Belajar Perkembangan Barang KW Di Thailand | Catper Bangkok Pattaya Day 16 (31 Oktober 2022)

Museum barang KW jadi highlight itinerari saya di hari ke-16 perjalanan Bangkok Pattaya 2022.

Sama seperti museum Patpong yang didatangi malam sebelumnya, ini adalah museum privat yang dijamin tidak touristy.

Lebih jelasnya nanti akan saya ceritakan di bawah.

Jalan Jalan Ke Nang Loeng Market

Pagi harinya, saya terlebih dahulu mengunjungi Nang Loeng Market yang kebetulan hanya berjarak 1.5 km dari Prasuri Guest House.

penampakan nang loeng market

penampakan nang loeng market

Bukan tanpa alasan.

Pasar tradisional ini sudah berdiri sejak awal abad 20. Selain menyediakan bahan makanan serta kuliner khas Thailand, di pasar ini kita juga bisa menemukan banyak penjual yang berasal dari negara tetangga. Yang tentunya menjual bahan makanan khas negara mereka masing-masing.

Itu sebabnya hingga sekarang Nang Loeng Market bisa bertahan melawan perkembangan jaman dan terus beroperasi. Bahkan kondisi terbilang ramai saat saya berkunjung.

Terlihat pula ada Youtuber lokal yang membuat konten di salah satu stand kuliner.

Saya sempat bingung ketika mengecek Google Maps karena diklaim saya sudah pernah datang ke TKP di tahun 2018.

Selidik punya selidik, saya memang benar sudah pernah datang ke sana. Bukan di area pasar, melainkan di gedung bioskop tua yang berada tepat di samping.

Namanya Chaloem Thani atau Nang Loeng Cinema, gedung bioskop tertua di Asia yang beroperasi pada tahun 1918 hingga 1993 silam.

Belajar Barang KW di Tilleke & Gibbins Museum of Counterfeit Goods

Siangnya saya menuju ke museum barang KW yang bernama Tilleke & Gibbins Museum of Counterfeit Goods.

Museum ini dimiliki dan dikelola oleh sebuah firma hukum internasional Tilleke & Gibbins. Selain di Thailand, mereka juga memiliki kantor cabang di Kamboja, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Indonesia.

Tiket masuknya gratis. Namun kita harus melakukan reservasi terlebih dahulu melalui email minimal satu hari kerja sebelumnya.

Museum ini beroperasi setiap hari Senin (pukul 2 siang) dan Kamis (pukul 10 pagi). Berlokasi di dalam gedung Supalai Grand Tower. Satu lantai dengan firma tersebut.

Informasi lebih lanjut bisa dibaca di situs resmi mereka.

Karena jaraknya lumayan jauh, awalnya saya memilih untuk menggunakan bus. Supaya hemat.

Apes, bus malah terjebak macet.

Mengingat sudah kurang 30 menit dari jam 2 siang, saya putuskan untuk turun dan lanjut menggunakan ojol Bolt.

Eh kok ya ojolnya sempat nyasar sampai hampir 5 kilometer dari tujuan akhir, hehehe.

Setibanya di Supalai Grand Tower, saya diminta untuk menunjukkan paspor di resepsionis dan lantas mendapatkan Visitor Card sebagai kartu akses sementara.

kartu tamu supalai grand tower

kartu tamu supalai grand tower

Untungnya, ternyata ada satu orang lagi yang membuat perjanjian datang ke museum dan yang bersangkutan belum datang. Sehingga saya tidak telat telat amat.

Museumnya sendiri cukup menarik. Ada ratusan produk yang ditampilkan. Semuanya merupakan barang bukti kasus barang KW alias barang palsu yang pernah ditangani oleh Tilleke & Gibbins.

Pun begitu, ada beberapa jenis produk yang tidak boleh didokumentasikan. Obat-obatan misalnya.

beberapa sudut museum barang kw di bangkok

beberapa sudut museum barang kw di bangkok

Yang menyenangkan, karena pemandu merupakan pegawai dari Tilleke & Gibbins, ia mampu menjelaskan segala sesuatunya dengan baik. Dalam bahasa Inggris tentunya.

Banyak sekali hal baru yang saya pelajari selama berada di museum ini. Termasuk sejarah dan perjuangan para penegak hukum menghadapi orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Juga ada jenis-jenis produk yang tidak pernah terbayang bakal ada produk KW-nya.

Salah satunya adalah SEPEDA MOTOR.

Hal unik lainnya adalah ada beberapa kasus barang KW di Thailand yang terpecahkan berkat bantuan kantor cabang Tilleke & Gibbins yang berada di Indonesia.

Buat yang suka belajar hal-hal baru, saya sangat menyarankan untuk datang ke Tilleke & Gibbins Museum of Counterfeit Goods di Bangkok.

Penutup

Seperti pernah saya sampaikan sebelumnya, museum adalah salah satu alasan kenapa saya mencintai Bangkok.

Banyak pilihan museum pribadi unik yang bisa dikunjungi. Isinya pun tidak terbatas pada yang berkaitan dengan sejarah atau budaya.

Buat yang masih mengira jalan-jalan ke Bangkok hanya tentang belanja belenji, percayalah, Anda salah.

Sampai jumpa di catatan perjalanan Bangkok Pattaya 2022 edisi berikutnya!

belajar perkembangan barang kw thailand

Leave a Reply