Review Film Perempuan Bergaun Merah (2022) | Misteri Pesta Miras Yang Bikin Nyawa Terkuras

Menggadang-gadang nama Timo Tjahjanto di kursi produser, “Perempuan Bergaun Merah” jadi salah satu film horor Indonesia yang banyak ditunggu kehadirannya di tahun 2022.

Fun fact, judul awal dari film ini adalah “Sebelum Iblis Menjemput Ayat 3: Dajjal”.

Ya, ini sebenarnya adalah sekuel dari “Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2“.

Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?

Simak yuk sinopsis beserta review singkat dari film Perempuan Bergaun Merah di bawah ini.

Sekilas Tentang

poster perempuan bergaun merah

poster perempuan bergaun merah

Dinda adalah seorang siswa introvert yang diteror oleh hantu perempuan berbaju merah. Namun, kepedulian Dinda terhadap adik dan teman-temannya membuat Dinda pantang menyerah untuk memecahkan misteri yang dihadapinya, meski nyawanya terancam.

Tanggal Rilis: 3 November 2022
Durasi: 1 jam 31 menit
Sutradara: William Chandra
Produser: Wicky V. Olindo, Timo Tjahjanto
Penulis Naskah: William Chandra
Produksi: Frontier Pictures, Rapi Films, Legacy Pictures
Negara: Indonesia
Pemain: Tatjana Saphira, Refal Hady, Stella Cornelia, Faradina Mufti, Ibrahim Risyad, Jordy Rizkyanda, Aufa Assagaf, Dayu Wijanto, Dewi Pakis

Sinopsis Film / Alur Cerita

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Dinda (diperankan oleh Tatjana Saphira) dan Kara (diperankan oleh Stella Cornelia) berpesta miras di apartemen Kara bersama dengan Rosa (diperankan oleh Faradina Mufti), Gerry (diperankan oleh Ibrahim Risyad), Wisnu (diperankan oleh Jordy Rizkyanda), dan Marko (diperankan oleh Aufa Assagaf).

Saat mabuk, Dinda hendak diperkosa oleh Wisnu. Berhasil meloloskan diri, Dinda yang ketakutan memutuskan untuk pergi meninggalkan apartemen Kara begitu saja.

Esok harinya, ibu Kara (diperankan oleh Dayu Wijanto) datang dan mendapati apartemen putrinya dalam kondisi berantakan. Kara tidak ada di sana.

Sebulan kemudian, ibu Kara mendatangi nenek Wong (diperankan oleh Dewi Pakis), seorang cenayang. Nenek Wong menyatakan bahwa Kara sudah meninggal.

Meyakini Dinda ada kaitannya dengan kematian Kara, ibu Kara pun menyalahkan Dinda.

Anehnya, tak lama setelahnya, Dinda dihantui oleh sosok perempuan bergaun merah.

Wisnu, Gerry, dan Rosa bahkan berturut-turut mati di tangan hantu tersebut.

Dengan petunjuk dari nenek Wong dan bantuan dari Putra (diperankan oleh Refal Hady), kekasih Kara, Dinda mencoba untuk menemukan jasad Kara agar arwahnya tenang dan ia tidak dihantui lagi olehnya.

Ulasan / Review Film Perempuan Bergaun Merah

Setelah “Karma” di tahun 2008, akhirnya ada lagi film horor lokal yang mengusung unsur budaya Tionghoa.

Sekilas jadi seperti melihat film horor dari negeri tirai bambu. Versi kearifan lokal.

Yang digabungkan dengan genre misteri pembunuhan. Yang lumayan bikin geregetan karena sedari awal petunjuk keberadaan jasad Kara sebenarnya sudah terpampang nyata.

Saya lupa judulnya. Namun pernah ada juga film horor lokal yang dibumbui dengan misteri pembunuhan. Yang jelas sudah pernah diulas di sini.

Nah, dari segi cerita sendiri, secara keseluruhan “Perempuan Bergaun Merah” masih bisa dinikmati.

Selipan komedi yang datang dari karakter tidak terduga pun sukses menggocek tawa penonton.

Sayang tidak luput dari adanya kejanggalan logika. Seperti Dinda yang secara random membawa senter di dalam tasnya.

Juga ketika ia memilih untuk mengenakan gaun di saat tahu hendak beraktivitas fisik.

Jump scare dan adegan sadis yang disuguhkan dieksekusi dengan baik. Di awal.

Semakin ke belakang terasa sekali semakin berantakan. Agak mengecewakan jadinya.

Di sisi lain, beberapa pemain — Tatjana Saphira, Dayu Wijanto, Dewi Pakis — sukses berakting di atas rata-rata.

Penutup

Walau tidak gagal total, “Perempuan Bergaun Merah” agak gagal memenuhi ekspektasi.

Saya juga curiga embel-embel bagian dari trilogi “Sebelum Iblis Menjemput” hanyalah sekedar gimmick belaka. Mengingat atmosfer yang dibawa jauh berbeda.

Akting beberapa pemain berkualitas. Eksekusi jump scare dan adegan sadis pun keren.

Sayang semakin mendekati puncak justru semakin keteteran. Ditambah dengan adanya beberapa adegan janggal.

Overall, masih layak tonton. Namun tidak usah berharap ada hubungannya dengan “Sebelum Iblis Menjemput”.

Yang jelas, unsur budaya Tionghoa yang diusung menjadi nilai plus tersendiri.

Pada saat artikel ini ditulis, film “Perempuan Bergaun Merah” ini bisa ditonton di bioskop-bioskop jaringan XXI dan CGV.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

review film perempuan bergaun merah
Review Perempuan Bergaun Merah 2022
  • Story
  • Acting / Characters
  • Horror / Jump Scare
  • Recommended Watching
2.8

Summary

Horor dari sudut pandang budaya Tionghoa jadi nilai plus. Eksekusi bagus di awal, namun tidak bisa dijaga konsistensinya. Sebagian pemain berakting di atas rata-rata. Adanya beberapa hal di luar nalar membuat sedikit kecewa.

Leave a Reply