari B.

Biasanya karena sudah capek bikin konten dan ingin mengembalikan suasana hati dengan mengunjungi tempat yang saya yakin bakal saya sukai.

Penutup

Pada dasarnya, traveling sembari ‘bekerja’ tanpa mengabaikan kenyamanan dan ego masih mungkin untuk dilakukan. Perjalanan Bangkok Pattaya 2022 ini menjadi buktinya.

Detil setiap harinya nanti menyusul saya ceritakan. Masih menunggu hingga konten pendukungnya dipublikasikan di Youtube maupun situs saya yang lain.

Dan jangan khawatir. Tetap ada kejutan dan kejadian tidak terduga seperti kegiatan traveling saya yang lain.

Gak sengaja menemukan bangunan yang sudah bertahun-tahun saya cari salah satunya.

gak sengaja nemu bangunan yang sudah tahunan dicari

Penasaran, kan? Tunggu deh artikel catatan perjalanan berikutnya.