Melanjutkan kisah pengalaman saya pribadi sebelumnya — yang bebas boleh dipercaya boleh tidak — kali ini saya akan menceritakan tentang tempat-tempat angker di luar kota Surabaya. 3 yang ingin saya tuliskan terlebih dahulu adalah yang ada di Bali, Jember, dan Samarinda. Seperti apa? Simak yuk cerita detilnya di bawah ini.
Daftar Isi
Bali
“Taman Festival” di daerah Padang Galak, Bali, adalah tempat (yang katanya) angker pertama yang saya datangi. Alasan utama sebenarnya justru bukan itu. Melainkan gara-gara nonton video Youtuber luar, Lost Le Blanc kalau gak salah, dan jadi penasaran pengen tau rasanya eksplor tempat-tempat terbengkalai seperti itu. Baru setelah sampai di TKP saya ngeh kalau lokasi yang bersangkutan bukanlah tempat terbengkalai biasa, hehehe.
Sayangnya, karena kurang referensi di awal, outfit yang saya gunakan saat itu tidak mendukung untuk blusukan sampai ke bagian belakang. Baru beberapa puluh meter melewati bangunan bioskop (yang lumayan creepy) saja sudah diserbu ratusan nyamuk yang stand by di semak-semak dan pepohonan. Demi keselamatan, pada akhirnya saya memilih mundur dan berjanji bakal datang kembali suatu saat nanti dengan persiapan yang lebih baik.
Kendati demikian, penelusuran yang tuntas saat itu membuat saya menyadari 2 hal.
Pertama, saya ketagihan menjelajahi tempat-tempat terbengkalai semacam itu. Terutama yang berbentuk bangunan. Ada sensasi tersendiri yang belum pernah saya temukan saat mendatangi obyek-obyek wisata dimanapun. Seperti menemukan spot non-touristy yang mengagumkan, namun dengan tingkat kepuasan yang lebih klimaks.
Kedua, saya jadi paham kalau ternyata saya punya kepekaan terhadap hal-hal gaib. Berbagai pengalaman mistis yang sebelum-sebelumnya pernah saya alami (nanti akan saya tuliskan di artikel terpisah) rupanya sedikit banyak mengasah kepekaan walau tanpa diniatkan. Yah, setidaknya saya tidak perlu ‘iri’ lagi pada adik saya yang memang sejak kecil bisa melihat makhluk-makhluk tak kasat mata, hehehe.
Di luar kebenaran angker atau tidaknya, “Taman Festival” sendiri merupakan spot yang baik bagi siapa saja peminat urban exploring. Perpaduan bangunan tua yang sudah lama tidak ditinggali dengan taman yang sudah menjadi hutan liar sulit untuk dilewatkan. Belum ditambah dengan lukisan-lukisan mural yang menyuguhkan sisi misterius.
Jember
Salah satu daya tarik dari kota Jember, Jawa Timur, adalah adanya acara tahunan Jember Fashion Carnaval yang bahkan sudah diakui eksistensinya di tingkat dunia. Saya pun tidak ketinggalan meluangkan waktu untuk menyaksikan sendiri seperti apa kehebohan yang disajikan event karnaval yang berlangsung selama beberapa hari berturut-turut tersebut. Namun tidak seru jika jauh-jauh ke sana hanya untuk foto-foto orang konvoy dengan kreasi baju unik.
Kebetulan, tidak jauh dari mall Lippo Plaza, ada sebuah bangunan terbengkalai bekas gudang yang gosipnya angker (sekarang sudah dirobohkan). Saya lupa sejarahnya. Padahal sudah sempat ngobrol dengan penjual gado-gado yang ada di dekat bangunan tersebut. Kalau tidak salah sih bangunan gudang lama milik PTPN XII (PT Perkebunan Nusantara).
Dari informasi yang saya dapatkan, sosok yang paling sering muncul adalah penampakan seorang wanita Belanda. Saking seringnya menampakkan diri, pos penjaga yang awalnya menempel dengan bangunan gudang sampai harus dipindahkan ke bangunan sebelahnya. Supaya yang bertugas menjaga tidak jantungan kalau tiba-tiba diberi penampakan, hehehe.
Seperti pada foto yang saya lampirkan di bawah, bangunannya sendiri agak mengerikan. Mengerikan karena mau ambruk lebih tepatnya. Bener-bener bikin deg-degan pas blusukan ke dalam. Apalagi akses masuknya hanya melalui jendela yang posisinya agak tinggi. Gak lucu kalau pas keluar langsung disergap petugas karena masuk tanpa izin.
Yang menarik, di bagian dalam ada bekas taman yang sudah berubah menjadi hutan. Sayang sebagian jalan jadi tertutup karena mayoritas tinggi tanaman yang sudah mencapai pinggang orang dewasa. Bagian belakangnya nyambung ke bangunan lain yang juga sudah tidak digunakan. Pintunya tertutup. Tapi saat didekati sempat terdengar suara gedoran yang cukup keras sebanyak dua tiga kali.
Yang bikin keki, saat kembali keluar, si penjual gado-gado dengan wajah khawatir menyapa saya. Ia mengaku lupa bilang, kalau di bagian dalam bangunan tersebut beberapa kali terlihat ada ular berukuran cukup besar bersliweran. Waduh.
Tempat lain yang saya datangi adalah bekas bangunan sebuah rumah sakit. Ini bisa dibilang primadona tempat angker di Jember karena sudah banyak dikunjungi oleh penggemar wisata horor. Banyak video-videonya bisa ditemui di Youtube. Bahkan yang diunggah beberapa saat sebelum pandemi COVID-19 menyerang.
Nuansa horor yang didapati tidak terlalu jauh berbeda dengan Bandung Medical Center. Malah mungkin lebih serem yang disebut belakangan, mengingat minimnya pencahayaan di lorong-lorong yang ada. Pun begitu, ada satu ruangan, sepertinya kamar mandi, di ujung lorong yang energinya terasa kuat. Sempat terlihat pula penampakan seorang wanita yang tengah duduk di jendela dalam salah satu bekas kamar rawat inap.
Seram? Well, saya justru paling kaget begitu hampir sampai ke bagian halaman tengah dan tiba-tiba dari balik tembok muncul 3 orang pria. Satu membawa senapan angin, satu membawa golok. Untunglah satu lagi ternyata membawa beberapa ekor burung. Saya pikir ada begal lagi cari mangsa di sana, hehehe.
Dari mereka saya mendapat info mengenai bangunan di belakang yang dulunya dipakai sebagai kamar mayat. Anehnya, energi di sana malah tidak terlalu terasa. Bisa karena memang tidak angker, atau kepekaan saya yang masih angin-anginan.
Samarinda
Yang ini bisa dibilang eksplor dadakan. Ada waktu beberapa jam nganggur di kota Samarinda. Dari teman yang tinggal di sana, didapatilah sebuah lokasi yang katanya angker. Air Terjun Tanah Merah namanya. Letaknya memang cukup tersembunyi, melintasi daerah pemukiman warga dengan jalan yang tidak bisa dibilang memadai. Menariknya, tempat ini ternyata dulunya sempat ngehits. Bahkan pernah dijadikan lokasi syuting film layar lebar. Bisa di-Googling jika tidak percaya.
Namun seiring berjalannya waktu, semakin lama obyek wisata ini semakin terabaikan. Bekas-bekas stand penjual dan alat bermain yang sudah berkarat menjadi saksi bisu bagaimana dulunya tempat tersebut ramai dikunjungi wisatawan. Yang tersisa hanyalah sebuah air terjun di tengah hutan yang nuansa horornya begitu mencekam.
Walau tanpa ada penampakan atau fenomena aneh, terasa sekali bagaimana saya dan teman saya yang menjadi satu-satunya pengunjung di sana pada saat itu seperti sedang menjadi tontonan dari entah ribuan makhluk lain di sekitar. Lengang tapi terasa sesak. Mantap.
Untuk Samarinda saya memang cukup awam, tidak tahu banyak mengenai tempat-tempat horor yang bisa dikunjungi. Tapi untuk Bali dan Jember, saya tahu masih ada lokasi-lokasi lain yang seru untuk ditelusuri. Semoga saja ada kesempatan lagi untuk blusukan ke bangunan atau spot terbengkalai lain di kota-kota tersebut.
Leave a Reply