Keputusan saya selama ini untuk TIDAK menginap di area Khaosan sepertinya memang sudah tepat.
Wilayah yang populer di kalangan backpacker tersebut benar-benar di luar zona nyaman saya.
Namun lebih detilnya akan saya bahas nanti di catper edisi mendatang.
Yang jelas, alasan utama untuk tinggal beberapa hari di sekitar Khaosan Road adalah untuk membuat konten.
Untungnya, rasa tidak nyaman yang awalnya saya rasakan belakangan terhapus oleh hal-hal tidak terduga.
Mulai dari kesempatan untuk mencicipi Thai Duck Noodle, mendapati ada 2 museum yang dekat dengan hostel, hingga trip dadakan ke Kebun Binatang Pata yang kebetulan saat itu tengah heboh di kalangan pecinta hewan.
Daftar Isi
Belajar Sejarah Mata Uang di Coin Museum
Keberadaan museum ini saya ketahui pada malam sebelumnya. Dalam perjalanan pulang ke Khaosan Art Hotel setelah makan Sundae Chocolate McDonald’s yang ada di seberang Democracy Monument.
Coin Museum ini buka pada pukul 08.30 waktu setempat. Dengan tiket masuk sebesar 50 THB atau 21 ribu rupiah saja.
Biaya tersebut sudah mencakup tur dengan pemandu yang komunikatif dan lancar berbahasa Inggris, gantungan kunci berbentuk boneka, dan sebuah kartu pos.
Berhubung saya datang pukul 9 lebih, saya disarankan untuk menunggu hingga pukul 09.30. Agar bisa mengikuti sesi tur berikutnya.
Dan untungnya saya mengiyakan saran tersebut.
Dengan ditemani oleh 2 orang turis lain yang berasal dari India, tur yang diberikan ternyata cukup berkesan. Banyak informasi seputar mata uang yang bisa saya pelajari.
Tidak hanya di Thailand. Melainkan juga di seluruh dunia.
Selain edukatif, banyak sudut di dalam museum 3 lantai yang bisa dijadikan spot foto.
Mungkin kalau ada turis dari Indonesia mereka sudah sibuk selfie sendiri dan tidak menghiraukan penjelasan pemandu, hehehe.
Meski diperbolehkan untuk mengambil foto, kita tidak diperkenankan untuk merekam video. Mohon untuk menghargai peraturan tersebut dan tidak mencoba untuk merekam secara sembunyi sembunyi.
Pata Zoo – Kebun Binatang Yang Katanya Terburuk di Asia
Berita tentang Pata Zoo dalam beberapa hari terakhir acap muncul di TV.
Lebih tepatnya berita tentang Bua Noi, satu-satunya gorilla yang ada di kebun binatang yang terletak di rooftop sebuah pusat perbelanjaan tersebut.
Pasalnya, selama berpuluh-puluh tahun lamanya, Bua Noi sudah dikurung SENDIRIAN di dalam kandang. Tanpa ada teman maupun pasangan.
Ditambah dengan kondisi kebun binatang yang secara umum kurang layak bagi kesehatan dan kesejahteraan binatang-binatang koleksi mereka.
Berhubung secara kebetulan Pata Department Store, tempat Pata Zoo berada, hanya berjarak 2 kilometer dari tempat saya menginap, saya putuskan untuk mendatangi dan mengecek langsung kondisi kebun binatang tersebut.
Dan ternyata memang benar.
Tidak hanya Bua Noi yang terlihat kesepian, banyak binatang lain yang tampak sedih serta tidak bahagia. Bahkan ada yang menangis.
Sebagai pecinta binatang, terus terang hati teriris setiap kali menonton video hasil rekaman di Pata Zoo tersebut.
Buruknya kondisi Pata Zoo membuat publik mengajukan petisi agar Bua Noi dilepaskan ke alam bebas. Setidaknya agar ia bisa bahagia di masa tua.
Beberapa selebritis dunia ternama ikut bersuara.
Konflik yang terjadi sampai mengakibatkan tenant-tenant besar di Pata Department Store memutuskan untuk berhenti beroperasi. Agar tidak terkena imbasnya.
Kendati demikian, hingga sekarang pihak pengelola kebun binatang tersebut tetap tidak merasa bersalah.
Mereka bahkan meminta pemerintah, atau siapa pun yang menginginkan agar Bua Noi dilepaskan, untuk membayar ganti biaya perawatan Bua Noi selama puluhan tahun. Yang jumlahnya mencapai milyaran.
Apapun itu, harapan saya cuma satu. Tidak usah datang ke Pata Zoo dan cukup mengetahui jeroannya dari video-video yang ada di internet.
Jangan sampai datangnya pengunjung membuat mereka merasa mendapat dukungan dari masyarakat.
Kor Panit’s Sticky Rice – Ketan Mangga Terenak di Bangkok?
Konon katanya, Mango Sticky Rice yang dijual di Kor Panit adalah yang terbaik. Enak dan sangat lezat.
Sayangnya, saya datang di saat sedang TIDAK musim mangga.
Namun berhubung lagi-lagi lokasinya tidak terlalu jauh dari penginapan, saya putuskan untuk tetap mampir dan mencicipinya.
Dan rasanya? Untuk ukuran mangga di luar musim sebenarnya masih bisa dinikmati.
Namun, yah, untuk membuktikan apakah ini benar Mango Sticky Rice terenak di Bangkok, sepertinya saya harus datang lagi di saat musim mangga.
Joods Fair Yang Katanya Pasar Malam Terkeren di Bangkok
Sejak mengunjungi Srinagarindra Train Night Market, feeling saya sulit untuk menerima ada pasar malam yang lebih keren dari itu.
Pesona Jodds Fair yang katanya merupakan pasar malam terkeren di Bangkok ternyata juga sulit untuk meruntuhkan opini pribadi saya tersebut.
Terletak di samping mall Central Rama 9, night market tersebut secara penampilan memang tidak kalah kerennya dengan Srinagarindra. Bahkan mungkin lebih meriah.
Apalagi ada mbak-mbak cantik penjual jus buah yang viral di media sosial.
Namun secara vibe saya jauh lebih bisa menikmati pasar malam Srinagarindra. Lebih variatif dan lebih banyak yang bisa dijelajahi.
Yah, kembali lagi ke preference masing-masing ya.
Penutup
Diwarnai dengan beberapa aktivitas dadakan, sidak Pata Zoo misalnya, hari kedua di area Khaosan menjadi terasa lebih menyenangkan.
Setidaknya berhasil menutupi rasa tidak nyaman saya melihat aktivitas dunia malam yang membosankan di sana.
Berhubung masih akan tetap di area tersebut selama beberapa hari ke depan, semoga saja banyak hal-hal baru menarik yang bisa saya temukan saat menjelajah dan berkeliling.
Sampai jumpa di catper edisi berikutnya!
Leave a Reply