Sinopsis L.U.C.A.: The Beginning Episode 4 (tvN, 2021)

Di cerita sebelumnya, untuk membantu Ji-O mengembalikan ingatannya, Goo-Reum mengantarkan Ji-O ke panti asuhan tempat ia dulu dirawat. Stella, salah satu biarawati di sana, menyatakan bahwa Ji-O adalah iblis yang telah membakar panti asuhan sekaligus gereja tersebut dulu. Ji-O tidak terima. Walau sedikit ingatannya kembali, ia tetap yakin bahwa bukan dirinya yang membakar gereja. Justru sebaliknya, ulah Stella dan suster-suster lain pada saat itu yang menuduh dirinya sebagai iblis telah berdampak buruk kepadanya. Tanpa bisa membendung lagi emosinya, Ji-O mengeluarkan energi listrik dari tubuhnya. Tidak hanya melukai Stella, ledakan listrik tersebut juga mulai membakar gereja tersebut. Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Sinopsis Lengkap L.U.C.A.: The Beginning Episode 4 (S1E4)

Melihat asap keluar dari gereja, Yi-Son memerintahkan Tae-O untuk mempercepat laju kendaraan mereka.

Sementara itu, di dalam gereja yang mulai terbakar, Goo-Reum akhirnya tersadar. Tampak suster Stella sedang dipapah keluar oleh suster lain.

Goo-Reum segera mengajak Ji-O meninggalkan TKP. Sebelum melangkah, Ji-O sekali lagi menegaskan bahwa ia tidak membakar gereja tersebut dulu.

Saat hendak keluar, langkah kaki Ji-O terhenti di seberang patung bunda maria. Cuplikan masa lalunya melintas, dimana waktu kecil ia dulu pernah berdiri memandangi patung tersebut. Perlahan air mata mulai menetes ke pipinya.

Ji-O memberitahu Goo-Reum bahwa ia ingat pernah berada di gereja tersebut. Ia juga mengaku memang benar dirinya yang membakar gereja itu.

Goo-Reum menanyakan tentang orang tuanya. Ji-O tidak menjawab. Sadar ingatan Ji-O tentang itu belum kembali, Goo-Reum lanjut mengajak Ji-O pergi.

Tak lama Yi-Son dkk masuk ke dalam gereja. Dari suster yang sebelumnya membawa suster Stella, mereka mengetahui bahwa Ji-O dan Goo-Reum sudah meninggalkan tempat tersebut. Yoo-Na juga sudah tidak bisa lagi melacak ponsel Goo-Reum, yang belakangan diketahui ternyata rusak terbakar.

Di mobil, Goo-Reum menanyakan sejak kapan Ji-O bisa mengeluarkan energi listrik. Ji-O menjawab di momen-momen dimana dia merasa ingin mati atau dalam keadaan putus asa. Jika itu terjadi, tubuhnya akan mulai terasa panas dan energi listrik keluar begitu saja.

Ji-O menambahkan bahwa di saat yang sama apa yang terlihat di matanya seperti berwarna biru, seolah-olah tubuhnya menahan diri untuk tidak melakukannya.

Goo-Reum merespon bahwa momen seperti itu, dimana Ji-O merasa ingin mati, sebenarnya justru momen dimana tubuh Ji-O berjuang untuk tetap hidup.

Apapun itu, kejadian barusan membuat Ji-O enggan untuk menggali masa lalunya lebih dalam lagi.

Cheol-Soo menampar pipi Yi-Son berkali-kali untuk melampiaskan kekesalannya. Kendati demikian, Cheol-Soo tetap berharap Yi-Son berikutnya bisa menyelesaikan tugasnya karena ia adalah satu dari sedikit orang yang bisa ia percaya.

Sepeninggal Cheol-Soo, Joong-Kwon yang sedari tadi berada di sana menghampiri Yi-Son dan menghiburnya. Ia merasa kasihan pada Yi-Son yang terpaksa tidak bisa meninggalkan Human Tech karena harus rutin merawat tangan kanannya di sana.

Yi-Son lantas menanyakan apakah mungkin tangan kanan Ji-O ditransplantasikan ke tubuhnya. Joong-Kwon langsung sadar ada yang menjanjikan hal semacam itu pada Yi-Son. Ia memberitahu bahwa meski secara teori memungkinkan, namun ada banyak variabel yang mempengaruhi hasilnya. Masalahnya, Joong-Kwon mengaku bahwa ia sendiri juga bagian dari variabel tersebut.

Joong-Kwon berpesan agar Yi-Son Kwon bisa membawakan Ji-O kepadanya dengan selamat. Ia mengaku setiap malam berharap bisa segera bertemu dan berbincang dengan Ji-O. Yi-Son terdiam mendengarnya.

Sebelum meninggalkan gereja, Goo-Reum ternyata sempat melihat mobil yang dikendarai Yi-Son dkk terparkir di seberang mobilnya. Ia menghubungi Jin-Hwan via telepon dan minta tolong untuk dicek nomer polisinya. Setelah diperiksa, Jin-Hwan memberitahu bahwa mobil tersebut seharusnya sudah dihancurkan.

Curiga, Jin-Hwan menanyakan kenapa Goo-Reum ingin tahu tentang mobil tersebut. Goo-Reum berdalih bahwa ia melihat seseorang mengendarai mobil berplat nomer tersebut dengan ugal-ugalan. Sebelum Jin-Hwan lanjut menginterogasinya, Goo-Reum buru-buru menutup telpon.

Goo-Reum kemudian teringat pertemuannya dengan profesor Jong-Hwan. Ia menghubunginya dan mengatakan ada sesuatu yang hendak ia bicarakan.

Tak lama Goo-Reum kembali ke mobil. Ia memberitahu Ji-O bahwa ada orang yang tadi membuntuti mereka di gereja. Ji-O langsung yakin bahwa orang-orang tersebut mengejarnya.

Goo-Reum membawa Ji-O ke sebuah klinik untuk bertemu dengan Jong-Hwan. Sebelum masuk, bulu kuduk Ji-O sempat berdiri, menandakan ada bahaya di dekatnya. Melihat langkah Ji-O terhenti, Goo-Reum mencoba meyakinkannya bahwa mereka akan menemui temannya.

Jong-Hwan muncul. Setelah berbasa-basi sejenak, ia mengatakan hendak melakukan tes terhadap Ji-O. Ji-O enggan melakukannya, namu lagi-lagi Goo-Reum berhasil meyakinkannya.

Jong-Hwan lantas memberitahu bahwa tes yang dilakukan berupa pengambilan sampel darah dan sampel jaringan tubuh Ji-O. Sebelum itu, ia menunjukkan foto Joong-Kwon dan menanyakan apakah Ji-O pernah melihatnya. Ji-O mengaku antara tidak tahu atau tidak ingat dengannya.

Sesuai yang dikatakan, Jong-Hwan mengambil sampel darah dan beberapa sampel sel tubuh Ji-O. Hal tersebut membuat beberapa kilasan masa lalu Ji-O muncul di benaknya. Terutama di saat ia dulu menjalani eksperimen di laboratorium.

Tidak tahan lagi, Ji-O berontak. Jong-Hwan sempat mengingatkannya untuk tidak melakukannya karena bisa berbahaya. Ji-O tidak menghiraukan dan pergi meninggalkan klinik.

Proses pengambilan sampel yang belum tuntas membuat tubuh Ji-O melemah. Ia terduduk di depan halte. Sesaat kemudian Goo-Reum datang, membawakan mantelnya.

Tanpa mau meminta maaf, Goo-Reum mengajak Ji-O kembali dan menyelesaikan pengambilan sampel. Ji-O menolak. Matanya mulai berubah menjadi berwarna biru dan kilatan energi listrik muncul di tangannya. Goo-Reum spontak menjauh darinya.

Ji-O kemudian memberitahu bahwa ia hampir selalu merasa takut apabila ada orang yang tidak dikenal mendekatinya. Tandanya adalah bulu kuduk di sekujur tubuhnya yang berdiri. Hal itu sama sekali tidak terjadi sejak pertama ia bertemu dengan Goo-Reum, pertanda bahwa Goo-Reum tidak berbahaya baginya. Seandainya saja dulu Ji-O benar membunuh kedua orang tua Goo-Reum, pastinya ia akan merasa sosok Goo-Reum berbahaya baginya.

Goo-Reum kembali mencoba mengajak Ji-O melanjutkan tesnya. Ji-O tetap menolak. Goo-Reum mengatakan bakal memaksa Ji-O. Tanpa berkata apa-apa, Ji-O meledakkan halte bus di sampingnya dan menggunakan momen tersebut untuk kabur.

Goo-Reum menceritakan alasannya tidak mau melepaskan Ji-O begitu saja karena berhubungan dengan hilangnya orang tuanya pada Jong-Hwan. Jong-Hwan menyatakan bahwa jika memang orang tua bekerja sebagai ilmuwan di bidang bioteknologi, kemungkinan besar mereka memang berkaitan dengan Ji-O.

Walau terus mencari tahu apa yang terjadi pada kedua orang tuanya, Goo-Reum sendiri tidak yakin apa yang akan ia lakukan setelah itu. Dari lubuk hatinya, yang sebenarnya ia inginkan hanyalah melihat mereka untuk yang terakhir kalinya.

Mendengar semua itu, Jong-Hwan memberi nasehat bahwa sekarang Goo-Reum sudah dewasa. Sudah waktunya ia menjalani hidupnya sebagai seorang individu, bukan terus terikat sebagai putri seseorang. Ia yakin jika Goo-Reum terus melakukannya bahwa lama-lama hidupnya akann hancur.

Tidak ingin membahasnya lagi, Goo-Reum memastikan Jong-Hwan bakalan langsung menelponnya jika hasil tes Ji-O sudah keluar. Jong-Hwan mengiyakan.

Yi-Son dan Yoo-Na berjaga di dekat rumah Goo-Reum. Yoo-Na merasa ada kejanggalan dalam insiden tewasnya 9 orang rekan Yi-Son saat Yi-Son melakukan latihan militer dan menggunakan suar yang terjadi adalah granat aktif.

Pasalnya, hal serupa terjadi pada dirinya. Ia yakin sudah memasukkan peluru kosong dalam senapannya. Namun di saat latihan, peluru yang ada tiba-tiba berubah menjadi peluru sungguhan dan mengakibatan 5 orang rekan Yoo-Na tewas serta kaki kanannya yang diamputasi. Hal itu berujung pada dirinya yang mendapat hukuman seumur hidup dari pihak militer.

Yoo-Na sempat berpikir untuk bunuh diri. Ia membatalkannya karena didatangi oleh seseorang. Saat Yi-Son menanyakan siapa orangnya, Yoo-Na tidak mau menjawab. Ia mengaku sudah berjanji tidak akan memberitahu siapa pun sampai dia mati. Yoo-Na hanya mengatakan bahwa orang tersebut berjanji akan memberikan kaki yang baru serta pekerjaan yang layak kepadanya. Yi-Son terdiam mendengarnya.

Dalam adegan flashback, terlihat bahwa Cheol-Soo dulu menemui Yi-Son di penjara dan menawarkan hal yang sama.

Yi-Son lantas keluar dari mobil. Yoo-Na menyusul. Ia menanyakan apakah Yi-Son tidak bosan dengan pekerjaan mereka, yang harus membunuh orang asing karena disuruh. Tidak itu saja, Yoo-Na mengajak Yi-Son untuk melarikan diri bersamanya. Ia yakin dengan bekerjasama mereka pasti akan bisa bersembunyi dan tetap hidup. Yi-Son tidak menghiraukannya.

Ji-O sedang berjalan menyusuri kota saat ia melihat kartu pinjaman studi seperti yang ia miliki di kaca mobil seseorang. Penasaran, Ji-O mencoba menghubungi nomer yang tertera di kartu tersebut. Seseorang (Won-Yi) mengangkatnya. Tanpa disangka, ia langsung menebak bahwa yang menghubungi adalah Ji-O. Kaget, Ji-O reflek menutup telponnya.

Karena penasaran, Ji-O sekali lagi menghubungi nomer tersebut. Won-Yi makin yakin yang menelpon adalah Ji-O. Ia menawarkan untuk menjemput Ji-O. Ji-O yang tidak ingat siapa Won-Yi lagi-lagi menutup telponnya.

Sembari memberikan ponsel yang baru pada Goo-Reum, Jin-Hwan lanjut menginterogasi Goo-Reum. Goo-Reum tetap berdalih tidak terjadi apa-apa. Jin-Hwan tidak percaya karena ponsel Goo-Reum sebelumnya rusak parah seperti bagai dibakar dalam oven.

Goo-Reum yang terpojok buru-buru pergi dengan alasan hendak mengurus sebuah kasus. Tanpa sadar, mobilnya diam-diam dibuntuti oleh Yoo-Na dan Yi-Son.

Ji-O mendatangi sebuah kamar apartemen, alamat yang tertera di kartu pinjaman studi. Begitu tahu yang datang adalah Ji-O, Won-Yi langsung memeluknya. Ia lega ternyata Ji-O masih hidup.

Won-Yi rupanya tahu banyak tentang Ji-O. Termasuk tentang energi listrik dan amnesia Ji-O. Ia mengaku dulu mereka tinggal di panti asuhan yang sama dan ikut kabur dari sana bersama Ji-O.

Bersama Won-Yi, Ji-O ternyata acap melakukan tindak kriminal. Seperti membuat orang yang sedang mabuk pingsan dan mengambil dompetnya, membobol toko dan mencuri barang-barang di dalamnya, dan lain-lain.

Kendati demikian, Won-Yi sama sekali tidak tahu menahu tentang orang-orang yang memburu Ji-O selama ini. Ia bahkan tidak yakin Ji-O benar-benar diburu.

Saat Ji-O menanyakan siapa dirinya sebenarnya, Won-Yi hanya memberitahu bahwa orang tua Ji-O yang jahat menelantarkan dirinya di panti asuhan hingga ia dan Ji-O akhirnya berteman. Won-Yi menambahkan bahwa terbakarnya panti asuhan kala itu dipicu oleh beberapa anak panti yang acap membully mereka berdua.

Ingin kembali ‘bekerjasama’ dengan Ji-O, Won-Yi meminta Ji-O tidak usah kemana-mana. Ji-O cukup beraksi dengannya seperti dulu. Ditambah dengan menjalankan bisnis rentenir berkedok pinjaman studi dan menagih dengan paksa orang-orang yang tidak mau membayar dengan kekuatan listrik Ji-O. Ji-O terdiam.

Goo-Reum tiba di NFS untuk menemui Jong-Hwan. Tak lama Yi-Son dan Yoo-Na tiba. Mereka memutuskan untuk menunggu di depan karena tidak mungkin bisa masuk ke dalam.

Melihat Ji-O tertidur pulas, Won-Yi perlahan masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya. Ia mengambil ponselnya dan hendak menghubungi Yi-Son.

Tanpa disangka, dulu Yi-Son ternyata pernah mendatangi Won-Yi dan menyiksanya untuk memberitahu dimana Ji-O berada. Yi-Son juga mengingatkan agar Won-Yi langsung menghubunginya jika suatu waktu Ji-O menemuinya.

Setelah berpikir sejenak, Won-Yi akhirnya benar-benar menghubungi Yi-Son dan memberitahukan keberadaan Ji-O di apartemennya. Yi-Son bergegas menuju ke sana.

Jong-Hwan menunjukkan hasil tes Ji-O. Sesuai prediksi Jong-Hwan sebelumnya, tubuh Ji-O memiliki karakteristik yang sama dengan beberapa binatang. Mereka adalah belut listrik, kelelawar, lalat buah, ubur-ubur, dan ikan sturgeon. Orang yang memiliki DNA mereka bisa mengeluarkan energi listrik, memiliki reflek tubuh super, serta tingkat penyembuhan yang cepat.

Menurut Jong-Hwan, hanya orang yang mampu memecahkan rahasia L.U.C.A (Last Universal Common Ancestor) saja yang bisa melakukan modifikasi genetik semacam itu. Pasalnya, yang terjadi bukanlah sekedar proses mutasi biasa, melainkan mendekati penciptaan makhluk hidup yang baru. Dan Jong-Hwan yakin 99% pelakunya adalah Joong-Kwon.

Jong-Hwan berpesan agar lain kali Goo-Reum mengurung Ji-O karena Ji-O bukanlah manusia.

Yi-Son, Tae-O, dan Yoo-Na tiba di apartemen Won-Yi. Diserang tiga orang sekaligus membuat Ji-O sempat kewalahan. Namun seperti yang sudah sudah, di saat terdesak energi listriknya muncul dan menimbulkan ledakan kecil di dalam apartemen.

Ji-O berusaha kabur. Yi-Son yang mengejarnya malah nyawanya berada di ujung tanduk. Di saat itu Yoo-Na datang dan langsung menusukkan obat tidur ke leher Ji-O.

Menyadari ada banyak orang di apartemen yang melihat dan merekam perbuatan mereka, Yi-Son memerintahkan Yoo-Na dan Tae-O untuk mengurus mereka satu persatu.

Seseorang diam-diam mengirimkan hasil penelitian Joong-Kwon ke universitas tanpa menyertakan nama Joong-Kwon. Joong-Kwon jadi kesal karena menganggap penelitiannya selama puluhan tahun sia-sia. Ia minta agar Cheol-Soo mau mencari tahu siapa pelakunya dan membereskan masalah tersebut.

Dengan tenang Cheol-Soo menyatakan bahwa pelakunya adalah teman Joong-Kwon sendiri, Jong-Hwan. Cheol-Soo bahkan mengira Joong-Kwon yang telah meminta Jong-Hwan melakukannya.

Joong-Kwon bersikeras bahwa ia tidak melakukan hal tersebut. Cheol-Soo tetap pada pendiriannya. Ia meyakini Cheol-Soo sendiri yang membocorkan hasil penelitiannya ke publik. Pun begitu, ia akan membantu melenyapkan dokumen-dokumen tersebut walau sebagai gantinya ia tidak akan mempercayai Cheol-Soo lagi.

Tak lama setelah meninggalkan ruangan Cheol-Soo, Yi-Son menghubunginya dan memberitahu perihal Ji-O. Setelah memastikan lewat panggilan video, Cheol-Soo meminta agar mereka segera membawa Ji-O kepadanya.

Dalam adegan flashback, Young-Jae pergi bersama dengan Ji-O. Tiba di sebuah terowongan, Young-Jae keluar dari mobil dan seseorang masuk ke dalam untuk memindahkan Ji-O ke dalam mobil yang lain.

Kepada seseorang, Young-Jae minta untuk diberi imbalan uang yang cukup agar bisa pindah ke negara lain bersama keluarganya. Orang tersebut menyatakan bahwa ia harus membuktikan kebenaran ucapan Young-Jae tentang Ji-O terlebih dahulu.

Young-Jae lalu ikut masuk ke mobil mereka. Orang sebelumnya memberitahu bahwa anak buahnya sudah bersama istri Young-Jae. Ia juga sudah menyiapkan uang untuk Young-Jae. Jika informasi yang diberikan benar, uang tersebut akan langsung diberikan kepada istrinya.

Mereka lantas mengambil sampel sel tubuh Ji-O. Rasa kesakitan membuat Ji-O mengeluarkan energi listriknya.

Melihat Ji-O yang menunjukkan tanda-tanda hendak sadar, Yi-Son segera menghentikan mobilnya dan menusukkan beberapa dosis obat tidur sekaligus ke leher Ji-O.

Mengira Ji-O sudah tidak berdaya, Yi-Son lanjut mengendarai mobilnya. Tanpa disangka, Ji-O tiba-tiba mengeluarkan energi listriknya. Yi-Son hilang kendali dan mobilnya keluar jalur hingga menabrak pohon.

Sesaat kemudian Ji-O melangkah keluar dari mobil. Tak lama mobil tersebut meledak.

Leave a Reply