Kemarin iseng nonton drakor yang satu ini, “L.U.C.A: The Beginning”, eh ternyata kok lumayan juga. Cek ricek kompetitor sebentar di Google, kebetulan hampir semua tulisan sinopsis yang ada untuk serial yang bersangkutan cuman abal-abal. Curiganya malah saling copas satu sama lain karena hampir gak ada bedanya. Jadi baiklah, sebagai pemanasan mengingat minggu depan rencananya bakalan bikin sinopsisnya serial “Sisyphus: The Myth” yang ditayangkan di Netflix, selamat menikmati sajian sinopsis LUCA: The Beginning episode perdana berikut ini.
Sinopsis Lengkap L.U.C.A.: The Beginning Episode 1 (S1E1)
Seorang wanita berlari dengan membawa bayi memasuki sebuah bangunan yang terbengkalai. Tak jauh di belakangnya terlihat ada 6 orang pria mengejarnya. Setibanya di lantai atas, sembari berbisik menyatakan bahwa ia (si bayi) bukanlah monster, wanita tersebut menjatuhkan bayinya begitu saja. Sesaat kemudian terlihat kilatan listrik keluar dari tubuh bayi tersebut.
—
Ji-O tersadar dengan luka-luka di tubuhnya. Kondisi sekelilingya hancur berantakan. Sejumlah pria terlihat tergeletak di sekitar TKP dengan luka yang tidak kalah parahnya. Salah satunya adalah Yi-Son, dimana lengan kanannya terlihat mengalami luka bakar yang cukup parah. Ji-O kebingungan karena sama sekali tidak ingat apa yang terjadi.
Melihat beberapa mobil melaju menuju tempatnya berada, Ji-O memilih untuk kabur dari sana.
—
Yi-Son dibawa oleh beberapa orang memasuki ruang operasi di sebuah gedung penelitian. Ia seperti sedang sekarat. Seorang dokter, Ryu Joong-Kwon, menghampirinya. Tanpa berkata-kata, ia mulai menyuntikkan cairan ke leher Yi-Son. Dua kali. Tubuh Yi-Son tampak mengejang, bereaksi terhadap suntikan tersebut. Ia juga berteriak kesakitan.
Di salah satu kamar di gedung yang sama, seorang wanita yang kaki kanannya buntung, terlihat menghela napas mendengar suara teriakan Yi-Son.
—
Ji-O mencuci bekas darah di tangannya sekaligus membersihkan luka tusukan yang ada di punggungnya. Walau belum jelas, samar-samar ia mengingat dirinya terlibat perkelahian dengan orang-orang yang tadi ia lihat di sekelilingnya. Ditambah, ia bisa mengeluarkan energi listrik dalam pertarungan tersebut.
Perlahan Ji-O mengambil dompet di saku celananya. Ada kartu pinjaman studi yang sebagian terbakar serta Surat Ijin Mengemudi miliknya. Ia kembali mendapat potongan penampakan masa lalunya secara acak. Tak lama Ji-O terlihat pergi meninggalkan tempat tersebut.
—
Satu tahun kemudian.
Kerangka seseorang diketemukan di sebuah area konstruksi. Choi Jin-Hwan, kepala Unit Tindak Kekerasan dari Juan Police Station, datang bersama anak buahnya, Kim Yoo-Cheol dan Kim Jin-Soo, untuk melakukan investigasi. Tanpa disangka, sudah ada seorang wanita yang lebih dahulu memeriksa TKP. Ia mengaku bernama Goo-Reum, dari Unit Tindak Pidana. Jin-Hwan heran karena itu bukanlah bagian dari tugas Unit Tindak Pidana.
Alih-alih menjelaskan, Goo-Reum malah sibuk meminta agar Jin-Hwan mensterilkan area tersebut agar penyelidikan bisa berjalan lancar. Sebelum pergi, Jin-Hwan menanyakan di tim mana Goo-Reum bertugas. Goo-Reum memintanya untuk mencari tahu sendiri jika memang penasaran. Jin-Hwan jadi makin kesal dengannya.
—
Goo-Reum mendatangi Badan Forensik Nasional (NFS, National Forensic Service) dan menemui profesor Oh Jong-Hwan. Ia menanyakan apakah hasil autopsi kerangka yang diketemukan di area konstruksi sama dengan data yang ia bawa. Jong-Hwan sempat enggan menjawabnya karena Goo-Reum tidak membawa surat tugas. Namun hatinya luluh setelah tahu Goo-Reum membawakan sejumlah kue untuknya. Walau tidak bisa 100% memastikan, tapi Jong-Hwan mengatakan bahwa konstruksi gigi keduanya serupa. Termasuk bagian yang terdapat bekas operasi.
Saat hendak turun melalui lift, tanpa sengaja Goo-Reum bertemu dengan Jin-Hwan dan Yoo-Cheol. Mau tidak mau Goo-Reum ikut dengan mereka di dalam lift. Jin-Hwan ternyata sudah memeriksa latar Goo-Reum dimana Goo-Reum tidak lagi terdaftar di Unit Tindak Pidana. Goo-Reum memastikan bahwa ia tidak berbohong bahwa ia baru akan dipindahkan ke unit lain besok sehingga sampai tengah malam ia masih merupakan anggota Unit Tindak Pidana.
—
Ji-O sekarang bekerja di Dagyeong Resources, sebuah perusahaan yang mengurus pembuangan limbah pabrik. Atasannya adalah Kim Man-Sik. Hari-harinya ia lewati dengan mendatangi satu demi satu tempat penelitian / laboratorium / pabrik yang menjadi rekanan Dagyeong Resources, mengambil limbah pabrik mereka, dan kemudian kembali ke Dagyeong Resources untuk membakar limbah-limbah pabrik tersebut di insinerator.
Usai bekerja, Man-Sik mengungkapkan rasa kasihannya pada binatang-binatang yang dijadikan bahan uji coba di laboratorium. Ia cukup sering menemukannya di dalam limbah pabrik yang mereka tangani. Alih-alih ikut berempati, dengan dingin Ji-O menyatakan bahwa mereka hanyalah binatang. Tidak ada artinya sama sekali. Lagipula, orang-orang yang melakukannya di laboratorium juga tengah bekerja mencari nafkah. Man-Sik jadi kesal kepadanya.
—
Goo-Reum memandangi peta kriminal kasus yang tengah ia investigasi. Semua orang yang terlibat tenyata sudah mati atau hilang begitu saja. Goo-Reum kecewa karena kini menemui jalan buntu.
—
Esok harinya, Goo-Reum mulai bertugas di departemen yang baru. Tanpa disangka, ia diletakkan di Unit Tindak Kekerasan, tepat di bawah pimpinan Jin-Hwan. Walau sempat canggung, sedikit demi sedikit ia mulai bisa beradaptasi dengan Jin-Hwan dan anak buahnya.
—
Kim Cheol-Soo dari Badan Intelijen Nasional (NIS, National Intelligence Service) mendatangani sebuah bangunan. Seperti tengah ada upacara sebuah sekte di sana dengan Hwang Jung-A sebagai pemimpinnya. Cheol-Soo melaporkan tentang penemuan tulang belulang di area konstruksi, namun memastikan bahwa pihak kepolisian tidak mungkin bakal menemukan bukti orang yang bersangkutan adalah korban pembunuhan.
Jung-A lalu mengatakan bahwa saat ini makin banyak pengikut mereka yang menawarkan bayi mereka kepadanya. Yang ia butuhkan saat ini adalah hasil penelitian yang hingga sekarang masih nihil. Jika pada upacara ritual pengorbanan berikutnya kondisinya belum berubah, Jung-A memerintahkan agar Cheol-Soo menutup saja laboratorium mereka dan mengganti para peneliti di sana dengan para peneliti dari Swedia yang dikabarkan sedang melakukan penelitian yang sama. Walau terlihat berat hati, Cheol-Soo mengiyakan.
—
Ji-O dan Man-Sik tiba di Human Tech Laboratorium untuk mengambil limbah pabrik. Setibanya di sana, ia seperti mengingat tempat tersebut. Usai memasukkan limbah ke dalam truk, Ji-O sempat berpapasan dengan Goo-Reum yang baru saja tiba.
Dalam perjalanan, Man-Sik menyatakan bahwa laboratorium tersebut berbeda dengan yang lain. Banyak binatang eksperimen yang tidak wajar. Mulai dari gorilla hingga lumba-lumba.
Sementara itu, Goo-Reum ditemui oleh seorang peneliti. Ia menanyakan apakah orang yang bernama Kim Ji-Sook dan Kang Yo-Su (kerangka yang ditemukan di area konstruksi) pernah bekerja di sana. Peneliti tersebut menjawab tidak ada. Ia menambahkan bahwa laboratorium tersebut sudah bangkrut sehingga hanya tersisa beberapa orang saja. Seluruh data keuangan maupun karyawan yang ada dipegang oleh kreditur yang tidak ia ketahui pasti.
Sepeninggal Goo-Reum, peneliti tersebut terlihat masuk ke dalam sebuah area tersembunyi yang ada di bawah tanah. Terdapat laboratorium lain yang lebih canggih di sana dengan jumlah peneliti yang juga lebih banyak. Salah satunya adalah Joong-Kwon.
Kepala peneliti kemudian melaporkan hasil proses pembelahan sel yang berhasil jika dilakukan secara serentak. Kendati demikian, ia belum sepenuhnya yakin karena bisa jadi itu adalah kebetulan. Mendengarnya, Joong-Kwon marah karena baginya dalam sains tidak ada yang namanya kebetulan.
Tak lama Joong-Kwon kembali ke ruangannya. Di rak terlihat ada beberapa toples yang berisi janin bayi dengan nomer yang diawali dengan huruf Z. Toples paling ujung, bernomer Z-0, terlihat kosong.
Sesaat kemudian Cheol-Soo masuk ke dalam ruangan. Ia memberitahu bahwa saat ini penelitian Joong-Kwon berada di ujung tanduk. Ia harus secepat mungkin memberikan hasil yang diharapkan, seperti yang dulu pernah ia lakukan terhadap obyek eksperimen Z-0. Sayangnya, Joong-Kwon sendiri mengaku bahwa ia kesulitan untuk mengulangi keberhasilannya waktu itu.
Cheol-Soo tidak peduli. Ia memastikan bahwa Joong-Kwon hanya punya hingga minggu depan saja.
—
Goo-Reum mencoba mencari informasi mengenai Human Tech di internet. Hasilnya nihil.
—
Tim Jin-Hwan, termasuk Goo-Reum, melakukan penggerebekan di sebuah gedung. Ketika seorang tersangka berusaha melarikan diri, Goo-Reum mengejarnya hingga ke jalan. Saat melintasi pertigaan, tiba-tiba sebuah mobil menabraknya. Berbarengan dengan itu, truk yang dikendarai Ji-O bersama Man-Sik melintas.
Ji-O bergegas turun dan memeriksa kondisi Goo-Reum. Ji-O mencoba melakukan CPR untuk mengembalikan denyut nadi Goo-Reum yang hilang. Hasilnya nihil. Setelah sejenak ragu karena banyak orang di sana, Ji-O akhirnya menggunakan kekuatannya untuk memberikan sengatan listrik pada Goo-Reum. Kali ini usahanya berhasil.
Setelah menggendong tubuh Goo-Reum ke trotoar, Ji-O diam-diam pergi meninggalkan TKP. Samar-samar, sebelum Jin-Hwan dan yang lain tiba, Goo-Reum sempat melihat wajah Ji-O.
—
Video aksi Ji-O beredar di media sosial. Jin-Hwan yang sudah memeriksanya memberitahu Goo-Reum bahwa ia bisa menemui Ji-O malam nanti di Dagyeong Resources untuk berterima kasih kepadanya.
Di tempat lain, Cheol-Soo menunjukkan video yang sama pada Joong-Kwon. Ji-O ternyata adalah Z-0, obyek percobaan pertama Joong-Kwon yang hilang sejak setahun yang lalu. Joong-Kwon mengklaim kemampuan Ji-O belum stabil, namun Cheol-Soo memaksa menggunakan Ji-O bagaimana pun caranya daripada Joong-Kwon kehilangan laboratoriumnya. Ia yang nantinya akan membawakan Ji-O pada Joong-Kwon. Joong-Kwon sulit untuk menolaknya.
—
Cheol-Soo memerintahkan Yi-Son untuk menangkap Ji-O. Yi-Son pergi menuju Dagyeong Resources bersama dengan Tae-O dan Hwang-Sik. Dalam perjalanan, Yi-Son mengingatkan bahwa yang mereka hadapi kali ini bukanlah manusia biasa, melainkan monster. Dalam adegan flashback terlihat bahwa tangan kanan Yi-Son yang terluka parah adalah akibat dari energi listrik Ji-O.
Setibanya di Dagyeong Resources, Yi-Son dkk langsung mematikan kamera CCTV dan menyusup masuk ke dalam. Apes bagi Man-Sik, tanpa sempat menghindar kepalanya langsung dihantamkan ke tembok oleh Hwang-Sik. Ji-O hendak menolongnya, namun keburu dihantam oleh Tae-O yang muncul tiba-tiba.
Untuk melumpuhkan Ji-O, Tae-O dan Yi-Son bersiap untuk menyuntikkan obat tidur ke leher Ji-O. Di saat bersamaan, Hwang-Sik dengan dingin melemparkan tubuh Man-Sik ke dalam insinerator. Melihatnya, Ji-O jadi emosi dan mengeluarkan energi listrik dari tubuhnya hingga Tae-O dan Yi-Son terpental.
Tahu sudah tidak bisa lagi menyelamatkan Man-Sik, Ji-O menggunakan momen tersebut untuk kabur. Yi-Son dkk sempat mengejar, namun Ji-O berhasil lolos gegara tidak sengaja terpeleset keluar jalur di dalam hutan. Meyakini Ji-O bakal pulang ke rumah, Yi-Son mengajak kedua anak buahnya untuk bergegas menuju rumah Ji-O.
—
Goo-Reum tiba di Dagyeong Resources. Ia menemui pemilik Dagyeong Resources yang sedang berada di depan. Si pemilik lantas mengantarkan Goo-Reum ke ruangan Ji-O dan Man-Sik. Keduanya kaget karena tidak mendapati siapa pun di sana. Lebih kaget lagi ketika ada tubuh yang sudah hampir habis terbakar diketemukan di dalam insinerator.
—
Tim Jin-Hwan melakukan pemeriksaan di Dagyeong Resources. Setelah tidak mendapatkan keterangan penting dari pemilik, dan karena belum diketahui siapa sebenarnya yang terbakar di insinerator, Jin-Hwan membagi tugas pada timnya. Yoo-Cheol dan Goo-Reum diperintahkan mengecek rumah Ji-O, sementara Jin-Soo dan seorang detektif lain memeriksa rumah Man-Sik.
—
Setelah mengemas beberapa pakaian, Ji-O pergi meninggalkan rumah. Tanpa disangka, Yi-Son, Tae-O, dan Hwang-Sik juga sudah tiba di sana. Kejar-kejaran jilid 2 pun dimulai, melewati gang-gang kecil dan atap rumah warga. Setelah berhasil menjatuhkan Tae-O dan menusuk lengan Hwang-Sik, tinggal Yi-Son yang tersisa memburu Ji-O.
Saat berlari di jalan, Ji-O tidak sengaja berpapasan dengan mobil yang dikendarai Goo-Reum dan Yoo-Cheol. Melihat Ji-O tengah dikejar oleh seseorang, Goo-Reum spontan ikut mengejarnya.
Beberapa saat kemudian, Ji-O sampai di atap sebuah bangunan. Ia terpojok karena Yi-Son juga sudah berada di sana. Mau tidak mau ia harus menghadapinya. Dalam keadaan terdesak, Ji-O hendak menyerang Yi-Son dengan energi listriknya. Panik dan takut mengalami hal seperti dulu, Yi-Son mendorong Ji-O hingga terjatuh dari atap bangunan.
Sesaat sebelum tubuh Ji-O menghujam tanah, energi listrik yang dahsyat keluar dari tubuhnya. Saking dahsyatnya sampai-sampai menghancurkan kaca jendela dan meledakkan mobil-mobil yang parkir di sekitarnya. Goo-Reum yang kebetulan tiba di sana terbengong-bengong melihatnya.
Leave a Reply