Di cerita sebelumnya, Sela yang berusaha menemui Belinda dipertunjukkan sebuah dongeng mengenai “Snow White dan Rose Red”. Kisahnya tentang kakak beradik yang sedang tidak akur namun di akhir terlihat salah satunya (Rose Red) rela mengorbankan diri agar Snow White bisa selamat dari maut. Apakah itu ada hubungannya dengan perseteruan Sela dan Belinda? Simak kelanjutan kisahnya dalam sinopsis komik Grimm Fairy Tales #24 berikut.
Sinopsis Komik *SPOILER*
Once they were as close as sisters, but over the years Sela and Belinda have become the deadliest of enemies. As Sela searches for a final confrontation with the heartless Belinda she recalls a forgotten fairy tale that will help show her what choice she must make.
Story: Joe Tyler, Ralph Tedesco, Raven Gregory
Art: Kris Carter
Color: Nei Ruffino, Garph Henderson, Anne Pogoda
Letter: Thomas Mauer
Judul Edisi: Snow White & Rose Red: Part 2
Tanggal Rilis: Maret 2008
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!
Belinda memerintahkan anak buahnya untuk menangkap Sela. Pun begitu, Sela berhasil melumpuhkan kroco-kroco tersebut dengan mudah. Belinda tidak menyerah begitu saja. Kali ini ia menghadirkan tiga ekor beruang yang ada dalam dongeng “Goldilocks And The Three Bear” (GFT #9) untuk menyerang Sela. Lagi-lagi Sela berhasil lolos.
Sebagai serangan balasan, Sela mengambil bukunya lantas memunculkan sosok serigala dalam “Red Riding Hood” (GFT #1). Belinda menghadapinya dengan memanggil sosok Beast dalam “Beauty And The Beast” (GFT #13).
Perang tokoh dongeng terus berlanjut hingga Belinda memutuskan untuk menyerang Sela secara frontal. Sela lalu mengeluarkan pedang Excalibur dan mulai bertarung melawan Belinda. Pertarungan tersebut sebenarnya dimenangkan oleh Sela. Namun akal bulus Belinda membuat Sela lengah. Ia pun menusuk Sela dari belakang dengan pedangnya, lantas kabur dengan menggunakan cermin.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Sela berpesan pada Samantha Darren bahwa ia punya masa depan yang cerah sebagai orang yang hebat. Ia memintanya untuk pergi kembali ke dunianya melalui cermin yang sama dengan Belinda tadi dan memanfaatkan baik-baik kesempatan kedua yang ia peroleh.
Gak ada yang salah dengan cerita ‘akhir’ (???) Sela Mathers ini. Yang salah adalah artworknya. Tidak hanya buruk, melainkan juga terlihat malas. Seperti hanya dikerjakan setengah setengah. Sayang sekali untuk edisi puncak seperti ini.
Yang jadi pertanyaan sekarang, benarkah Sela telah mati? Atau seperti layaknya cerita dongeng, ia bakalan hidup kembali? Kita tunggu saja kelanjutannya di edisi-edisi mendatang.
Leave a Reply