Di cerita sebelumnya, kekacauan terjadi saat mendekati deadline. Reiko meminta timnya untuk mengubah total artikel wawancara yang sudah dibuat. Nakazawa yang bertanggung jawab terhadap itu tidak terima dan memutuskan untuk keluar. Aksinya diikuti oleh editor lainnya kecuali Haruka. Untungnya, berkat campur tangan Nami, mereka semua kembali dan berhasil menyelesaikan sampel edisi perdana MIYAVI tepat waktu. Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Sinopsis Lengkap Oh! My Boss! Koi wa Bessatsu de Episode 4 (S1E4)
Edisi perdana majalah Miyavi akhirnya beredar. Respon publik ternyata cukup baik. Nami pun ikut bersemangat. Ia bangga melihat namanya tercantum di deretan redaksi.
Di sisi lain, ia masih bingung dengan arti kecupan di kening yang diberikan oleh Jun. Normalnya itu adalah tanda cinta, namun Jun juga pernah mengatakan ia tidak menyukai Nami.
—
Dipuji oleh keluarganya atas eksisnya nama Nami di Miyavi membuat Nami lupa diri. Ia merasa sudah menjadi bagian dari garda terdepan industri fashion. Alhasil ia tidak mau lagi tampil biasa biasa saja.
Hal itu Nami buktikan dengan menggunakan pakaian yang ia anggap keren keesokan harinya di kantor. Bukannya mendapat apresiasi, rekan-rekannya justru menganggapnya norak.
—
Ugajin memberi selamat pada Reiko karena majalah Miyavi cukup laris di pasaran. Pun begitu, jumlahnya masih di bawah target sehingga belum bisa memberi harapan bagi Penerbit Otowado untuk bertahan. Ugajin menyemangati Reiko dengan mengatakan mereka masih punya waktu setengah tahun lagi.
Reiko kemudian menunjukkan sesuatu dari mejanya. Ia minta ijin untuk meminta bantuan pada ‘orang itu’ untuk artikel Miyavi edisi berikutnya. Ugajin mengizinkan.
—
Saat makan siang bersama, Kaori, ibu Jun, memberitahu bahwa Rio akan segera pulang ke Jepang. Jun tertegun mendengar nama tersebut.
—
Nami minta pada Reiko untuk mulai sekarang diberi tugas yang berkaitan dengan fashion. Melihat pakaian Nami, Reiko menolak mentah-mentah. Ia lalu bertanya apakah Nami sudah mempersiapkan cemilan untuk Dory Harris. Nami mengiyakan, berupa manisan jeli ubi dari Otakaya.
Reiko pun marah. Ia sudah berpesan agar Nami memesankan cheese terrine dari Remmy Tokyo. Nami berdalih bahwa jeli ubi itu tidak terlalu manis sehingga pasti lebih sesuai dengan selera Dory Harris. Reiko tidak mempedulikannya dan tetap meminta Nami menyiapkan cheese terrine.
Sepeninggal Reiko, Kazumi berempati pada Nami yang terus-terusan diomeli Reiko. Karena Nami begitu ingin melakukan sesuatu yang berkaitan dengan fashion, ia pun mengajaknya untuk ikut ke pesta resepsi produk baru Jimmy Choo. Nami mengiyakan dengan penuh semangat.
—
Di pesta resepsi, Nami tanpa diduga bertemu dengan Kenya. Lebih tidak diduga lagi, melihat penampilan Nami yang cantik, Kenya mengajaknya berpacaran diam-diam dengannya. Ia bahkan hendak mengajak Nami pergi meninggalkan pesta tersebut.
Saat Kenya menarik paksa Nami, Jun muncul dan mencegahnya. Ia memperkenalkan diri sebagai pacar Nami sehingga Kenya pun tidak bisa berkata apa-apa. Nami juga ikut-ikutan bengong mendengar perkataan Jun.
Jun lantas mengajak Nami ke rooftop. Nami menanyakan tentang arti kecupan Jun beberapa hari lalu. Di saat Jun hendak menjawab, Nami justru panik sendiri dan pergi meninggalkanya.
Acara utama dimulai dengan hadirnya Jinko Uekesa, salah satu orang top di dunia industri Jepang. Tak berapa lama Reiko pun datang menghampirinya. Keduanya ternyata cukup akrab.
—
Nami datang ke kantor Jinko untuk mengirimkan manisan dari Reiko. Sembari menunggu, Nami melihat bagaimana Jinko berkomunikasi dengan pegawai-pegawainya di sana.
Setelah menyerahkan manisan tersebut, Jinko tiba-tiba meminta Nami untuk mengantarkan ke Omotesando. Dalam perjalanan, Nami mengungkapkan kekagumannya atas suasana kerja yang nyaman di kantor Jinko. Ia membandingkan dengan suasana di tempatnya yang berbanding terbalik.
Jinko kemudian minta tolong agar Nami membuatkan janji makan malam dengan Ugajin. Jinko ternyata adalah mantan istri Ugajin. Nami mengiyakan.
Tidak itu saja, Jinko lalu mengajak Nami untuk membantu di proyeknya saat ini. Dengan bersemangat Nami menerima.
—
Saat bertemu dengan Ugajin di kantor, Nami menyampaikan pesan Jinko kepadanya. Ugajin bersedia melakukannya di akhir pekan.
Setelah Ugajin dan Nami pergi, Reiko terlihat menguping pembicaraan mereka dari kejauhan.
—
Nami memberitahu Reiko kalau dia diminta untuk membantu Jinko selama beberapa hari. Reiko tidak mempermasalahkan karena ia bisa mencari asisten yang baru.
—
Asisten Jinko, Marika, menjelaskan proyek yang tengah dikerjakan oleh Jinko. Ia bahkan meminta Nami untuk membantu memilihkan aksesoris yang cocok. Nami makin gembira karena akhirnya mendapat pekerjaan yang berkaitan dengan fashion.
Marika kemudian memberitahu bahwa ia sangat mengagumi Jinko sejak lama. Ia bangga bisa bekerja dengan Jinko.
—
Haruka memberitahu Nami bahwa Oashi mengajaknya wisata glamping (glamour camping) di hari libur. Haruka ingin agar Nami ikut dengannya. Nami setuju. Khawatir Oashi merasa canggung karena tidak ada pria lain, keduanya lantas mengajak Nakazawa.
—
Di hari H, Oashi ternyata batal ikut karena sakit perut. Sebagai gantinya, ia minta tolong pada Jun untuk menggantikannya. Meski awalnya Nami terkejut, lambat laun ia mulai menikmati kehadiran Jun di sana. Mereka bahkan sempat janjian untuk melihat bintang bersama sepulang dari glamping.
Saat sedang memanggang barbeque, Haruka memberitahu Nami bahwa Reiko meminta Handa untuk mengubah camilan untuk Dory Harris menjadi jeli ubi seperti yang sebelumnya disarankan Nami. Nami senang mendengarnya.
Marika tiba-tiba menelpon. Ia menanyakan dimana Jinko berada karena mereka kekurangan satu obi untuk pemotretan besok. Merasa ikut bertanggungjawab, selain memberikan alamatnya, Nami juga mengatakan akan menuju ke tempat Jinko berada secepatnya.
Mau tidak mau acara glamping pun berakhir. Yang lain tidak mempermasalah hal itu. Begitu pula Jun, yang menerima jika acara melihat bintang dimundurkan.
—
Setibanya di sebuah restoran tempat Jinko berada, Nami baru ingat bahwa saat itu Jinko tengah bersama Ugajin. Ia memberitahukan hal tersebut pada Marika.
—
Jinko menanyakan apakah Ugajin sudah memiliki kekasih. Ia rupanya mendukung hubungan antara Ugajin dengan Reiko jika memang keduanya berpacaran.
—
Esok harinya, di tempat pemotretan, Marika memberitahu mengenai obi yang kurang. Ia berinisiatif untuk memilih penggantinya. Jinko tidak suka dengan pilihan tersebut.
Ia lalu memarahi Marika karena tidak memberitahukannya mengenai hal itu semalam. Hal itu lebih membuatnya kesal ketimbang obi yang tidak ada. Ujung-ujungnya ia pun memecat Marika.
Nami mencoba membantu Marika. Namun penjelasannya terlebih dahulu dipotong Jinko. Apapun itu, Marika bukanlah Jinko. Sehingga Marika tidak berhak untuk mengambil keputusan.
Mendengarnya, Nami membandingkan dengan Reiko yang setidaknya kadang-kadang masih mau menerima pendapatnya.
Reiko tiba-tiba muncul. Dengan tenang ia meminta maaf pada Jinko atas ulah bawahannya lalu mengambil alih proses pemotretan dengan mengkombinasikan obi pilihan Marika dengan plastik bening. Hasilnya adalah foto yang berkesan megah sekaligus elegan.
Reiko mengatakan bahwa hal itu terinspirasi dari karya Jinko bertahun-tahun yang lalu. Jinko kemudian menanyakan pada Marika apakah ia juga memilih obi berdasarkan karya lamanya. Secara tidak langsung Marika mengiyakan.
Jinko akhirnya sadar akan kesalahannya. Ia pun menerima Marika kembali sebagai asistennya.
—
Jinko mendatangi ruangan Reiko dan berterimakasih karena Reiko sudah mengingatkannya akan hal penting yang belakangan ia lupakan. Jinko kemudian memberitahu bahwa ia akan menikah lagi. Itu sebabnya ia kemarin bertemu dengan Ugajin, untuk menyampaikannya secara langsung.
Sebelum pergi, Jinko mengatakan pada Reiko bahwa ia menitipkan Ugajin kepadanya. Reiko salting mendengarnya.
—
Hujan turun dengan deras. Nami hendak menanyakan pada Jun apakah mereka jadi melihat bintang malam itu. Karena nomer Jun sudah ia hapus, Nami meminta nomer Oashi pada Haruka lalu menghubunginya.
Oashi sempat menanyakan apakah hubungan Jun dengan Haruka jadi dekat saat glamping. Pasalnya, yang ia tahu, selama ini hati Jun hanyalah untuk teman kecilnya. Nami syok mendengarnya.
—
Nami hanya melamun saat editor sedang rapat untuk artikel edisi selanjutnya. Nakazawa saat itu menyarankan agar mereka mewawancarai Rio Hasumi, seorang pemain violin profesional yang baru saja kembali ke Jepang. Usulannya disetujui.
—
Hujan masih belum juga berhenti. Seperti biasa, pikiran Nami sudah kemana-mana sejak Oashi memberitahunya tentang teman kecil Jun. Nakazawa, yang saat glamping sempat menguping rencana Nami dan Jun, mengajak Nami untuk melihat bintang. Tanpa berkata apa-apa Nami meninggalkannya.
—
Setibanya di rumah, Nami kembali kepikiran Jun. Setelah beberapa saat, ia akhirnya memutuskan untuk menuju bangku di jembatan, tempat mereka janjian untuk bertemu.
Jun ternyata tidak ada di sana. Namun saat Nami menoleh ke samping, terlihat Jun tengah meringkuk di tengah hujan. Menunggunya.
Perlahan Nami menghampirinya untuk memastikan bahwa itu adalah Jun. Ternyata benar. Nami mengatakan bahwa ia sudah mencoba menghubungi Jun. Jun memberitahu bahwa ponselnya tertinggal di studio lalu berterimakasih karena Nami sudah mau datang. Melihat ketulusan sikap Jun, Nami kemudian menciumnya.
—
Di bandara. Rio tiba di Jepang. Ia menelpon Jun dan memberitahu bahwa ia sudah pulang.
Leave a Reply