Terlantar di St. John Island

Minggu, 23 Agustus 2015.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.20 ketika saya memutuskan untuk kembali mengikuti itinerary yang saya buat setelah sempat terlena belanja luggage tag yang imut-imut di China Town. Tujuan saya adalah menjelajah pulau Kusu, destinasi wisata yang termasuk masih jarang dikunjungi turis. Untuk mencapainya harus menggunakan jasa ferry Singapore Island Cruise (islandcruise.com.sg) yang bertolak dari Marina South Pier. Menurut jadwal yang saya peroleh dari situs mereka, ferry ke St. John Island (harus mampir ke sini dulu sebelum menuju pulau Kusu) akan berangkat pada pukul 11.00, sehingga saya coba woles aja — kalau masih nututi ya berangkat, kalau gak ya jalan ke tempat lain. Perkiraan saya sih, sekitar pukul 10.50 saya sudah bisa sampai di Marina South Pier.

Peta pulau di sekitar Singapura

Peta pulau di sekitar Singapura

Dan setelah diwarnai dengan adegan nyasar gak jelas (karena ternyata harus berganti MRT yang terletak di jalur yang sama, sedang saya dengan pedenya justru keluar dari stasiun dan jalan kaki keliling mencari bis ke Marina South Pier [dan gak ketemu]), akhirnya baru pada pukul 11.10 saya bisa tiba di depan loket Singapore Island Cruise. Untungnya, kapal mereka mengalami perubahan jadwal keberangkatan menjadi pukul 11.30. Horeee!

Setelah membayar uang tiket sebesar S$18, mbak penjaga tiket meminta saya standby di depan counter mereka (cuman meja kecil di samping toilet aja sih benernya, perhatikan gambar di bawah) pada pukul 11.30. Saya pun memanfaatkan waktu luang untuk berjalan-jalan di sekitar dermaga sekaligus mencari bekal buat nanti di pulau karena konon di sana tidak ada penjual makanan dan minuman satu pun.

Loket ferry ada di meja kecil berwarna oranye

Loket ferry ada di meja kecil berwarna oranye

Tiket ferry

Tiket ferry

Brosur Island Cruise

Brosur Island Cruise

Kapal yang disulap menjadi restoran

Kapal yang disulap menjadi restoran

Dermaga kapal

Dermaga kapal

Keluar dari salah satu stand penjual minuman (yang penjualnya ternyata orang Indonesia dan sepertinya tahu bahwa saya orang Indonesia karena saya tanya bahasa Inggris dijawabnya dengan bahasa Indonesia), ada bapak-bapak yang memanggil-manggil saya dengan wajah kesal. Ternyata dia adalah salah satu petugas tiket dan meminta saya untuk bergegas masuk karena kapal sudah mau berangkat dan katanya mereka hanya tinggal menunggu saya dari tadi. Sempat saya lirik jam di HP yang masih menunjukkan angka 11.25. Tapi yah sudahlah, daripada berantem di negara orang, terus ada yang ngerekam di video dan diupload ke YouTube, mending anggep aja omelannya bagai angin lalu.

Kapal yang digunakan ternyata tidak sama dengan yang ada di iklan mereka maupun foto-foto yang saya lihat di cerita traveller lain. Selain itu, selain sepasang turis yang sedang bermesraan, ada empat penumpang wanita yang ngobrol dengan berisiknya. Okay lah, tarik nafas dalam dan sugesti diri untuk capcus nikmatin aja apa pun yang terjadi. Dan bete langsung reda begitu kapal mulai berjalan membelah lautan menuju ke destinasi yang masih jarang dikunjungi turis ini. Maklum, sebagai individu berzodiak Aquarius, hal-hal yang berbau air adalah favorit saya.

View laut dan pulau dari dalam kapal

View laut dan pulau dari dalam kapal

Penampakan Pulau St. John

Penampakan Pulau St. John

Perjalanan dari Marina South Pier menuju St. John Island memakan waktu sekitar 30 menit. Kalau tidak salah kapal tiba di dermaga St. John pada pukul 12.00 kurang. Karena memang tidak ada rencana menjelajah pulau ini, saya memilih untuk menunggu di kapal. Ternyata, oleh petugas kapal, semua penumpang diminta untuk turun. Salah satu dari keempat wanita berisik (yang ternyata punya agenda sama dengan saya) menanyakan mengenai jadwal ke pulau Kusu. Dan jawaban dari petugas adalah bahwa perjalanan ke pulau tersebut harus menggunakan kapal yang lain di jadwal keberangkatan berikutnya alias jam dua siang.

Oke, ini jelas gak asik. Menurut SOP mereka, seharusnya kapal memiliki rute Marina South Pier – St. John – Kusu, dan penumpang bisa turun naik dimana saja sesuka mereka. Apalagi saya kebetulan sudah membeli tiket shuttle train dari Woodlands ke Johor Bahru untuk jam lima sore, sehingga itinerary tidak boleh bergeser. Tapi apa mau dikata, mereka tidak bergeming, dan saya pun terpaksa melangkah dengan gontai melewati dermaga menuju pulau St. John.

Miapah bayar mahal-mahal cuman buat ditelantarin di pulau gak berpenghuni ini.

Dermaga pelabuhan St. John

Dermaga pelabuhan St. John

Sejujurnya, pulau St. John ini cukup asyik buat refreshing di akhir pekan, apalagi buat yang sehari-hari disibukkan oleh pekerjaan di kantor. Tempatnya tenang dan banyak pohon rindang. Rasanya bakal fresh lagi apabila menghabiskan beberapa jam untuk leyeh-leyeh di sini. Selain itu, bagi yang hobi mancing juga tersedia spot untuk memancing.

Di samping pulau St. John terdapat pulau Lazarus. Dengan rencana pengembangan sebagai destinasi wisata selanjutnya, kini telah dibangun jembatan penghubung antara pulau St. John dengan pulau Lazarus. Kita bisa berjalan-jalan menjelajah pulau Lazarus jika mau.

st john island 1

st john island 2

st john island 3

st john island 4

st john island 6

Masalahnya, dengan adegan ketinggalan shuttle train sudah terbayang di depan mata, saya tidak terlalu berminat untuk melakukan aktivitas apa-apa. Setelah sempat berjalan mengelilingi separuh pulau serta duduk-duduk sejenak sembari mengeringkan jaket yang basah karena keringat, saya memilih untuk stand by di dermaga, siapa tahu anak buah kapal ferry tadi tiba-tiba punya wangsit untuk berlabuh ke pulau Kusu.

Sekitar jam satu tiba-tiba serombongan orang yang baru selesai memancing bergegas masuk ke dalam kapal. Ternyata mereka sudah mencharter kapal tersebut untuk membawa mereka pulang ke Marina South Pier. Saya mencoba nego untuk ikutan numpang balik ke Pier, tapi tidak diperbolehkan. Alhasil aktivitas bengong-gak-jelas-di-dermaga pun berlanjut.

Saat itulah saya baru memperhatikan sekelompok orang wanita (mungkin ada sekitar 20 orang wanita dan 5 orang pria)
di sisi pantai sebelah kanan dermaga. Yang wanita ramai becanda sambil berteriak-teriak gak jelas, sedang yang pria duduk-duduk ngobrol sembari ngebir. Tidak jelas apakah mereka berasal dari organisasi atau komunitas tertentu, yang jelas mereka memakai kaos seragam bertuliskan “I Love Singapore”.

Semakin lama aktivitas mereka ternyata semakin liar. Ada salah satu wanita yang ‘dibully’ untuk berganti bikini di tempat itu juga, sambil ditutupi handuk oleh teman-temannya yang lain. Namun karena anginnya agak kencang ya bolak-balik handuknya ketiup angin. Setelah itu, beberapa dari mereka juga berganti baju renang (sebagian sudah menggunakan baju renang di dalam kaos mereka) dan ramai-ramai mulai menceburkan diri ke pantai. Salah satu pria juga ikutan nyebur. Dan dari yang awalnya hanya bermain air dan becanda, tiba-tiba beberapa dari mereka sudah mengangkat tinggi-tinggi CD dan bikini mereka alias sudah mereka copot di dalam air itu!

Berhubung empat orang pria lainnya masih tetap duduk di dekat dermaga, saya jadi tidak berani untuk mengabadikan adegan-adegan ajaib ini. Tapi yah setidaknya ada hiburan untuk menunggu jarum jam bergeser ke arah jam dua.

Lima belas menit terakhir menjelang jam dua saya gunakan untuk melihat-lihat tanaman mangroove yang ada di dekat jembatan menuju Lazarus Island. Sebenarnya saya sempat mengambil foto mangroove tersebut, tapi entah kenapa tidak ada di dalam album foto handphone saya. Apa mungkin tempatnya angker ya, jadi bisa ilang sendiri fotonya, hehehe.

Jam dua kurang datanglah kapal ferry dari Island Cruise yang membawa sekelompok penumpang. Setelah memastikan bahwa kapal tersebut akan segera melanjutkan perjalanan ke pulau Kusu, saya pun langsung masuk ke dalam kapal dan ambil posisi. Saya lihat pasangan bule yang tadi berangkat bersama juga ikutan masuk. Saya sendiri tidak yakin apakah saya boleh naik kapal tersebut atau harus menunggu kapal yang sama dengan yang membawa saya ke pulau St. John tadi. Tapi bodo amat lah, daripada harus terlantar lebih lama lagi. Yang jelas sempat ada perasaan bersalah ketika dari balik jendela terlihat ada orang yang ditolak masuk ke kapal karena jumlah penumpang sudah over kuota.

Perjalanan dari St. John ke Kusu hanya menempuh waktu sekitar 20 menit. Saat berlabuh, saya menanyakan pada petugas apakah kapal bakal langsung lanjut ke Marina South Pier atau tidak, dan ternyata jawabannya adalah ya. Alhamdulillah, walau batal menjelajah pulau Kusu, setidaknya tidak jadi ketinggalan kereta.

Happy ending? Tidak juga sih. Pada akhirnya saya gagal naik ke shuttle train karena tidak menemukan rute bis yang menuju ke Woodlands Train Station. Terpaksa merelakan S$5 yang sudah dikeluarkan untuk membooking tiket dan naik bis nomer 950 yang menuju Johor Bahru Sentral (JB Sentral)…

Catatan Penting

  • Saat ini, destinasi Singapore’s Other Island (pulau Kusu, St. John, Lazarus) masih belum banyak dikunjungi wisatawan. Jika teman-teman mencari alternatif tempat wisata di Singapura, destinasi ini mungkin bisa menjadi pertimbangan.
  • Jadwal kapal ferry ke pulau St. John dan pulau Kusu dapat dilihat di situs Island Cruise. Namun perlu diperhatikan bahwa jadwal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu, demikian pula dengan rute kapal, seperti yang saya alami sendiri. Jika itinerary teman-teman padat dan time-sensitive, sebaiknya konfirmasikan terlebih dahulu pada petugas counter.
  • Untuk menuju Marina South Pier, gunakan MRT lajur merah (North South Line). Perlu diperhatikan bahwa MRT ini akan berhenti di stasiun Marina Bay. Untuk menuju ke stasiun Marina South Pier, Anda hanya perlu keluar dari MRT dan menunggu MRT lain tiba di jalur yang SAMA. Kalau tidak salah selisih kedatangannya adalah 3 menit.
  • Siapkan bekal makanan dan minuman sendiri. Jangan lupa membawa topi atau payung sebagai pelindung panas matahari.
  • Toilet di pulau St. John terletak di ujung pulau. Dari dermaga setidaknya butuh waktu 10 menit untuk mencapainya. Sisi positifnya, tersedia shower bagi yang ingin membilas badan setelah berenang-renang di pantai.
catper tripasiatenggara

Leave a Reply