Di sinopsis Shopping King Louis episode sebelumnya, Ko Bok-Sil (Nam Ji-Hyun) pergi ke Seoul dengan gingseng liar berusia 50 tahun yang ia temukan. Di kereta, seluruh barang-barangnya dicopet oleh seorang nenek. Tidak lagi punya uang, ia memaksa Cha Joong-Won (Yoon Sang-Hyun) yang kebetulan lewat untuk membelinya seharga $1000. Dengan enggan, Joong-Won membelinya, dengan memberi uang muka $100. Sisanya baru akan ia bayar nanti jika sudah terbukti gingseng itu asli. Sementara itu, Louis (Seo In-Guk) mendapat kabar bahwa neneknya, Choi Il-Soon (Kim Young-Ok), sakit keras. Ia pun bergegas pulang kembali ke Seoul. Entah apa yang terjadi, namun esok harinya Bok-Sil bertemu dengan Louis (yang ia kira adalah adiknya karena menggunakan jaket yang sama), sudah menjadi gelandangan. Apa yang akan terjadi selanjutnya di sinopsis drama korea Shopping King Louie episode 2 ini?
Sinopsis Episode 2
Episode 2: A Whole New World
Bukannya pulang bersama Baek Sun-Goo (Kim Kyu-Cheol) seperti yang direncanakan, setibanya di Seoul Louis justru memacu mobilnya seorang diri menuju ke kediaman neneknya. Anehnya, hingga malam tiba dan tamu-tamu berdatang, Louis belum datang juga. Tiba-tiba Sun-Goo tergopoh-gopoh masuk menemui nenek Choi dan yang lainnya, menanyakan apakah Louis sudah sampai, karena ia tadi menyetir mobilnya sendiri. Yang lain kaget mendengarnya.
Dan pada saat itu muncul cuplikan adegan mobil Louis yang tertabrak truk hingga terguling dan meledak.
Louis terbangun dari tidurnya di emperan tangga beralasan koran. Karena haus, ia menggumam minta diambilkan air minum. Gelandangan yang ada di sebelahnya mengira Louis memerintahnya, sehingga ia pun kesal dan memukuli Louis. Tak lama satu persatu gelandangan yang ada di sana pergi. Setelah bangun dan sadar, Louis kebingungan melihat kondisi sekitarnya. Beberapa orang gadis yang lewat memuji ketampanannya dan memberinya sejumlah uang di mangkok yang ada di sebelahnya.
“Aku dimana? Siapa aku?” gumamnya.
Tiba-tiba Bok-Sil datang menghampirinya, mengira ia adalah Ko Bok-Nam (Ryoo Ui-Hyun). Tapi begitu melihat wajah Louis yang bukanlah wajah Bok-Nam, Bok-Sil ganti menanyakan siapa dirinya. Belum sempat Louis menjawab, Bok-Sil langsung membuka dengan paksa jaket yang dipakai Louis. Louis yang bingung reflek memberontak. Bok-Sil pantang menyerah. Ia lanjut membuka bagian belakang celana yang dipakai Louis, dan terlihat ada sulaman nama Bok-Nam di sana. Louis sendiri menangis mengira ia sedang bertemu dengan orang gila.
Bok-Sil makin emosi begitu melihat bahwa pakaian itu benar milik Bok-Nam. Ia lantas menanyakan darimana Louis mendapatkan pakaian tersebut.
“Aku siapa? Apa kau kenal aku?” tanya Louis.
Menyadari bahwa orang yang di hadapannya hilang ingatan, Bok-Sil membawanya ke kantor polisi. Detektif yang menerimanya sempat mengatakan bahwa jaket seperti itu banyak digunakan orang di Seoul, tapi Bok-Sil berdalih bahwa ada sulaman nama Bok-Nam di jaket tersebut, sehingga itu pasti miliknya. Masalahnya, karena memang data Louis juga tidak diketemukan di database polisi, maka detektif juga tidak bisa berbuat banyak. Ia pun meminta Bok-Sil untuk datang lagi nanti untuk mengetahui perkembangan informasinya, termasuk juga mengenai Bok-Nam. Mendengar Louis akan dibawa ke badan sosial, Bok-Sil menjadi kasihan dan memutuskan untuk membawa Louis ikut dengannya.
Sambil berjalan bersama, Bok-Sil mengatakan pada Louis bahwa ia akan merawatnya hingga ingatannya kembali agar ia bisa membantunya mencari Bok-Nam. Tanpa diduga, Louis justru menanyakan apakah Bok-Sil orang Korea Utara, gara-gara logatnya yang berbeda. Dengan kesal Bok-Sil membalas mengatai Louis yang beberapa kali sok-sokan menggunakan bahasa Inggris. Louis terdiam lantas tanpa sadar berbicara lancar dengan menggunakan bahasa Inggris. Ia pun mengira jangan-jangan ia sering bepergian ke luar negeri.
Beberapa langkah kemudian mereka melihat polisi dan orang-orang berkumpul menyaksikan bangkai mobil yang sedang diangkut. Louis tidak menyadari bahwa itu adalah mobil yang ia gunakan sebelumnya. Ia malah ngeri melihatnya, membayangkan ada yang mati di kecelakaan tersebut. Pun begitu Bok-Sil, yang lantas mengajaknya untuk segera pergi dari tempat tersebut. Karena sudah terlambat masuk kantor, Bok-Sil mempercepat langkahnya. Louis menanyakan apakah Bok-Sil tidak berniat memberinya makan. Bok-Sil memintanya untuk menunggu hingga nanti malam usai ia kerja, karena ia sendiri juga tidak makan sehari tiga kali. Saat Bok-Sil berjalan mendahuluinya, langkah Louis terhenti di sebuah warmob yang menjual roti bakar. Si penjual pun menawarkan roti tersebut pada Louis. Tanpa berpikir panjang, Louis menerima dan menyantapnya. Bok-Sil kaget melihatnya dan segera berlari menghampirinya. Melihat Bok-Sil, Louis justru cepat-cepat menghabiskan roti tersebut. Alhasil, mau tidak mau Bok-Sil terpaksa membayarnya dengan kesal.
Di rumah nenek Choi, polisi memberikan sebuah jam tangan yang bekas terbakar pada neneknya. Kim Ho-Joon (Eom Hyo-Seop) langsung menyadari bahwa itu adalah jam milik Louis. Nenek Choi pingsan mendengarnya.
Di tempat ia bekerja, Bok-Sil dimarahi oleh rekannya, Hwang Geum-Ja (Hwang Young-Hee), karena terlambat masuk kerja. Ia juga heran kenapa ada pria aneh yang menungguinya di depan kantor. Bok-Sil berdalih bahwa orang tersebut agak kurang waras dan ia sedang merawatnya. Geum-Ja lalu memberitahu bahwa kondisi kantor sedang berkabung karena cucu dari direktur baru saja meninggal. Ya, ternyata Bok-Sil bekerja sebagai cleaning service di perusahaan milik nenek Choi alias nenek Louis, Gold Group.
Louis masuk ke dalam kantor dan membuntuti Bok-Sil yang hendak bersih-bersih. Ia pun meminta Louis untuk menunggunya. Tak lama datang dua orang karyawan, minum kopi sambil ngobrol di meja tidak jauh dari tempat Louis duduk. Bau harum kopi membuat Louis tidak tahan dan tanpa sadar mendekati mereka. Keduanya pun berteriak kaget melihat keberadaan Louis. Mengira Louis sebagai pengemis cabul, mereka memanggil petugas keamanan untuk mengusir Louis keluar. Louis mengatakan bahwa ia bersama temannya yang bekerja di sana, tapi saat ditanya, ia tidak tahu namanya, sehingga tetap saja petugas keamanan tidak memperbolehkannya berada di dalam.
Bok-Sil memeinjam telepon Geum-Ja untuk menghubungi Joong-Won. Ia menanyakan perihal gingseng yang dibeli Joong-Won, tapi Joong-Won mengatakan bahwa ia belum sempat mengeceknya. Belum usai ngobrol, Geum-Ja sudah merebut ponselnya kembali, beralasan biaya telpon mahal. Sementara itu, di luar kantor, Louis sempat melihat Sun-Goo yang berjalan keluar dari kantor bersama Joon-Won. Sayangnya, ia sama sekali tidak mengingatnya dan malah memuji mobil mereka yang keren. Sun-Goo sendiri sempat melihat sosok Louis dari belakang, namun karena tidak melihat wajahnya, ia mengira bahwa orang yang ia lihat hanya mirip saja.
Tak lama kemudian Bok-Sil keluar dari kantor. Setelah menanyakan namanya (dan mengejeknya karena namanya terdengar aneh), Louis meminta dibelikan kopi. Alih-alih menurutinya, Bok-Sil mengajak Louis ke sauna yang ia gunakan untuk tidur selama ini. Setelah sempat terpana akan ketampanan wajah Louis setelah ia mandi, keduanya pun mencoba berbagai macam fasilitas sauna yang ada. Karena belum pernah pergi ke tempat semacam itu, Louis tampak girang dan terpana melihat segala sesuatunya. Sayup-sayup terdengar lagu “A Whole New World” 😀
Tiba waktunya tidur. Bok-Sil menanyakan kenapa Louis sangat penakut dan bersikap kekanak-kanakan. Louis bercerita bahwa saat ini ia merasa takut sendirian, takut dipukul, takut dianggap remeh, dan takut diusir; dan semuanya itu belum pernah ia rasakan sebelumnya.
“Kau tidak takut makan roti bakar saat kau tidak punya uang,” ujar Bok-Sil.
Dengan malu-malu Louis membalikkan badannya dan berpura-pura tidak mendengarnya. Bok-Sil lanjut mengatakan bahwa hari ini sudah menghabiskan banyak uang gara-gara Louis. Louis terdiam sejenak, lalu mengucapkan terima kasih pada Bok-Sil. Louis lalu membalikkan badannya kembali menghadap Bok-Sil.
“Kau harus bersamaku terus sampai ingatanku kembali,” ujarnya.
Louis mengulurkan jari kelingkingnya dan meminta Bok-Sil untuk berjanji. Bok-Sil pun menautkan jari kelingkingnya. Namun setelah itu Louis tidak mau melepaskan kaitannya, sehingga keduanya pun tertidur sambil saling mengaitkan jari kelingking. Sementara itu, Baek Ma-Ri (Im Se-Mi) menangis tersedu-sedu. Ia mengatakan pada ibunya, Hong Jae-sook (Yoon Yoo-sun), bahwa semua tindakannya selama ini sia-sia. Namun tiba-tiba ia menghentikan tangisnya dan bertanya pada ibunya apakah benar nanti ayahnya yang akan mewarisi perusahaan berhubung Louis sudah tidak ada. Ibunya mengiyakan. Ma-Ri pun tersenyum, meyakini bahwa nanti dirinyalah yang akan meneruskan perusahaan tersebut.
Esok harinya, Bok-Sil hendak berangkat menuju kantor. Louis disuruh tetap tinggal di sana agar tidak perlu membayar lagi nantinya. Saat membahas soal uang makan, Bok-Sil memberikan $5 untuk Louis membeli makan. Bukannya berterima kasih, ia malah merajuk di bawah tangga, merasa bahwa uang tersebut tidaklah cukup. Dengan berat hati akhirnya Bok-Sil memberikan tambahan uang kepadanya.
Di kantin, hal pertama yang dilakukan Louis adalah membeli kopi. Untuk menghemat uang, ia pun memilih kopi termurah. Meski sempat agak sanksi dengan rasanya, saat dicoba ternyata ia menyukainya. Kembali terdengar lagu “A Whole New World” di latar. Tak lama kemudian Louis sudah menghabiskan 8 gelas kopi.
Saat hendak kembali ke ruang istirahat, ia bertabrakan dengan seorang wanita, yang langsung ngomel-ngomel begitu saja. Louis tidak menghiraukannya dan masuk ke dalam ruangan. Beruntung baginya, di sebelah tempatnya berbaring ternyata ada uang $50 tergeletak. Setelah memastikan tidak ada orang di ruangan tersebut, ia pun mengambilnya dengan hati girang.
Nenek Choi yang kondisinya makin drop semenjak mengetahui Louis telah tiada mengatakan pada Sun-Goo bahwa ia ingin ke Busan, ke tempat dimana ia dan Louis pernah tinggal bersama. Sun-Goo tidak berkata apa-apa mendengarnya. Ho-Joon menatap ke arah Sun-Goo, tampak curiga terhadapnya. Dalam perjalanan kembali ke kantor, rekan Sun-Goo kembali mengompori Sun-Goo, mengatakan bahwa ia berhak atas posisi direktur Gold Group, mengingat dia yang selama ini telah membesarkan perusahaan. Bahkan rekannya mengatakan bahwa ia akan segera menyiapkan upacara pengangkatannya.
Di kantor, ponsel Joong-Won tidak sengaja ketumpahan teh yang dibawakan oleh Lee Kyung-Kook (Kim Byung-Chul). Tepat pada saat itu Bok-Sil sedang berusaha menghubunginya. Karena telponnya tidak diangkat, Bok-Sil menjadi khawatir jangan-jangan Joong-Won telah menipunya dan sengaja menghindarinya.
Tak lama kemudian Bok-Sil tiba kembali di sauna. Ternyata saat itu Louis sedang dimarahi oleh wanita yang tadi ia tabrak karena dituduh mencuri uangnya pada saat mereka bertabrakan. Merasa tidak bersalah, Louis tidak mau memberikan uangnya pada si wanita. Apalagi wanita tersebut mengatakan bahwa uangnya yang hilang adalah $100. Tidak mau ribut, Bok-Sil segera memberikan uang sejumlah itu pada si wanita, tanpa menghiraukan Louis yang memberitahunya bahwa ia menemukan uang tersebut dan bukan mencuri. Setelah menerima uang, si wanita malah mengatai mereka berdua sebagai komplotan pencuri di sauna, sehingga orang-orang mengusir Bok-Sil dan Louis dari sana.
Setelah keluar dari sauna, Bok-Sil mengatakan bahwa ia percaya Louis menemukan uang tersebut. Ia menyarankan agar lain kali ia tidak langsung membelanjakan uang yang ia temukan. Karena sudah malam, Bok-Sil bingung harus tidur dimana. Tanpa sadar mereka berjalan melewati sebuah minimarket dimana ada dua orang sedang menikmati mie instan. Setelah menelan ludah, Bok-Sil dan Louis pun ikutan membelinya dan memakan mie instan tersebut dengan lahap, sampai membuat kedua orang tadi berdiri ketakutan di pojokan 😀
Di tengah-tengah makan Louis tiba-tiba berhenti. Ia mengatakan bahwa makanan tersebut enak, tapi ia merasa belum pernah memakannya. Bok-Sil tidak menghiraukannya dan menanyakan apakah ia mau tambah lagi. Dengan cengegesan Louis mengiyakan.
Tiba-tiba di hadapan mereka melintas ibu-ibu yang dulu mencuri tas Bok-Sil. Bok-Sil pun segera mengejarnya. Louis sempat membantunya, namun ibu-ibu tersebut mendorongnya hingga terjatuh. Karena tidak ingin kehilangan jejak ibu-ibu tadi, Bok-Sil meminta Louis untuk menunggunya di sana sementara ia mengejarnya. Dan kejar-kejaran sengit pun terjadi. Bok-Sil sampai harus bergelantungan di belakang bus agar tidak kehilangan si ibu-ibu tadi 😀
Pada akhirnya Bok-Sil berhasil menangkapnya. Namun setelah mendengar ibu-ibu tadi bercerita bahwa saat itu ia sedang pergi ke Seoul untuk mencari cucunya yang pergi meninggalkan rumah, hati Bok-Sil pun luluh. Ia hanya meminta kembali bajunya (yang saat itu digunakan oleh si ibu-ibu).
Saat sedang menunggu Bok-Sil kembali, nasib apes menimpa Louis. Ia dipalak oleh tiga orang cewek SMA. Karena Louis sempat berteriak minta tolong, mereka pun membawanya ke taman. Di taman, begitu mengetahui Louis ternyata tidak punya uang, ketiganya melampiaskan kekesalannya dengan memukuli Louis. Saat itulah Bok-Sil datang dan langsung berkelahi menghajar mereka. Namun karena pertarungan tidak imbang, akhirnya ia kalah dan malah seluruh uangnya diambil oleh ketiga cewek tersebut. Yang tidak diketahui Bok-Sil, saat ketiga cewek tersebut berlalu, mereka sempat mengatakan wajah Louis yang mirip dengan Bok-Nam!
Louis dan Bok-Sil melangkah dengan gontai. Louis mengaku tadi sangat ketakutan. Bok-Sil ternyata tidak marah kepadanya dan memahami perasaan Louis saat ini, yang tidak punya dan tidak ingat apa-apa.
“Kau harus membawaku kemanapun kau pergi. Kau mau kan?” pinta Louis sembari memegang lengan baju Bok-Sil.
“Kau memang seperti anak-anak,” jawab Bok-Sil.
Tiba-tiba Louis berteriak girang gara-gara menemukan sebuah uang koin. Bok-Sil segera menggunakannya untuk menelpon Joong-Won, tapi tidak diangkat. Keduanya lantas duduk sambil melamun di boks telpon.
“Tunggu saja, Bok-Sil,” ujar Louis, “Aku akan menemukan Bok-Nam dan pria yang mencuri ginsengmu. Kau bisa mengandalkanku.”
Bo-Sil tertawa mendengarnya. Ia lalu berkata, “Kau terdengar seperti orang yang bisa diandalkan.”
Karena tidak tahu lagi harus kemana, Bok-Sil lalu mengajak Louis untuk mengikutinya kembali ke kantor.
Mereka tiba di sana tepat sebelum waktu Bok-Sil untuk kerja. Karena tidak mau ditinggal di luar, Bok-Sil membawa Louis ikut masuk ke dalam. Seperti biasa, Louis membuatnya kesal karena tiba-tiba ia minta minum. Dengan terpaksa, Bok-Sil mengikuti Louis membuat kopi seperti yang sebelumnya diminum Louis di sauna. Ternyata Bok-Sil juga suka dengan kopi itu.
Sambil ngopi, Bok-Sil bercerita bahwa baju yang ia gunakan adalah milik ibunya. Ia tidak pernah tahu wajah ibunya karena kedua orang tuanya meninggal saat ia masih kecil. Tapi lagi-lagi Louis membuatnya panik karena ia mengaku sudah mengantuk dan tidak bisa lagi membuka matanya. Bok-Sil segera membawanya ke toilet dan menyuruhnya untuk tidur di sana.
Karyawan mulai berdatang. Termasuk Joong-Won yang perutnya terasa sakit begitu ia tiba di kantor. Ia segera masuk ke toilet dan buang air besar, tepat di sebelah toilet yang digunakan Louis untuk tidur. Mendengar ada suara orang tidur di sebelah, Joong-Won pun menggedor tembok toilet sehingga Louis terbangun. Saat Joong-Won sedang mencuci tangan, Louis berusaha mengendap-endap di belakangnya, namun ia ketahuan. Joong-Won lantas menanyakan ia berasal dari departemen mana. Karena panik, Louis memilih untuk kabur.
Kejar-kejaran pun terjadi. Untuk menghindari Joong-Won, Louis masuk ke dalam lift yang terbuka. Apesnya, di dalam lift ada dua karyawati yang sebelumnya mengatainya pengemis cabul. Mengetahui mereka ada di sana, saat lift berhenti di lantai berikutnya, Louis segera keluar dan kembali berlari. Di dalam lift pada saat itu ternyata juga ada Ma-Ri. Melihat orang yang mirip dengan Louis, ia segera ikut keluar dan mengejarnya. Dan kejar-kejaran tahap dua dimulai. Untungnya, kali ini Louis berhasil menemukan Bok-Sil dan bersembunyi di dekatnya. Louis pun lolos untuk kali ini.
Pulang kerja, Bok-Sil minta dicarikan kamar sewa yang murah pada Geum-Ja. Geum-Ja membawanya ke sebuah kamar di bagian atap sebuah gedung. Begitu melihat bagian dalamnya, Bok-Sil tidak pikir panjang untuk menyewanya. Namun karena hanya ada satu kamar, Louis pun diminta untuk tidur di luar. Niat Bok-Sil sempat terhenti karena ia mencium bau yang aneh. Geum-Ja meyakinkannya bahwa itu adalah bau pemutih. Louis sendiri tiba-tiba merasa merinding. Tanpa mereka sadari, ternyata sudah ada tiga orang yang pernah mati di sana 😮
Joong-Won bingung kenapa Bok-Sil tidak lagi menelponnya. Beberapa saat kemudian kedua orang tuanya datang, mengatakan mereka baru saja menjual ginseng liar yang ada di kulkas Joong-Won dengan harga $5000. Joong-Won jadi kaget sekaligus kesal mendengarnya.
Sebelum tidur, nenek CHoi minta agar Ho-Joon menceritakan tentang Louis. Louis sendiri saat itu sedang tidur di luar dengan berselimut koran. Tak lama hujan turun dengan derasnya, sehingga ia tidak jadi tidur dan duduk di pinggir tembok menghindari hujan. Bok-Sil yang mendengar suara batuk Louis akhirnya memperbolehkannya untuk tidur di dalam .Di saat mereka tidur, ada seseorang yang sedang mengamati mereka dari luar.
Keesokan harinya, di kantor Gold Group, Joong-Won terpeleset genangan air di lantai. Untuk membuang malu, ia segera memanggil cleaning service yang ada untuk mengelap genangan air tersebut. Ia pun kaget begitu menyadari bahwa cleaning service tersebut ternyata adalah Bok-Sil. Sementara itu, Louis yang menunggu di rumah didatangi oleh seseorang.
[wp_ad_camp_1]
Leave a Reply