Salah satu hobi saya adalah melakukan urban exploration (urbex) atau menelusuri lokasi-lokasi atau bangunan tua, baik yang terbengkalai maupun termakan jaman. Jika memungkinkan, saya selalu menyelipkan waktu untuk blusukan ke tempat-tempat tersebut saat sedang traveling ke berbagai kota. Di dalam maupun di luar negeri. Uniknya, di Indonesia, bangunan-bangunan tersebut nyaris identik dengan tempat angker. Faktanya? Yah, ada yang benar, ada pula yang tidak.
Dalam tulisan berseri bertemakan Urban Exploration ini, saya akan sedikit menceritakan pengalaman saya mendatangi beberapa lokasi yang penuh dengan mitos serem. Semuanya saya lakukan pada siang / sore hari. Alasannya kembali lagi pada tujuan utama saya. Yaitu penelusuran tempat terbengkalai, bukan untuk berburu penampakan. Pun begitu, yang akan saya ceritakan adalah mengenai hal-hal yang berbau mistis.
Untuk bagian pertama, saya akan membahas beberapa lokasi (yang dianggap) angker di kota Surabaya. Cekidot!
Daftar Isi
Rumah Darmo
Awalnya agak ragu untuk mendatangi lokasi yang digadang-gadang sebagai tempat terangker di Surabaya ini. Bukan apa-apa. Karena sering digunakan untuk ajang mesum, penggunaan narkoba, dan titik persembunyian remaja-remaja yang bolos sekolah, Rumah Darmo ini kabarnya sering disidak oleh pihak Satpol PP. Siapa yang ketahuan berada di dalam tanpa ijin bisa digelandang. Gak lucu dong kalau niatnya penelusuran tapi ujung-ujungnya bikin surat keterangan dan wajib lapor di kepolisian, hehehe.
Siapa sangka, setibanya di sana, saya justru bertemu dengan pasukan satpol PP yang sedang leyeh-leyeh. Setelah meminta ijin, saya pun dipersilahkan untuk masuk ke dalam.
Ada 3 titik di area Rumah Darmo yang menarik perhatian saya. Pertama adalah sebuah kamar di bagian basement. Sekelebat bayangan berwarna putih tertangkap dalam rekaman video saya tepat di depan kamar tersebut. Gosipnya, kamar itu adalah kamar dimana asisten rumah tangga dari keluarga yang terakhir mendiami rumah tersebut dibunuh oleh perampok. Entah benar entah tidak.
Titik kedua adalah di lantai 3, balkon dan kamar mandi. Aura keduanya berbeda dengan ruangan-ruangan lain di dalam rumah. Lagi-lagi menurut gosip yang beredar, kamar mandi adalah lokasi terbunuhnya putri pemilik rumah di tangan perampok. Balkon? Menurut mitos, pada waktu-waktu tertentu bisa terlihat penampakan seorang wanita berpakaian serba putih tengah berdiri di balkon tersebut. Wadaw.
Titik ketiga adalah semak yang super lebat yang ada di sisi kanan rumah. Ada sesuatu yang membuat saya selalu melihat ke arahnya dan ingin sekali masuk ke dalam. Untung masih bisa ditahan, hehehe.
Gerbong Maut @ Gedung Juang 45
Berhubung searah dengan rute pulang, saya sempatkan berhenti sejenak di Gedung Juang untuk melihat kendaraan Gerbong Maut yang disimpan di sana. Bukan disimpan sih, lebih tepatnya dipamerkan. Karena memang diletakkan di bagian halaman, bukan di bagian dalam.
Beberapa blogger Surabaya sempat menceritakan pengalaman merinding mereka saat mendatangi tempat tersebut. Wajar dong jika saya jadi penasaran.
Sayangnya, kenyataan di TKP jauh berbeda. Ya, memang ada hawa gaib yang lumayan kuat. Tapi sama sekali bukan berasal dari gerbong maut. Melainkan dari pendopo yang ada di dekatnya. Belakangan saya mendapat referensi valid bahwa gerbong yang dipajang di Gedung Juang memang bukanlah gerbong maut yang asli. Hanya sekedar replika. Pantes tidak terasa apa-apa, hehehe.
P.S.: Untuk gerbong yang asli, salah satunya bisa ditemui di Museum Brawijaya, Malang. Saya sudah sempat mendatangi dan memang, terasa sekali hawa yang berbeda yang mengalir keluar dari dalam gerbong. Pengalaman lengkapnya di artikel bagian selanjutnya, ya.
Jalan Gula
Lokasi ini sebenarnya lebih terkenal di kalangan fotografer. Karena memang bener-bener keren. Di sisi lain, mitos yang beredar menyatakan perubahan suasana 180 derajat di malam hari. Tepatnya dimulai setelah waktu maghrib. Dari yang ramai dengan hiruk pikuk perniagaan, menjadi angker dan bikin berpikir ulang 100x untuk melewatinya.
Dan rasanya memang harus mendatangi jalan ini di waktu malam untuk membuktikannya. Di siang hari sama sekali tidak terasa apa-apa. Justru sebaliknya, jadi spot keren yang sangat saya sarankan bagi yang ingin pamer foto keren di media sosial.
Makam Belanda Peneleh
Tempat ini mendadak terkenal sejak didatangi oleh Mister Tukul Jalan Jalan. Yang menjadi spot utamanya adalah Omah Balung, sebuah bangunan kecil di tengah-tengah makam Belanda ini yang di dalamnya terdapat 2 buah lubang. Konon dulu ditemukan banyak tulang belulang di dalam lubang tersebut.
Namun karena sering dijadikan lokasi pacaran muda mudi sekitar, makam Peneleh lantas ditutup untuk publik. Hanya pihak keluarga saja yang bisa masuk ke dalamnya. Untungnya saat itu saya ditemani driver ojol yang sudah tahu maksud dan tujuan saya. Bersama-sama kita mengatur strategi agar diperbolehkan masuk. Dan ternyata berhasil. Tidak itu saja, penjaga makam bahkan sempat menemani kami berdua menuju Omah Balung, sekaligus menceritakan hal-hal lain yang terkait dengan makam tersebut. Termasuk penampakan-penampakan yang sering ia lihat.
Ada dua titik dimana saya merasakan sesuatu. Pertama adalah di depan Omah Balung. Berhubung saya lebih peka terhadap hawa-hawa ‘jahat’, yang terasa di titik tersebut tidak terlalu kuat. Menandakan apa pun itu yang stay di sana memang bertujuan untuk menjaga, bukan mengganggu. Ini sesuai dengan penjelasan penjaga makam, tentang adanya beberapa sosok bertubuh tinggi besar dengan pakaian seperti prajurit di depan Omah Balung.
Yang kedua saya lupa persisnya. Jadi ceritanya, penjaga makam kemudian memberitahu akan adanya beberapa makam yang terbuka atau berlubang akibat maraknya aksi pembongkaran makam pada jaman dahulu. Pada sebagian makam yang terbuka, kita bisa melihat tulang belulang jenazah yang dimakamkan.
Dengan ditemani oleh partner saya si driver ojol, kami pun menjelajahi makam-makam yang ada dan memeriksa satu persatu bagian yang berlubang. Di satu kesempatan, saya melihat ada lubang makam yang tertutup kayu. Atau triplek, saya lupa persisnya. Ketika saya buka, terasa ada hawa kuat yang berhembus keluar menabrak saya. Mantap, wkwkwk.
Pada akhirnya, kita berhasil menemukan beberapa makam dengan tulang belulang yang dimaksud. Salah satu fotonya bisa dilihat di bawah.
Museum Kesehatan Dr. Adhyatma, MPH
Jika ada satu tempat yang ingin saya datangi lagi, jawabannya adalah Museum Kesehatan Surabaya alias Museum Kesehatan Dr. Adhyatma. Saya merasa belum tuntas menjelajahinya. Pasalnya, saat berada di depan Pintu Dunia Lain yang menjadi pemisah antara area museum dengan area angker yang acap dibahas di media, saya merasa ‘tidak diperbolehkan’ untuk masuk sendirian ke dalamnya. Bukan sekedar berasal dari bisikan hati, melainkan, boleh percaya boleh tidak, saat saya berada di lokasi tersebut, pintu berada dalam kondisi TERKUNCI dan kuncinya tidak berada di tempatnya. Fakta yang jauh berbeda dengan hasil foto dokumentasi saya di bagian bawah…
Untuk area lain dalam museum, yah, dari segi suasana memang agak mencekam. Terlebih mengingat saat itu saya adalah pengunjung satu-satunya. Namun saya tidak bisa sepenuhnya berkonsentrasi karena ada kegiatan renovasi atau apalah itu. Selama di dalam, terdengar bunyi aktivitas bertukang yang cukup mengganggu konsentrasi dari luar ruangan museum.
Yah, itu tadi adalah pengalaman saya mendatangi tempat-tempat angker yang ada di kota Surabaya. Masih ada beberapa tempat lain yang ingin saya datangi, namun terkendala satu dua hal. Seperti masalah ijin, juga masalah budget. Kok budget? Iya, karena salah satu bucket list saya adalah lantai ke-sekian dari sebuah hotel berbintang di Surabaya. Sudah terkonfirmasi keangkerannya oleh beberapa teman saya yang punya sixth sense, hehehe.
Leave a Reply