Di cerita sebelumnya, terungkap bahwa karya-karya Shen Hua ternyata tidak laku di pasaran. Ia sengaja menyembunyikan buku-bukunya di perpustakaan, yang belakangan ketahuan oleh Yun-Hsiang. Saat Yun-Hsiang mencoba menyadarkan Shen Hua, Shen Hua malah merespon dengan berusaha memperk0sanya. Untunglah berkat bantuan Jui-Hsin Yun-Hsiang berhasil kabur. Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Daftar Isi
Sinopsis Detention Episode 5 (S1E5) “HIStory Repeats”
Ketika sebelumnya Yun-Hsiang jatuh pingsan di koridor, ternyata Wen-Liang yang menolongnya. Di saat itulah Wen-Liang mengetahui Yun-Hsiang sudah diam-diam menukar kalung giok yang hendak didoakan di kuil. Wen-Liang lantas mengambil kalung tersebut tanpa sepengetahuan Yun-Hsiang dan mencoba membersihkannya. Anehnya, berulang kali usahanya gagal.
Ibu Wen-Liang lalu memberitahu bahwa sampai kapan pun usaha Wen-Liang tidak akan berhasil jika bukan Yun-Hsiang sendiri yang menginginkan kalung tersebut dibersihkan.
—
Orang tua Yun-Hsiang akhirnya tahu mengenai ulah Shen Hua pada Yun-Hsiang. Ayah Yun-Hsiang kemudian membawa masalah tersebut ke Greenwood High School. Dalam rapat dewan sekolah, ayah Yun-Hsiang mewakili putrinya menceritakan apa yang telah terjadi. Pun begitu, karena tidak adanya saksi, dewan sekolah tidak bisa berbuat banyak. Kepala sekolah menantang Yun-Hsiang untuk melakukan visum untuk membuktikan bahwa memang benar ada kekerasan fisik atau s3ksual yang ia alami. Yun-Hsiang merespon dengan menunjukkan bebas memar di kedua lengannya.
—
Saat pelajaran berlangsung, Shen Hua mendatangi kelas 2-1 dan memanggil Yun-Hsiang. Ia memintanya ikut dengannya hingga ke sudut sekolah yang sepi. Di sana, Shen Hua memohon agar Yun-Hsiang bisa melupakan apa yang telah terjadi dan tidak mempermasalahkannya lagi. Yun-Hsiang secara tidak langsung menolak dan minta ijin untuk kembali ke kelas.
—
Dewan sekolah mulai melakukan investigasi terhadap Shen Hua. Beberapa murid ditanyai, terutama anggota klub puisi dan murid kelas 2-1. Sebagian mengamini bahwa Shen Hua memang memberikan perhatian lebih pada Yun-Hsiang.
Sementara itu, saat melihat foto-foto dengan Yun-Hsiang pasca interview dengan Chiang Ning, Shen Hua terkejut mendapati ada sosok seorang siswi di belakang mereka. Sosok yang sama dengan yang dilihatnya di perpustakaan. Siapa lagi kalau bukan Jui-hsin.
Shen Hua lalu memberitahu ayahnya bahwa ia khawatir ada orang yang melihatnya saat itu. Kepala sekolah meminta Shen Hua untuk fokus saja mempersiapkan pembelaannya nanti karena ia sudah mengurus masalah itu.
—
Murid-murid kelas 2-1 akhirnya tahu bahwa interogasi mereka berkaitan dengan Yun-Hsiang dan Shen Hua. Karena hampir semuanya menyukai Shen Hua, mereka menuduh Yun-Hsiang yang sudah merayu Shen Hua. Tidak tahan berada di kelas, Yun-Hsiang memutuskan untuk menyendiri di rooftop gedung Hancui.
Tak lama Wen-Liang datang menghampiri. Ia menyarankan agar Yun-Hsiang tidak usah mempedulikan ucapan murid-murid di kelas. Ia juga mengajaknya untuk pergi saja dari Jinluan bersamanya jika memang sudah tidak tahan lagi.
—
Dalam rapat berikutnya, Shen Hua memutar balik fakta dengan menyatakan justru Yun-Hsiang yang berinisiatif mencumbunya. Ia juga mengaku memberi hadiah anting mutiara murni sebagai hadiah, tanpa ada maksud lain. Yun-Hsiang semakin terpojok dengan Kuo-Feng yang membawakan bukti bahwa Yun-Hsiang pernah terlibat dalam kasus plagiat di sekolahnya yang lama. Hal itu membuat anggota dewan sekolah mulai tidak percaya pada Yun-Hsiang.
Chieh-Yu tiba-tiba muncul. Ia ternyata melihat saat pertama kali Shen Hua mencium Yun-Hsiang di perpustakaan. Kuo-Feng sepertinya sudah terlebih dahulu meminta agar Chieh-Yu menyalahkan Yun-Hsiang. Di luar dugaan, Chieh-Yu berterus terang menyatakan bahwa Shen Hua lah yang berinisiatif mencium Yun-Hsiang.
—
Kembali ke rumah, Yun-Hsiang mendapati ibunya di kamar. Pot bunga pemberian Shen Hua sudah hancur berantakan di lantai. Ibu Yun-Hsiang menyesal telah memindahkan Yun-Hsiang ke Jinluan. Tidak ingin ibunya kepikiran, Yun-Hsiang mengatakan bahwa itu semua bukan salah ibunya, melainkan salahnya sendiri.
—
Beberapa hari kemudian rapat dilanjutkan kembali. Shen Hua tetap bersikeras bahwa Yun-Hsiang yang mengambil inisiatif. Lebih jauh, ia menyatakan bahwa Yun-Hsiang mengira dirinya jatuh cinta kepadanya. Tanpa disangka, ayah Yun-Hsiang membuat blunder dengan menyebutkan sakit mental yang diderita Yun-Hsiang. Kepala sekolah dan Kuo-Feng jadi semakin menekan Yun-Hsiang dengan menuduhnya mengalami halusinasi akibat sakit mental yang diderita.
Sebelum pengambilan keputusan, Shen Hua menegaskan bahwa ia tidak pernah menyukai Yun-Hsiang. Perasaannya tidak lebih dari sekedar guru dan murid. Pun begitu, ia terlihat meneteskan air mata saat mengatakannya. Shen Hua menambahkan bahwa semua akan lebih indah jika mereka tidak terikat dalam hubungan tersebut. Secara spontan Yun-Hsiang ikut meneteskan air mata mendengarnya.
Pada akhirnya diputuskan bahwa Shen Hua tidak bersalah dan kasus ditutup. Ayah Yun-Hsiang terlihat marah dengan keputusan itu.
Keluar dari ruang rapat, Yun-Hsiang berpapasan dengan Wen-Liang. Tanpa berbicara apapun, Wen-Liang memberikan secarik kertas kepadanya.
—
Malam harinya, ayah Yun-Hsiang memutuskan untuk kembali pergi meninggalkan rumah. Ibu Yun-Hsiang berusaha mencegahnya namun sia-sia.
Sementara itu, Yun-Hsiang membaca isi kertas yang diberikan Wen-Liang. Sebuah pesan yang mengajak Yun-Hsiang untuk bertemu dengannya di halte bus nanti saat bus terakhir berangkat. Meski datang sesuai pesan Wen-Liang, Yun-Hsiang memilih untuk tidak naik ke dalam bus. Alih-alih, ia pergi menuju kuil City God dan menemukan kalung gioknya di sana.
Kembali ke rumah, Jui-Hsin menawarkan untuk membantu Yun-Hsiang. Nyatanya, Yun-Hsiang mengaku sama sekali tidak membenci Shen Hua dan yang lain. Ia justru membenci dirinya sendiri. Perlahan Yun-Hsiang meninggalkan Jui-Hsin dan masuk ke kamar mandi. Setelah mengisi bak mandi hingga terisi penuh, ia menceburkan badannya ke dalam, mengeluarkan sepotong cutter, dan sesaat kemudian terlihat warna air di bak sudah berubah menjadi merah darah.
Sinopsis Detention Episode 6 (S1E6) “Re: Detention”
Setelah memberikan secarik kertas pada Yun-Hsiang, Wen-Liang yang tidak tahan melihat sikap Shen Hua yang merasa tidak bersalah di hadapan anggota klub puisi jadi emosi. Ia menghajarnya tanpa basa basi. Aksinya itu berujung pada dirinya yang ditahan di kantor polisi hingga malam dan baru dilepaskan setelah dijemput oleh kedua orang tuanya.
Setibanya di rumah, Wen-Liang bergegas berkemas dan menuju halte bus. Sayangnya ia sudah terlambat dan Yun-Hsiang tidak lagi ada di sana.
Sementara itu, ayah Shen Hua menunjukkan pada Shen Hua proposal konversi area Greenwood yang selama ini diam-diam dipersiapkan olehnya. Meski sering dibantu oleh Kuo-Feng, ayah Shen Hua ternyata menganggapnya kolot dan bisa mengacaukan rencananya itu. Setelah sekilas membacanya, Shen Hua menanyakan apa yang perlu ia lakukan.
—
Entah bagaimana ceritanya, Jui-Hsin kini tampil seperti Yun-Hsiang. Sebaliknya, Yun-Hsiang terperangkap di masa lalu sebagai Jui-Hsin. Ia sedang bersama Wei Chung-Ting di gudang saat tiba-tiba Kuo-Feng menghampiri mereka dan menanyakan apa yang mereka lakukan di sana. Masih kebingungan, Yun-Hsiang mengaku jika ia bukanlah Jui-Hsin.
Kepala Yun-Hsiang mendadak pusing dan situasinya tiba-tiba berputar kembali saat Chung-Ting masuk ke dalam gudang diikuti dengan Kuo-Feng beberapa saat kemudian. Setelah sempat melihat bayangan di cermin yang menunjukkan bahwa sosoknya saat ini adalah Jui-Hsin, kali ini Yun-Hsiang tidak lagi membantahnya. Kuo-Feng pun lalu memerintahkan mereka untuk kembali ke kelas.
Setibanya di kelas, guru kelas bu Yin langsung mengadakan tes. Yun-Hsiang mencoba tetap tenang. Namun saat hendak menulis nama di lembar jawaban, tangannya mendadak ragu. Sesaat kemudian Yun-Hsiang melihat bu Yin sudah ada di hadapannya dan menyatakan bahwa dirinya tidak berarti. Yun-Hsiang kembali merasa pusing dan tak lama ia kembali berada di gudang.
Hal yang sama pun terjadi. Di ‘percobaan kedua’, Yun-Hsiang menuliskan nama Jui-Hsin tanpa ragu di lembar jawaban dan tidak terjadi apa-apa.
—
Di saat jam istirahat, Yun-Hsiang mendatangi kembali gudang. Tahu ada orang datang, ia bergegas bersembunyi di balik rak. Yang masuk ternyata adalah Chung-Ting dan guru kelasnya. Si ibu guru lantas mengambil sebuah kotak yang ia sembunyikan di salah satu rak, lalu memberikannya pada Chung-Ting. Tanpa banyak basa basi keduanya lalu pergi meninggalkan gudang.
—
Chung-Ting menawarkan diri untuk mengantar Yun-Hsiang pulang sebagai tanda terima kasihnya karena tadi dibantu lolos dari Koi-Feng. Obrolan mereka ternyata sama-samar terdengar dari radio yang tengah didengarkan oleh paman Wei.
Sementara itu, Shen Hua makan malam bersama Li Fen, putri konselor Li. Berbeda dengan sebelumnya, Shen Hua tidak lagi bersikap anti terhadapnya. Hal itu sempat membuat Li Fen curiga.
—
Di rumah, Yun-Hsiang melihat orang tua Jui-Hsin bertengkar dan ayahnya, Fang Tao-Chin, pergi meninggalkan rumah. Tak lama ibu Jui-Hsin masuk ke kamarnya dan minta agar Yun-Hsiang membacakan tulisan di kertas yang ia temukan di baju suaminya. Tertulis janji untuk bertemu pukul 7 dari seseorang yang sepertinya adalah selingkuhan Tao-Chin. Pun begitu, Yun-Hsiang berbohong dan mengatakan itu hanyalah tulisan yang berhubungan dengan pekerjaan. Ibu Jui-Hsin percaya.
Sebelum keluar dari kamar, ibu Jui-Hsin mengajak Yun-Hsiang untuk pergi ke kuil bersamanya jika nanti ada waktu senggang. Yun-Hsiang mengiyakan.
—
Sementara itu, terungkap bahwa saat ini Yun-Hsiang sama sekali tidak ingat dengan semua yang telah terjadi, termasuk siapa dirinya sebenarnya. Itu sebabnya ia sebelumnya ragu saat mengisi nama di lembar ujian.
Dalam perjalanan pulang dari kuil, ibu Jui-Hsin menanyakan isi dari kertas ramalam yang ia peroleh. Yun-Hsiang menjelaskan bahwa ia akan bernasib baik apabila melakukan segala sesuatunya sesuai rencana. Tak lama ibu Jui-Hsin melihat pengumuman yang terpajang di pinggir jalan, tentang kewajiban untuk melapor kepada pihak berwajib apabila mengetahui keberadaan mata-mata. Ibu Jui-Hsin tiba-tiba mengajak Yun-Hsiang mengikutinya. Yun-Hsiang menolak. Kepalanya mendadak pusing dan di pikirannya terlihat ibu Jui-Hsin menyatakan bahwa meski mengulang beberapa kali pun Yun-Hsiang tidak akan pernah bisa merubah apa yang sudah seharusnya terjadi.
—
Ibu Yun-Hsiang mendapati anaknya (alias Jui-Hsin) menggunakan seragam sekolah. Ia heran karena merasa sebaiknya Yun-Hsiang tidak usah lagi datang ke sekolah. Sambil menusuk-nusukkan cutter ke boneka, Jui-Hsin menyatakan bahwa semua itu adalah salah ibu Yun-Hsiang yang terlalu memaksa Yun-Hsiang. Sesosok anak kecil lalu tiba-tiba muncul di samping ibu Yun-Hsiang. Tak butuh waktu lama baginya untuk menyadari bahwa orang yang ada di hadapannya itu bukanlah putrinya sendiri. Sesaat kemudian ibu Yun-Hsiang menangis karena merasa bersalah.
—
Mengetahui kalung giok Yun-Hsiang sudah tidak ada lagi di altar kuilnya, Wen-Liang bergegas menuju rumah Yun-Hsiang. Yang ia dapati hanyalah ibu Yun-Hsiang yang tengah meratapi putrinya yang hilang. Wen-Liang langsung bisa menebak apa yang terjadi.
—
Setelah mengulang dari awal, kali ini Yun-Hsiang membiarkan ibu Jui-Hsin pergi ke kantor polisi untuk melapor. Yang ia laporkan ternyata adalah suaminya sendiri, Tao-Chin. Malam harinya, polisi datang dan menangkap Tao-Chin dengan tuduhan sebagai mata-mata. Ibu Jui-Hsin merasa ia sudah melakukan hal yang benar dan setelah itu kondisi keluarga mereka bakalan baik-baik saja.
—
Wen-Liang membawa ibu Yun-Hsiang ke kuilnya. Ada kedua orang tuanya di sana. Setelah mendengarkan cerita Wen-Liang, ayah Wen-Liang awalnya tidak ingin ikut campur. Terlebih ia tidak tahu persis apa yang terjadi. Yang ia tahu, di saat itu ada banyak orang yang ditangkap di sekolah. Baik guru maupun murid. Bahkan sebagian di antara mereka kemudian ditemukan dalam keadaan tewas. Salah satu rumor yang beredar adalah hubungan Jui-Hsin dengan salah seorang guru yang berujung pada bunuh diri Jui-Hsin. Ayah Wen-Liang menambahkan bahwa paman Wei adalah salah satu di antara murid yang saat itu ditangkap.
Mendengarnya, Wen-Liang langsung menuju rumah paman Wei. Sayangnya ia tidak mendapat informasi apa-apa. Paman Wei terlalu trauma untuk membahas mengenai Jui-Hsin. Wen-Liang pun memutuskan untuk menuju gedung Hancui seorang diri demi menyelamatkan Yun-Hsiang.
—
Yun-Hsiang duduk di taman di saat pelajaran hendak dimulai. Seorang guru (yang nantinya disukai oleh Jui-Hsin) mendatanginya dan menawarkan untuk membuatkan ijin absen jika memang Yun-Hsiang sedang tidak enak badan. Yun-Hsiang hanya terdiam.
—
Karena nilainya terus turun, bu Yin menjadwalkan konsultasi Yun-Hsiang dengan seorang guru. Guru yang dimaksud, Chang Min-Hui, ternyata adalah yang sebelumnya membuatkan surat ijin untuk Yun-Hsiang. Ketika Yun-Hsiang datang ke ruangannya, Min-Hui yang sudah tahu kalau Yun-Hsiang (baca: Jui-Hsin) suka membaca dan menulis malah memberikan beberapa buah buku dan mempersilahkan Yun-Hsiang untuk membacanya. Ia lalu kembali duduk di mejanya.
Yun-Hsiang terdiam dan menatap ke arah Min-Hui. Seolah tahu, Min-Hui lalu memberitahu Yun-Hsiang bahwa ia tidak perlu ragu akan hobinya menulis dan membaca. Suatu saat nanti kemampuannya itu bakalan jadi senjatanya. Sambil memberikan sebuah buku yang ia rekomendasikan, Min-Hui lantas mempersilahkan Yun-Hsiang untuk datang ke ruangannya seminggu sekali. Entah untuk membaca atau hanya berdiam diri saja. Yun-Hsiang mengangguk.
—
Jui-Hsin tiba di Greenwood High School tepat di saat perayaan hari jadi ke-88 sekolah tersebut dirayakan.
Penutup
Gemes sekali dengan makin banyak karakter baru yang namanya tidak ketahuan. Atau hanya disebutkan sekilas di adegan lain. Bener-bener harus ekstra teliti ngikutinnya. Terus terang saya kurang tertarik dengan alur kisah Yun-Hsiang yang terlempar ke dunia lain dan mengikuti jalan hidup Jui-Hsin di masa lalu. Di sisi lain saya paham memang harus seperti itu jalan ceritanya agar Yun-Hsiang bisa 100% mengerti bagaimana masa lalu Jui-Hsin sebenarnya. Soal paman Wei yang ada hubungannya dengan Jui-Hsin sebenarnya sudah bisa ditebak sejak episode 1. Pun begitu, sebelumnya saya mengira ia adalah guru yang jatuh cinta pada Jui-Hsin. Nyatanya hanya teman sekelas.
Dengan tinggal menyisakan 2 episode lagi, semoga saja akhir ceritanya memuaskan.
Leave a Reply