Review Film Room 203 (2022) | Misteri Lubang Di Tembok Yang Bikin Otak Mentok

“Room 203” (atau “Kamar 203”) adalah film horor yang diadaptasi dari novel Jepang karangan Nanami Kamon berjudul sama.

Film ini sebenarnya sudah selesai diproduksi sejak awal tahun 2021. Baru pada bulan Oktober lalu Vertical Entertainment membeli hak distribusinya di Amerika Serikat.

Dari judulnya, rasanya tidak sulit untuk menduga bahwa alurnya bercerita mengenai sebuah kamar yang berhantu.

Lantas seperti apakah cerita selengkapnya? Layakkah untuk ditonton?

Simak yuk alur cerita beserta review singkat dari film “Room 203” di bawah ini.

Sekilas Tentang

poster film room 203

poster film room 203

Ketika sahabat Kim dan Izzy pindah ke apartemen yang gelap dan misterius, mereka menjadi yakin bahwa rumah baru mereka dihantui oleh roh jahat. Saat mereka menyelidiki sejarah yang tersiksa, mereka menemukan masa lalu yang mengerikan dari penghilangan, ritual setan dan harta benda yang menjangkiti setiap mantan penyewa Kamar 203.

Tanggal Rilis: 15 April 2022
Durasi: 103 menit
Sutradara: Ben Jagger
Produser: Annmarie Sairrino, Moeko Suzuki, Kat McPhee, Ben Anderson, Eric Gibson
Penulis Naskah: John Poliquin, Nick Richey, Ben Jagger
Produksi: Ammo Entertainment, Ammo Inc.
Pemain: Francesca Xuereb, Viktoria Vinyarska, Eric Wiegand, Scott Gremillion

Sinopsis Film / Alur Cerita

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Chad (diperankan oleh Jeroen Frank Kales) merenovasi kamar bernomer 203 di sebuah apartemen. Sebuah lubang di tembok yang baru saja ia tambal tiba-tiba terbuka lagi dengan sendirinya.

Bob (diperankan oleh Terry J. Nelson), pengelola, memberitahu bahwa hal itu selalu terjadi.

Entah ada hubungannya atau tidak, tidak ada penyewa yang bertahan lama di kamar tersebut.

Sepeninggal Bob, Chad mencoba mengorek ke dalam lubang. Sesuatu mendadak melukai tangannya. Pun begitu, ia memperoleh sebuah kalung dari dalam lubang tersebut.

Malam harinya, kekasih Chad, Lena (diperankan oleh Cameron Inman), datang menemaninya bekerja. Chad lantas memberikan kalung yang ia temukan kepadanya.

Tak disangka, Lena tiba-tiba dirasuki dan menggorok lehernya.


Kim White (diperankan oleh Francesca Xuereb) dan sahabatnya, Izzy Davis (diperankan oleh Viktoria Vinyarska) menjadi penghuni baru di kamar 203.

Kedatangan mereka disambut oleh pemilik gedung, Ronan (diperankan oleh Scott Gremillion). Ronan mengatakan bahwa karena lantai 2 baru selesai direnovasi, maka yang menghuni lantai tersebut hanya mereka berdua dan juga dirinya.

Kim sempat hendak menyentuh jendela patri yang ada di kamar. Ronan langsung memarahinya. Ia melarang keduanya menyentuh jendela tersebut dengan alasan nilai sejarah yang tinggi.

Malam harinya, melihat ada lubang di tembok di kamarnya, Kim memutuskan untuk memajang cermin di sana agar tertutup. Begitu Kim pergi, cermin tersebut oleng dengan sendirinya.

Belakangan cermin tersebut jatuh dan lubang tersebut melebar.


Esok harinya, Izzy menemukan kalung (yang sebelumnya ditemukan oleh Chad) dari dalam lubang tembok. Ia langsung memakainya tanpa curiga.

Malamnya, Kim ikut menemani Izzy pergi blind date dengan Tony (diperankan oleh Quinn Nehr). Ada Steve (diperankan oleh Sam A Coleman) juga di sana.

Steve sempat mengganggu Kim. Dengan sigap Izzy menghajarnya hingga tak sadarkan diri.

Tony lantas menemani mereka kembali ke apartemen.

Saat Tony sedang buang air, sosok tidak terlihat tiba-tiba menusuk tubuhnya dengan sebilah pisau.

Kim dan Izzy sendiri kemudian tidak curiga Tony menghilang begitu saja karena menganggapnya sudah pulang tanpa pamit.


Kim terlambat mengikuti ospek di kampus barunya.

Seorang mahasiswa bernama Ian (diperankan oleh Eric Wiegand) menawarkan diri untuk memberikan tur perkenalan kampus kepadanya. Dengan senang hati Kim menerima.

Saat ngobrol, mengetahui Kim sedang membantu Izzy untuk move on pasca kematian ibunya, Ian memberi saran agar Kim membuat tulisan tentang itu untuk laporan kuliah Dr. Phillips (diperankan oleh Timothy McKinney).

Sikap Ian yang ramah membuat Kim mulai jatuh hati.


Malam harinya, Kim menemukan kotak musik di lemari. Dari tulisan yang terukir, itu adalah pemberian dari Liam McNally (diperankan oleh Reece Roark) untuk istrinya yang bernama Karen.

Saat sedang tidur, Kim seperti melihat ada sesuatu merambat masuk ke dalam lubang.

Izzy mendadak datang ke kamarnya dalam kondisi seperti sedang tidur berjalan. Ia membawa sebuah kotak musik yang sebelumnya ditemukan Kim.

Darah mengalir dari kepalanya. Ia rupanya baru saja membentur-benturkan kepalanya di pintu kamar Kim.

Untuk menenangkannya, Kim lalu membawanya tidur bersamanya.


Esok harinya, Izzy mengaku tidak ingat apa-apa.

Kendati demikian, ia memberitahu bahwa saat kecil ia memang acap berjalan sambil tidur.

Ia menambahkan semalam berkenalan dengan Sandy (diperankan oleh Bria Fleming), asisten casting yang kemudian mengajak Izzy untuk mengikuti casting sebuah acara TV.

Kim balik menceritakan tentang Ian.


Saat sedang kuliah online, Kim berkonsultasi pada Dr. Phillips mengenai artikel tentang Izzy yang ia tulis.

Dr. Phillips tidak mempermasalahkan. Ia hanya mengingatkan agar hal itu tidak merusak hubungannya dengan Izzy.

Tak lama Izzy pamit untuk pergi casting. Terlihat ia mengenakan kalung yang ia temukan.

Sepeninggal Izzy, Kim memajang kembali cermin di tembok untuk menutupi lubang.


Kim menghabiskan harinya bersama Ian.

cuplikan film room 203

cuplikan film room 203

Malam harinya, cermin di kamar Kim tiba-tiba terjatuh.

Tahu Izzy baru saja pulang bersama Sandy dan tidak ingin mengganggu mereka, tanpa sengaja Kim malah menginjak pecahan kaca cermin.

Beberapa waktu kemudian, Kim mendapati Izzy berdiri termenung di depan jendela sembari membawa kotak musik.

Ketika didekati Izzy justru langsung kabur menggunakan lift.

Mengetahui Izzy turun di basemen, Kim lantas menyusulnya. Ia mengira Izzy sedang mengalami sleep walking seperti sebelumnya.

Setelah menyusuri ruangan demi ruangan yang terbengkalai, Kim berhasil menemukan Izzy.

Anehnya, begitu ia menutup kotak musik, Izzy langsung berteriak dengan syok.


Ian menyarankan agar Kim menggali lebih jauh mengenai apa yang terjadi pada Izzy. Ia bahkan menawarkan diri untuk membantunya.

Tiba di apartemen, Kim dan Ian terkejut mendapati pintu apartemen dalam kondisi terbuka lebar.

Alih-alih Izzy, justru ada Ronan di ruang tamu. Ia mengaku baru saja membersihkan kaca jendela.

Ia juga memperingatkan agar Kim tidak lagi berkeliaran di basemen.

Penasaran dengan jendela patri, Ian langsung memotretnya untuk nantinya dicaritahu asal usulnya.

Kim lanjut menunjukkan kotak musik. Anehnya, kotak musik tersebut kini tidak mengeluarkan suara sama sekali.

Izzy sempat muncul memberitahu bahwa ia tidak lolos dalam audisi.

Berdasarkan fakta-fakta yang ada, Kim dan Ian mulai melakukan investigasi. Banyak hal yang terungkap.

Mulai dari lukisan di jendela patri yang berkaitan dengan pemujaan terhadap berhala (pagan) hingga kasus-kasus kematian misterius yang terjadi di apartemen. Tepatnya di kamar 203.


Tubuh Izzy terlihat dirasuki oleh makhluk gaib. Ada mata yang mengintip dari balik lubang.

Sementara itu, Kim terbangun dan mendapati seekor burung gagak di tempat tidurnya.

Sesaat kemudian burung tersebut terbang dan menghilang. Ian mencoba meyakinkan bahwa Kim hanya sedang bermimpi.


Izzy tanpa sengaja menemukan artikel tentangnya yang sudah ditulis oleh Kim.

Sementara itu, di sebuah katedral, Ian menemukan petunjuk mengenai jendela patri yang ada di apartemen.

bingung maksudnya apa

bingung maksudnya apa

Kim sendiri pergi menemui Milton Briggs (diperankan oleh Rick LaCour), mantan penghuni apartemen sekaligus saksi mata saat Liam membunuh Karen yang tengah hamil.

Milton menyatakan bahwa pada saat kejadian tersebut Liam seperti sedang dirasuki. Pandangannya kosong dan sama sekali tidak mempedulikan keberadaannya.

Milton menambahkan bayi yang dikandung Karen ternyata selamat. Sayangnya ia tidak tahu apa yang terjadi dengan bayi tersebut.


Izzy mengkonfrontir Kim yang telah menulis tentangnya tanpa ijin.

Kim mencoba memberi penjelasan namun Izzy sama sekali tidak mau mendengarnya.

Di kamar, Kim melampiaskan emosinya dengan menjebol tembok yang berlubang.

Tanpa disangka sepotong tangan tiba-tiba terjatuh.

Belum hilang keterkejutan Kim, seseorang menariknya dari belakang.


Ian menemukan fakta baru mengenai jendela kaca patri di kamar apartemen.

Ia bergegas menuju apartemen untuk menceritakannya secara langsung pada Kim.


Kim tersadar dalam kondisi terikat. Orang yang tadi menariknya ternyata adalah Ronan, yang tak lain dan tak bukan adalah putra dari Liam dan Karen.

Kedua orangtuanya adalah pemuja Morrigu / Morrigan, salah satu dewa pagan, yang acap muncul dalam wujud burung gagak.

Karena tidak mau meneruskan pemujaan tersebut, mereka bernasib nahas.

Ronan memutuskan untuk melanjutkan ritual tumbal karena tidak ingin mengalami nasib serupa.

Orang yang menemukan kalung adalah yang dipilih oleh Morrigu untuk menjadi tumbal.

Izzy sendiri rupanya selama ini berusaha untuk melawan agar tidak bisa dirasuki sepenuhnya. Sehingga usaha ‘pembunuhannya’ selalu gagal.


Ian tiba di apartemen. Ia auto terkejut melihat ada potongan tangan di lantai kamar Kim.

Izzy, yang sepertinya dalam kondisi terasuki, muncul dan menghampiri Ian.


Ronan memulai ritual untuk membunuh Kim sebagai tumbal bagi Morrigu yang rupanya berada di dalam jendela patri.

Kim berhasil meloloskan diri dan kabur. Ia mampir ke kamarnya untuk mengajak Izzy pergi bersama.

Tidak disangka, yang ia temukan adalah tubuh Ian yang sudah tidak lagi bernyawa.

Mengetahui Ronan mencarinya, Kim turun ke basemen. Tak lama Ronan menyusul.

Kim sempat melihat sosok yang menyerupai Liam sebelum kemudian Ronan memojokkannya.

Saat Ronan hendak menembaknya, anehnya tubuh Ronan bergerak sendiri. Ia justru bunuh diri.

Kim lalu bertemu dengan Izzy. Ia meminta agar Izzy melepaskan kalung yang ia pakai.

Izzy, yang masih dirasuki oleh Morrigu, mati-matian berusaha mengontrol dirinya.

Untunglah Kim akhirnya bisa menarik kalung tersebut terlepas dari leher Izzy.

Sebelum meninggalkan apartemen, Kim terlebih dahulu memecahkan jendela patri.

Sepeninggal mereka, terlihat ada sosok Morrigu di balik jendela yang pecah.

Ulasan / Review Film Room 203

Baru masuk kuliah tapi sudah tahu harus membuat laporan? Ini saya yang kurang paham sistem pembelajaran di luar negeri atau filmnya yang ngawur, ya?

Entahlah. Yang jelas, itu bukan satu-satunya momen yang membingungkan dalam film “Room 203” ini.

Paling utama adalah mengenai lubang di tembok. Hingga akhir, sama sekali tidak diungkap apa hubungan antara lubang tersebut dengan Morrigu. Keduanya seperti dua misteri yang berdiri sendiri.

Tidak seperti lubang pada dinding dalam “The Whole Truth” yang jelas penyebabnya.

Banyak penjelasan yang setengah setengah. Memaksa kita untuk mandiri menarik benang merah.

Sayangnya, sebagian gagal untuk dipahami. Hubungan jendela patri di katedral dengan yang ada di apartemen misalnya.

Atau munculnya sosok Liam di basemen. Juga kenapa Liam serta Karen dibunuh oleh Morrigu.

Ditambah dengan kondisi pencahayaan yang terlalu gelap. Sama sekali tidak membantu usaha kita mendalami alur cerita.

Seperti halnya kebanyakan film horor dari negara barat, unsur seramnya tidak ada apa-apanya dibandingkan film horor Indonesia yang kualitasnya di bawah rata-rata sekalipun.

Apalagi jika yang disuguhkan tidak konsisten seperti dalam “Room 203”.

Coba tonton “308“-nya Denny Sumargo dan Shandy Aulia. Sama-sama tentang kamar, tapi kualitas horornya jauh berbeda. Bagai bumi dan langit.

Sinematografi? Tidak ada yang memanjakan mata.

Sama tidak memuaskannya dengan akting jajaran pemain yang terasa pas-pasan.

Penutup

Naskah yang tidak sempurna menjadikan “Room 203” sulit untuk dinikmati.

Sebagian jawaban misteri disajikan tanpa ada penjelasan yang cerah untuk menarik benang merah.

Unsur horor yang tidak seram, sinematografi yang kurang, serta akting yang di bawah standar gagal memberikan suntikan motivasi bagi otak untuk berpikir ekstra dan memahami jalan ceritanya.

Film “Room 203” ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Amazon Prime.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

review film room 203
Review Room 203
  • Story
  • Acting / Characters
  • Element of Surprise
  • Recommended Watching
1.3

Summary

Sulit dipahami, terlebih dinikmati. Penjelasan misteri terkesan dipaksakan dan disampaikan asal-asalan. Horor tidak seram, hanya mengandalkan pencahayaan yang (terlalu) gelap.

Leave a Reply