Review Film Teluh (2022)

Kemarin nyaris melewatkan “Teluh”. Di sebuah aplikasi pemesanan tiket online, statusnya sudah tayang sejak beberapa hari lalu. Jadi saya kira memang tidak akan tayang di bioskop Surabaya.

Untungnya kemarin sempat iseng cek ulang aplikasi tersebut, hehehe.

Walau tidak sold out di penayangan perdana seperti “Makmum 2“, jumlah penontonnya lumayan.

Saya bahkan tiga kali harus mengulang proses reservasi karena kursi yang dipilih keburu diambil orang lain.

Sepertinya ini pertanda bahwa industri film di Indonesia sudah mulai bangkit kembali. Tinggal menunggu waktu saja hingga tingkat okupansi di bioskop diperbolehkan untuk kembali normal.

Lantas apakah film ini memang layak untuk ditonton? Seperti apa ceritanya?

Untuk tahu jawabannya, simak yuk sinopsis beserta review singkatnya di bawah.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Alur Cerita / Sinopsis Singkat

poster film teluh

poster film teluh

Pak Indra (diperankan oleh Baron Hermanto) adalah pemilik sebuah perusahaan batik.

Ia memiliki istri bernama bu Farida (diperankan oleh Daisy S. Brata) dan tiga orang anak — Yudha (diperankan oleh Ferdi Ali), Diana (diperankan oleh Monique Henry), dan Febby (diperankan oleh Nadira Sungkar).

Di belakang mereka, Indra rupanya menjalin hubungan asmara dengan Yulia (diperankan oleh Farahdiba Ferreira), salah seorang karyawati di pabrik.

Suatu hari Yulia hamil dan menuntut pertanggungjawaban Indra. Alih-alih mengiyakan, Indra menawarkan untuk memberikan rumah dan sejumlah uang asal Yulia mau menggugurkan kandungannya.

Yulia menolak karena tidak tega untuk membunuh darah dagingnya sendiri.

Beberapa hari kemudian, seseorang membunuh Yulia di rumahnya.

6 bulan kemudian, pembantu di rumah keluarga Indra, bi Sutinah (diperankan oleh Yati Pesek), melihat ada teluh braja jatuh ke atap rumah.

Pembantu yang lain, pak Udin (diperankan oleh P Waluyo), tidak mempercayainya.

Tak berapa lama, keluar gumpalan rambut dari mulut Farida. Ia pun jatuh sakit.

Sejak itu teror teluh berlangsung di rumah Indra. Bahkan membuat Farida dan Diana meninggal dunia.

Yakin kematian Yulia ada hubungannya, Indra berusaha mencari kedua orangtua Yulia, Barnas dan Mardiah (diperankan oleh Vonny Anggraini).

Tebakannya benar. Mardiah benar yang mengirimkan teluh tersebut. Tujuannya untuk membalas dendam atas kematian Yulia.

Kendati demikian, terungkap bahwa pelaku pembunuhan yang sesungguhnya bukanlah Indra.

Tanggal Rilis: 20 Januari 2022
Durasi: – menit
Sutradara: Dedy Mercy
Produser: Dedy Mercy
Penulis Naskah: Gambulano APH
Produksi: 786 Production, Mercusuar Films, Black Horse Entertainment, Morning Sky Entertainment
Pemain: Baron Hermanto, Ferdi Ali, Monique Henry, Farahdiba Ferreira, Nadira Sungkar, Yati Pesek, P Waluyo, Vonny Anggraini

Review Singkat

Film ini menghadirkan tema yang seharusnya bisa dikulik secara mendalam.

Sayangnya, ilmu santet atau teluh yang digambarkan di layar hanya yang sudah umum diketahui khalayak ramai.

Terbatas pada keluarnya gumpalan rambut dan kawat dari dalam perut.

Entah ini karena kemalasan penulis naskah untuk melakukan riset atau ya memang tidak ingin menghadirkan yang lebih daripada itu.

Saya lebih curiga yang pertama.

Pasalnya, dialog di sepanjang film juga tidak meyakinkan. Berputar-putar dan banyak pengulangan.

Ini menjadi masalah tersendiri karena film ini jelas mengandalkan interaksi antar karakter melalui dialog dan ekspresi wajah.

Eman-eman mengingat sebagian bintang utama sudah mengeluarkan kemampuan aktingnya secara maksimal.

Tanpa perlu membaca biografinya saja terlihat bahwa, Baron Hermanto dan Vonny Anggraini misalnya, punya pengalaman akting yang tidak sepele.

Menjadi rusak akibat deretan kata yang berantakan.

Ada pula adegan ajaib. Dimana bi Sutinah yang sebelumnya terlihat paham benar soal santet, justru kemudian terlihat tidak tahu apa-apa ketika Indra menunjukkan telur teluh kepadanya.

Juga ketika Indra menyuruh Yudha memukul Farida yang kerasukan dengan meja kayu di ujung ruangan, padahal di sebelah mereka persis ada kursi kayu.

Atau ketika Farida mencekik Diana, 5 (LIMA!) orang dewasa lain di sekitarnya cuma plonga plongo tanpa ada usaha menyelamatkan.

Atau Mardiah yang bisa menguasai berbagai macam ilmu hitam (santet plus vodoo) hanya dalam waktu singkat.

Yah, sudahlah.

Setidaknya ada poin plus tersendiri. Yaitu bagaimana film ini berusaha menunjukkan bahwa siapa pun yang berbuat dosa, apapun alasan dan bentuknya, pasti akan mendapat ganjaran.

Penutup

Jujur awalnya saya tidak berharap banyak saat pertama melihat trailernya.

Namun begitu menonton “Teluh”, saya justru merasa kecewa karena film ini gagal mengoptimalkan potensi yang ia punya.

Wajar jika ada beberapa penonton yang jenuh dan memilih keluar sebelum waktunya.

Akting yang mengesankan terhempas oleh rentetan dialog yang membosankan.

Ditambah pengambilan gambar dan CGI yang kurang maksimal membuat momen yang harusnya sangar jadi mental.

3/10. Harusnya bisa lebih baik lagi.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf teluh
Review Teluh
  • Story
  • Acting / Characters
  • Recommended Watching
1.5

Summary

Punya potensi namun tidak dimanfaatkan dengan baik. Akting menawan dirusak oleh dialog yang berantakan. Masih tidak bisa lepas dari adegan janggal seperti halnya film Indonesia serupa.

1 Comment

  1. Vonny Anggraini

    Terima kasih utk reviewnya. Semoga kami bisa berkarya dengan lebih baik di masa mendatang. Hatur nuhuun

Leave a Reply