Jarang jarang ini. Pas buka Netflix, pas ada film yang baru rilis. Genre horor pula, favorit.
Judulnya adalah “The Whole Truth” (ปริศนารูหลอน), asal negara Thailand.
Ceritanya tentang kakak beradik yang menemukan sebuah lubang misterius di tembok rumah kakek nenek mereka. Apa yang mereka lihat di balik tembok melalui lubang tersebut ternyata berhubungan dengan rahasia masa lalu keluarga mereka.
Seperti apa? Layakkah film ini untuk ditonton?
Yuk simak sinopsis dan juga review singkatnya di bawah ini, ges.
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Alur Cerita / Sinopsis Singkat
Pasca ibunya, Mai (diperankan oleh Nicole Theriault), mengalami tabrakan mobil dan koma, Pim (diperankan oleh Punpun Sutatta Udomsilp) dan Putt (diperankan oleh Mac Nattapat Nimjirawat) tiba-tiba didatangi oleh pasangan suami istri Pong (diperankan oleh Hmu Sompob Benjathikul) dan Wan (diperankan oleh Koi Tarika Thidathit) yang mengaku sebagai kakek dan nenek mereka. Keduanya diajak untuk tinggal bersama hingga nantinya Mai sadar.
Pim yang awalnya ragu sedikit demi sedikit mulai percaya. Terlebih setelah melihat terdapat foto-foto lama Mai di kamar yang mereka gunakan, yang menurut Wan adalah bekas kamar Mai.
Belakangan diketahui bahwa Wan menderita demensia, serta Pong adalah orang yang temperamental.
Semenjak Pim dan Putt tinggal di rumah Pong, kejadian-kejadian aneh mulai mereka alami. Mulai dari hilangnya Latte kucing mereka, Wan yang seperti kesurupan, hingga adanya lubang di tembok yang hanya bisa dilihat oleh Pim dan Putt.
Saat mereka mengintip lubang tersebut, yang tampak adalah sebuah rumah tua dan sosok anak kecil berwujud mengerikan.
Pim meyakini bahwa yang mereka lihat itu adalah hantu. Ia pun meminta agar Putt tidak lagi mengintip ke dalam lubang.
Kendati demikian, suara-suara misterius yang terdengar dari balik tembok membuat keduanya penasaran dan kembali mengintip lubang tersebut. Tentu saja, penampakan mengerikan yang terlihat.
Fakta dari ruangan di balik tembok yang selalu gelap membuat Putt berteori bahwa lubang tersebut merupakan wormhole alias lubang waktu. Apa yang mereka lihat sebenarnya terjadi di masa lalu.
Pong marah karena keduanya masih saja membahas lubang di tembok. Ia pun memutuskan untuk menutup tembok tersebut dengan lemari.
Di luar dugaan, sebuah energi mendorong lemari tersebut hingga terjatuh.
Sementara itu, terungkap bahwa Pong adalah pensiunan polisi. Ia dendam pada Chaiyut (diperankan oleh Steven Isarapong Fuhrer), anak kepala polisi, yang ia yakini telah menabrak Mai.
Tahu pihak kepolisian melepaskan Chaiyut karena kurang bukti, diam-diam Pong membunuhnya.
Di rumah sakit, Mai tersadar. Saat dokter hendak menghubungi Pong, Mai justru terlihat ketakutan. Terlebih setelah ia tahu anak-anaknya berada di rumah Pong. Dengan panik ia menyatakan bahwa Pim dan Putt harus secepatnya meninggalkan rumah tersebut.
Kembali terjadi keanehan di rumah Pong. Muncul lubang baru di bagian tembok yang berbeda.
Wan yang kebetulan berada di sana ketakutan melihatnya. Ia menceritakan bahwa sebenarnya ia sudah tersiksa oleh lubang tersebut sejak 15 tahun silam. Pong, yang tidak melihatnya, mengira Wan sakit dan sengaja memberikan obat-obatan kepadanya.
Suara ekstrim membuat Pim penasaran dan mengintip lubang tersebut. Begitu pula Putt.
Masa lalu Mai, Pong, Wan, dan suami Mai, Krit (diperankan oleh Atichart Lee), akhirnya terungkap.
Anak perempuan yang terlihat dari balik lubang ternyata adalah Pinya, anak Mai. Ia tewas akibat kelalaian suami Mai, tanpa sengaja meminum racun tikus yang dikira sirup.
Krit, menurut pengakuan Pong saat itu, tewas bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri.
Mai mendadak muncul dan mengajak Pim serta Putt untuk pergi bersamanya.
Saat ketiganya hendak meninggalkan rumah, Pong tiba dan memaksa mereka untuk kembali masuk ke dalam.
Terungkap bahwa Wan rupanya yang telah membunuh Pinya dengan racun. Ia juga dalam beberapa hari terakhir berusaha melakukan hal sama terhadap Putt.
Wan beralasan ia tidak ingin putrinya memiliki keturunan tidak sempurna seperti Pinya dan Putt. Ia menganggapnya sebagai sebuah karma buruk.
Sembari mengancam Pong dan Wan agar tidak lagi mengganggu keluarganya jika tidak ingin perbuatan mereka dilaporkan ke polisi, Mai membawa Pim dan Putt pergi.
Malam harinya, arwah Chaiyut merasuki tubuh Wan. Reflek Pong menembaknya hingga tewas.
Setelah tahu yang ia bunuh adalah istrinya sendiri, Pong kemudian bunuh diri.
Di akhir, dalam kilas balik, terungkap bahwa yang membunuh Krit sejatinya adalah Mai.
Tanggal Rilis: 2 Desember 2021
Durasi: 2 jam 5 menit
Sutradara: Wisit Sasanatieng
Produser: Sangar Chatchairungruang
Penulis Naskah: Abishek J. Bajaj
Produksi: Transformation Films
Pemain: Sompob Benjathikul, Sadanont Durongkaweroj, Steven Isarapong, Thasorn Klinnium, Mac Nattapat Nimjirawat, Keetapat Pongrue, Nicole Theriault, Tarika Tidatid, Sutatta Udomsilp
Review Singkat
Di antara sekian banyak film horor masa kini yang memilih untuk mendaur ulang template cerita usang, “The Whole Truth” tampil beda dengan menghadirkan twist yang tidak biasa.
Sosok Wan yang demensia umumnya digunakan sebagai karakter yang tahu rahasia namun tidak dipercaya oleh yang lain. Saya pun di awal sudah pesimis perannya bakal sedemikian rupa.
Ternyata saya salah. Ia rupanya tidak benar-benar demensia. Bahkan menjadi salah satu antagonis yang terselubung.
Menariknya, tema ‘kebenaran sesungguhnya’ yang diusung tuntas diimplementasikan ke dalam naskah. Baik Pong, Wan, dan Mai punya rahasia yang disembunyikan.
Yang merusak justru sub-plot Pim, Maew, dan Fame. Tidak penting dan tidak berpengaruh sama sekali terhadap alur keseluruhan.
Saya pikir Pim bakal down setelah videonya disebarkan. Nyatanya ia baik-baik saja. Pun bisa tenang membalas kelakuan Maew.
Untuk horornya sendiri sangat biasa. Tidak ada jump scare di dalamnya. Cenderung berulang dan membosankan.
Akting Koi Tarika Thidathit sebagai Wan layak diberi acungan jempol. Terlihat jelas kemampuan seni perannya, terutama saat karakter aslinya terlihat di menjelang klimaks.
Wajar mengingat beliau adalah seorang aktris senior.
Sayang bintang lain tidak bisa mengimbanginya. Terlihat jomplang walau tidak jelek-jelek amat.
Penutup
“The Whole Truth” memberi sajian film horor dengan twist yang tidak terduga. Saya terjebak, mengira ceritanya bakal seperti film bergenre serupa kebanyakan.
Yang menjadi masalah, sebagai sebuah film horor, “The Whole Truth” gagal dalam menakut-nakuti. Suasana tegang pun terasa tanggung. Tidak sukses membuat bulu kuduk berdiri.
Secara keseluruhan, film ini tidak mengecewakan. Layak ditonton dari segi cerita. Asal jangan berharap bakal merinding ketakutan.
6/10.
Film ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Netflix.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply