Di cerita sebelumnya, sedikit demi sedikit Nami mulai berniat untuk berubah dan ingin bersungguh-sungguh dalam melakukan tugasnya. Aksinya membuahkan hasil dimana MIYAVI sukses menarik brand Cartier sebagai salah satu pemasang iklan premium. Sementara itu, hubungan Nami dengan Jun semakin dekat walau Nami sendiri belum tahu pasti bagaimana perasaan Jun yang sebenarnya terhadap dirinya. Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Sinopsis Lengkap Oh! My Boss! Koi wa Bessatsu de Episode 3 (S1E3)
Seperti yang sudah sudah, Nami langsung ge-er tatkala Jun menanyakan apakah Nami menyukainya. Begitu Nami menjawab bahwa ia tidak membencinya, Jun lantas memberikan undangan ke pameran foto hasil karyanya minggu depan.
—
Di dalam studio tengah ada pemotretan terhadap seorang pejudo sekaligus model ternama bernama Seo Mitsuki. Alih-alih membantu, Nami justru sibuk memikirkan apakah ia harus datang atau tidak ke pameran Jun. Alhasil ia jadi dimarahi Nakazawa.
—
Beberapa hari kemudian, Nami tiba di kantor dan melihat semua orang heboh. Ternyata satu minggu lagi akan ada pemeriksaan final (deadline) dimana semua halaman yang sudah dibuat akan diperiksa untuk memastikan halaman-halaman tersebut layak untuk dicetak.
Hanya Nakazawa yang bersikap woles. Tugasnya sudah selesai saat beberapa hari lalu ia mewawancara Mitsuki. Saat Nami dan Haruka membicarakannya, dengan bangga Nakazawa ikutan nimbrung. Ia sengaja memilih Mitsuki karena merasa sosoknya pantas untuk ditampilkan di edisi pertama MIYAVI yang memiliki target pasar internasional. Apalagi Nakazawa adalah penggemar ayah Mitsuki, Seo Mitsuharu.
Tanpa disangka, dalam rapat editor, Reiko meminta artikel mengenai Mitsuki diganti dengan sosok Kobayakawa Sawako, seorang analisis ekonomi global. Semuanya terkejut.
Nakazawa mempertanyakan keputusan Reiko. Reiko menjawab bahwa bahu kanan Mitsuki masih sakit. Dan itu terlihat saat kemarin Mitsuki melakukan pemotretan. Dengan demikian mustahil bagi Mitsuki untuk kembali ke kejuaraan bulan depan.
Nakazawa masih tidak terima. Menurutnya, Mitsuki yang berharap bahwa dia bisa segera kembali bertanding. Tidak ada yang salah dengan artikel buatannya.
Kali ini Handa berada di pihak Reiko. Sedari awal niat Mitsuki untuk kembali bertanding adalah salah satu alasan mereka memutuskan untuk mengangkat sosoknya dalam MIYAVI.
—
Nakazawa memutuskan untuk tidak mau melakukan wawancara terhadap Sawako. Aksinya itu memancing editor-editor yang lain. Mereka juga sebenarnya kesal karena Reiko acap memerintahkan sesuatu secara sewena-wena pada mereka.
Tanpa mereka sadari, Reiko ternyata mendengar semua itu dari tangga. Dengan tatapan datar, ia memberitahu Nami bahwa besok pagi ia akan bertemu dengan Sawako.
Nakazawa makin kesal terhadap Reiko. Ia tidak mau lagi bekerja sama dengan Reiko. Dengan tegas Nakazawa memberi 2 pilihan: Reiko yang berhenti atau para editornya. Reiko merespon santai, bahwa kedua pilihan tersebut cukup menarik.
—
Beberapa pengunjung yang datang ke galeri foto Jun ternyata hanya ingin menitipkan salam pada ayahnya. Apalagi mereka hanya berbasa basi berpura-pura paham mengenai makna jepretan Jun.
—
Nakazawa mendatangi balai judo Seo. Saat hendak masuk, ia melihat Mitsuki sedang melakukan pemanasan. Nakazawa pun membatalkan niatnya untuk memberitahu Mitsuki soal artikelnya.
—
Nami menemani Reiko dan Sawako yang tengah jogging di taman. Dari pembicaraan mereka, ayah Reiko (dan Jun) ternyata adalah pemilik perusahaan Horai Group yang ternama. Sawako heran kenapa Reiko tidak mengurusi perusahaan ayahnya. Reiko tidak menjawabnya.
Nami sendiri masih curiga kenapa Reiko memilih Sawako. Ia yakin di balik itu pasti ada hubungannya dengan iklan dan uang. Sepeninggal Reiko dan Sawako, ia lantas menanyakannya pada Asami yang kebetulan juga ada di sana.
Alih-alih menjawabnya, Asami justru menertawakan Nami yang terlalu polos hingga menceritakan hal semacam itu pada kompetitor MIYAVI. Nami kaget menyadari kesalahannya.
—
Saat menunggu Nami (yang menghindar darinya), Jun malah bertemu Nakazawa. Ia menitipkan brosur pameran foto yang sudah diberi tanda jam berapa saja ia bakal berada di sana. Dengan sedikit kesal Nakazawa menerimanya.
—
Pagi harinya, selain Handa dan Haruka, tidak ada pegawai lain yang masuk. Nami meminta agar Reiko mau mengalah dan berlutut meminta maaf pada yang lain. Reiko menolak mentah-mentah karena berlutut pada mereka tidak ada nilainya.
Handa lantas menghubung salah satu editor, Kazumi, dan merayunya untuk kembali bekerja. Kazumi yang sedang asik pijat menolaknya.
Mau tidak mau Haruka mencoba mengambil alih. Ia segera membagikan tugas pada Handa dan Nami. Belum apa-apa sudah muncul masalah baru. Desain sampul yang dikirim ke percetakan ternyata masih mencantumkan nama Mitsuki.
Haruka yang panik bergegas hendak pergi menuju percetakan untuk mengurusnya. Ia lanjut memerintahkan ini itu pada Handa dan Nami. Keduanya reflek mengangguk-anggukkan kepala, padahal kenyataannya sama sekali tidak paham maksud Haruka. Ujung-ujungnya Haruka pun pingsan.
—
Nami kembali menghubungi Kazumi. Kali ini Kazumi memintanya untuk datang ke satu tempat malam harinya.
Di waktu yang ditentukan, Nami datang bersama Haruka ke sebuah restoran. Bukannya membahas pekerjaan, Kazumi (plus Shiori dan seorang editor lain) ternyata mengajak keduanya untuk bergabung ke pesta campuran bersama beberapa orang pria. Tanpa diduga, ada Jun dan temannya, Ichita Oashi, di sana.
Nami langsung sibuk berdalih bahwa Jun bukanlah pacarnya yang ada di wallpaper ponsel (tonton Episode 2). Kazumi percaya begitu saja.
Mereka pun makan malam bersama sambil ngobrol. Hanya Nami yang diam saja. Ia sempat tersedak saat Kazumi menceritakan tentang bosnya yang bagaikan iblis tanpa sadar bahwa Jun adalah adik Reiko.
Melihat Jun membagikan undangan galeri foto serta mengajak Kazumi dkk datang membuat Nami yakin bahwa dirinya tidak spesial di mata Jun.
Usai acara, Nami pamit untuk pulang lebih dulu. Di jalan ia bertabrakan dengan sepasang kekasih, Julina dan Atsushi. Keduanya kesal dan hendak menyiram Nami dengan air. Jun tiba-tiba muncul dan menipu keduanya bahwa ada UFO melintas. Begitu perhatian keduanya teralihkan, Jun langsung menarik tangan Nami menjauh dari TKP.
Beberapa saat kemudian, setelah yakin tidak dikejar, Nami dan Jun lanjut berjalan sembari berbasa-basi. Sebelum berpisah, Jun menanyakan nomer HP Nami dengan alasan tanpa sengaja nomer Nami terhapus. Nami enggan memberinya karena sudah tidak ada apa-apa di antara mereka. Lagipula ia juga mungkin tidak bisa datang ke pameran foto Jun.
—
Dalam perjalanan kembali ke kantor pasca membelikan pesanan Reiko, Nami melihat sepeda Nakazawa terparkir di depan cafe. Nami mencoba untuk membujuk Nakazawa, namun Nakazawa menolak.
Nakazawa rupanya sakit hati karena ia sungguh-sungguh dalam menggarap artikel tentang Mitsuki. Ia bahkan sudah mempersiapkannya semenjak melamar pekerjaan di MIYAVI. Terlebih menurutnya Mitsuki juga terlihat bahagia saat melakukan wawancara dengannya.
Sebelum meninggalkan Nami, Nakazawa menegaskan bahwa ia tidak akan kembali walau Reiko berlutut di hadapannya.
—
Reiko mendatangi galeri foto Jun. Reiko ternyata tahu bahwa alasan utama Jun berpura-pura sudah punya pacar bukanlah untuk menghindari perjodohan. Melainkan agar Reiko pulang ke rumah. Entah apa yang terjadi, Reiko yang dulunya ingin mengikuti jejak ayahnya dan berusaha keras untuk membanggakannya, sekarang justru enggan bertemu dengan ayahnya. Ia hanya menyatakan bahwa yang seharusnya menjadi pewaris Horai Group adalah Jun.
—
Untuk membantu pekerjaan di kantor, Handa memperkerjakan Ogasawara. Usai membaca naskah Mitsuki, Ogasawara menyatakan bahwa sebenarnya artikel tersebut cukup bagus.
Nami lantas menggunakan senjata tersebut untuk mempertanyakan keputusan Reiko mengganti artikel Nakazawa. Alih-alih memberitahu alasannya, Reiko memberitahu bahwa Mitsuki juga sudah setuju untuk membatalkan artikel tersebut. Ia lalu memberi nasehat agar Nami mundur satu langkah agar tidak melewatkan sesuatu.
Tiba di ruangannya, sudah Shinichi yang menunggu kedatangan Reiko. Reiko langsung meminta maaf karena sudah membuat kegaduhan. Shinichi tidak mempermasalahkannya. Ia menyatakan percaya pada keputusan yang diambil Reiko, apapun itu.
Sementara itu, Nami yang penasaran dengan kata-kata Reiko kemudian mengambil catatan penelitian Nakazawa tentang Mitsuki dan membacanya secara detil. Tidak lupa ia membandingkannya dengan artikel yang sudah dibuat Nakazawa. Hingga akhirnya Nami menyadari sesuatu.
Tanpa menghiraukan Haruka yang kebingungan melihat ulahnya, Nami malah berpamitan dan izin pergi sejenak.
Tujuan Nami adalah mencari Nakazawa. Setelah ketemu, ia mengajaknya untuk mendatangi tempat Mitsuki.
Setelah ketiganya bertemu, terungkap bahwa Mitsuki sebenarnya sadar bahwa ia belum bisa kembali bertanding bulan depan. Ia hanya tidak ingin mengecewakan ayahnya, yang sudah mendukungnya selama ini. Adalah Reiko (yang ternyata sudah pernah datang langsung kepada Mitsuki) yang mengingatkan Mitsuki bahwa keputusannya yang gegabah bisa jadi akan berdampak buruk bagi dirinya. Itu sebabnya Mitsuki setuju untuk membatalkan artikelnya. Ia bahkan menyebut Reiko adalah orang yang hebat. Nakazawa terdiam mendengarnya.
Nami lantas menunjukkan halaman-halaman artikel wawancara Mitsuki yang sudah selesai dicetak. Ia ingin agar Mitsuki melihat besarnya usaha para editor dalam menyelesaikan artikel tersebut. Mitsuki melakukannya dan merespon dengan senyum haru.
Kepada Nakazawa, Mitsuki berjanji akan fokus pada pemulihan luka. Ia pasti akan segera kembali ke dunia judo dan menuntaskan mimpinya menyamai rekor juara dunia beruntun milik ayahnya. Nakazawa mengangguk.
—
Esok harinya, Handa, Nami, dan Ogasawara sibu mencegah Haruka yang hendak kabur. Ia stress karena harus melakukan wawancara dengan Sawako, sesuatu yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.
Tanpa disangka, Nakazawa kemudian datang, disusul dengan seluruh editor yang lain. Dengan sigap ia langsung mengajak Haruka untuk mewawancarai Sawako. Editor yang lain ternyata juga sudah mengoreksi sampul dan bersiap untuk menggarap halaman wawancara Sawako.
Ogasawara pun tidak ketinggalan. Ia turun andil mengoreksi hasil wawancara Sawako agar tidak ada typo maupun kesalahan penulisan lain.
—
Nakazawa menyerahkan sampel cetakan perdana majalah MIYAVI pada Reiko untuk diperiksa. Hasilnya ternyata sesuai yang diharapkan, dengan hanya beberapa koreksi cetak minor.
Untuk merayakan hal itu, Handa mengajak mereka semua untuk minum-minum. Ia sempat mengajak Reiko yang di saat bersamaan melintas untuk pulang. Reiko tidak menjawabnya. Kendati demikian, sambil lalu ia memuji para editornya dengan kalimat “kerja bagus”.
—
Di saat yang lain mempersiapkan perayaan, Nami kembali menimbang-nimbang untuk datang ke galeri foto Jun. Ia akhirnya melakukannya. Sayangnya, Jun tidak ada di sana. Hanya ada Oashi yang kemudian mempersilahkan Nami masuk dan melihat-lihat.
Beberapa waktu kemudian Jun datang. Begitu mengetahui Nami baru saja pergi meninggalkan pamerannya, Jun langsung berlari keluar mencarinya.
Mereka pun bertemu. Jun mengucapkan terima kasih karena Nami sudah mau datang. Nami membalas dengan mengatakan bahwa foto Jun aneh-aneh dan tidak layak ditampilkan. Jun tertawa karena sebenarnya itulah yang ingin ia dengar dari orang-orang yang melihat hasil karyanya.
Jun tiba-tiba terdiam. Perlahan ia menghampiri Nami, menarik tubuh Nami, dan mencium keningnya sembari menggenggam tangannya.
Leave a Reply