Dalam filomografinya, sutradara Billy Christian pernah menyutradarai 5 film horor. Setelah “The Sacred Riana: Beginning” yang sangat mengecewakan, “Tuyul Part 1” jadi karya keduanya yang saya tonton. Agak khawatir juga dengan embel-embel “part 1” di belakangnya sementara hingga sekarang belum ada dengung mengenai “part 2”-nya sama sekali. Tapi marilah kita simak saja bersama-sama sinopsis dan review singkatnya. Semoga kualitasnya jauh di atas judul yang saya sebut pertama itu.
Sinopsis Singkat
Pasangan suami istri Daniel (diperankan oleh Gandhi Fernado) dan Mia (diperankan oleh Dinda Kanya Dewi) baru saja pindah ke rumah ibu Mia di daerah pegunungan. Kebetulan Daniel mendapat proyek besar dari kantornya untuk menangani daerah perkebunan di sana. Mia sebenarnya enggan karena punya pengalaman buruk di sana, namun ia sadar tidak ada pilihan lain. Terlebih saat ini ia sedang dalam kondisi hamil anak pertama, yang tentu membutuhkan biaya untuk proses persalinannya nanti.
Proyek yang digadang-gadang Daniel ternyata direbut oleh rekannya sendiri, Robby (diperankan oleh Frans Nicholas). Karena kesal, Daniel meluapkannya dengan membanting barang-barang yang ada di ruang kerjanya, di bagian loteng rumah. Saat itu sebuah pintu kecil tiba-tiba terbuka dan sebuah botol terjatuh keluar.
Sejak kejadian itu Mia mulai melihat penampakan sosok tuyul di sudut-sudut rumah. Ia sempat mengungkapkan hal tersebut pada Daniel, namun Daniel tidak mempercayainya. Situasi bertambah parah dengan hilangnya uang-uang simpanan warga sekitar.
Untuk membuktikan bahwa yang ia lihat bukanlah halusinasi, Mia mencoba menjebak tuyul tersebut dengan menggunakan baskom yang diisi kepiting. Ia juga merekam ruangan dengan handycam sebagai bukti. Meski tidak berhasil menangkap si tuyul, penampakannya terekam di handycam.
Mia lantas menunjukkan video tersebut pada beberapa warga. Tanpa disangka, mereka justru menuduh Karina (diperankan oleh Citra Prima), tetangga Mia, sebagai pemilik tuyul tersebut. Itu membuat Mia sedikit syok dan merasa bersalah.
Belakangan barulah terungkap bahwa justru Daniel yang telah memelihara tuyul. Tidak sekedar untuk mengumpulkan uang, melainkan juga untuk membalas dendam pada Robby. Ia menjanjikan bayinya untuk diserahkan pada sang tuyul jika keinginannya itu dipenuhi.
Mengetahui hal itu, Mia mencoba untuk kabur dari rumah. Usahanya sia-sia. Pun begitu, Daniel mencegah si tuyul yang hendak mencelakai Mia. Itu berujung pada kematian Daniel akibat marahnya si tuyul.
Di saat genting, datang Karina bersama Bi Inah (diperankan oleh Inggrid Widjanarko), asisten rumah tangga, menolong. Keduanya ternyata diberi mandat oleh ibu Mia untuk diam-diam menjaga Mia dari tuyul tersebut.
Tanggal Rilis: 9 April 2015
Durasi: 92 menit
Sutradara: Billy Christian
Produser: Gandhi Fernando, Laura Karina
Penulis Naskah: Luvie Melati, Billy Christian, Gandhi Fernando
Produksi: Renee Pictures
Pemain: Dinda Kanya Dewi, Gandhi Fernando, Citra Prima, Inggrid Widjanarko, Karina Nadila, Neni Anggraeni, Allan Wangsa, Bubah Alfian, Frans Nicholas, Dimas Hary, Dini Vitri, Dicky Topan
Review Singkat
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Sedih saya menonton film ini. Potensinya sebenarnya besar sekali untuk setidaknya menjadi trilogi semacam “Kuntilanak”-nya Julie Esteele. Yah, ada kesan sedikit meniru juga sih, dengan adanya klan pemelihara tuyul. Tapi masih oke menurut saya. Apalagi adegan penutupnya benar-benar mengejutkan, bikin penasaran bakal seperti apa ceritanya apabila berlanjut.
Sayangnya ada beberapa bagian, baik dari naskah maupun eksekusi, yang terasa kurang rapi. Memang bisa ditolerir tapi tampaknya lumayan berdampak pada kekurangberhasilan film “Tuyul Part 1” ini bioskop. Bahkan dengan batas bawah box office yang sangat rendah di tahun 2015 (hanya di angka dua ratus ribuan saja) film ini tidak mampu menembusnya.
Alur ceritanya sendiri memang tidak terlalu istimewa. Klise. Yang menarik adalah kisah pemelihara tuyul yang sudah turun temurun di keluarga Mia. Dari lukisan keluarga terlihat semua anggota keluarga memiliki ‘peliharaan’ mereka masing-masing. Seru.
Yang saya bingung sih dari penampakan tuyulnya. Setahu saya ada yang memerankannya (bukan efek CGI), tapi di beberapa bagian kok terlihat sekali penggunaan efek CGI-nya. Buruk pula. Patah patah dan jelas kalau tempelan. Bakal lebih bagus kalau sepenuhnya tanpa CGI rasanya.
Untuk pemain, lagi-lagi acungan jempol harus diberikan kepada Dinda Kanya Dewi. Menyaksikan kualitas aktingnya di film ini dan “Reuni Z“, jadi agak sayang kenapa doi lebih banyak bermain di sinetron kacangan ketimbang di film layar lebar…
Penutup
Untuk sebuah film horor, dari cerita maupun unsur horornya “Tuyul Part 1” tidak mengecewakan. Memang belum maksimal, tapi masih cukup layak untuk ditonton. Apabila sedikit dirapikan lagi, terutama dari alur maupun pembangunan nuansa ketegangannya, bisa jadi kandidat film horor terbaik di tahun 2015. Yang jelas, dengan latar cerita maupun kejutan di ending yang, yah, mengejutkan, saya pasti akan jadi pembeli tiket pertama seandainya saja suatu saat nanti Part 2-nya digarap. 7/10.
Catatan: rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply