Sinopsis drama korea Cinderella and Four Knights episode 10 bakalan menjawab cliffhanger cerita episode sebelumnya dimana Park Hye-Ji (Son Na-Eun) secara terang-terangan menembak Kang Ji-Woon (Jung Il-Woo) di hadapan Kang Hyun Min (Ahn Jae-Hyeon) dan Eun Ha-Won (Park So-Dam). Sementara itu, kondisi CEO Kang (Kim Yong-Geon) makin jelas dengan ginjalnya yang bermasalah dan mengarah ke gagal ginjal, sehingga membutuhkan donor organ secepatnya. Yang menjadi masalah, antrian donor membutuhkan waktu 2-3 tahun. Satu-satunya cara untuk mendapatkan donor dalam waktu cepat adalah yang mendonorkan berasal dari pihak keluarga, baik keluarga dengan ikatan darah maupun keluarga secara tertulis. Lee Yoon-Sung (Choi Min) sepertinya memikirkan untuk memalsukan dokumen demi bisa mendonorkan ginjalnya pada sosok yang ia kagumi itu. Apa yang akan terjadi selanjutnya di episode 10 kali ini?
Sinopsis Episode 10
Tanpa berkata apa-apa, Hyun-Min masuk ke kamarnya setelah mendengar Hye-Ji menembak Ji-Woon. Ji-Woon yang tidak menyangka Hye-Ji melakukan hal tersebut juga hanya terdiam. Hye-Ji lalu mengatakan bahwa Ji-Woon tidak perlu menjawabnya sekarang, sembari berlalu pulang. Ji-Woon yang hendak masuk ke kamarnya sempat melihat keberadaan Ha-Won di depan kamarnya. Ha-Won lalu mengembalikan jam tangan Ji-Woon.
“Jadi, apa sekarang kalian berdua berkencan?” tanya Ha-Won sambil memaksa tersenyum.
Karena Ji-Woon tidak menjawab, Ha-Won pun berpamitan dan mengucapkan selamat tidur pada Ji-Woon.
Adegan flashback muncul, saat pertama kali Ji-Woon bertemu dengan Hye-Ji. Ternyata mereka belum berteman lama seperti tersirat pada flashback-flashback sebelumnya. Masih ingat kan flashback dimana Hye-Ji memberikan jaket / jasnya pada Ji-Woon yang sedang duduk di depan pintu kamar pribadinya yang ada di samping mansion? Ternyata itulah awal mereka bertemu. Beberapa saat sebelum itu tepatnya, ketika Ji-Woon yang sedang mengutak-atik sebuah kamera tua tanpa sengaja memotret Hye-Ji yang sedang duduk sambil menangis di taman. Hye-Ji yang menyadari ada cahaya blitz menoleh ke arah Ji-Woon, yang menjadi salting dan masuk kembali ke kamarnya. Hye-Ji ternyata menyusulnya dan menanyakan apakah ia tadi memotretnya dan apakah ia bekerja di mansion. Ji-Woon tidak menjawab, hanya mengatakan, apabila Hye-Ji ingin menangis, lebih baik ia menangis di ruangan tersebut. Ji-Woon lantas keluar dan menunggunya di depan pintu. Sembari menunggu, Ji-Woon teringat akan ibunya yang sering diam-diam menangis di tengah malam.
Esok harinya, Ji-Woon curhat pada Hong Ja-Young (Cho Hye-Jung) tentang Hye-Ji, Ji-Woon, dan Hyun-Min, walau ia tidak menjelaskan dengan detil siapa orang-orang yang terlibat dalam kejadian tersebut. Ia jadi bersemangat kembali begitu Ja-Young mengatakan bahwa bisa saja pria yang ditembak itu belum menjawab karena sudah ada wanita lain di hatinya. Ha-Won lantas berniat mengunjungi Ji-Woon yang sedang sibuk di ruang pribadinya. Tapi setelah mengintipnya ia mengurungkan niatnya karena tidak yakin ada wanita lain di hati Ji-Woon. Di depan pintu ia kembali berpikir, siapa kira-kira wanita lain yang dekat dengan Ji-Woon selain Hye-Ji. Ha-Woon baru sadar ternyata itu adalah dirinya sendiri, sehingga ia pun jadi berbunga-bunga dan senyum-senyum sendiri.
Ha-Woon lantas curhat di internet dan mendapat berbagai macam respon, mulai dari yang menjatuhkan hingga yang menyuruhnya untuk langsung menanyakan kepada yang bersangkutan. Salah satu jawaban membuatnya penasaran, yang mengatakan bahwa apabila pria tersebut tidak pernah marah kepadanya, berarti pria tersebut cinta kepadanya. Ha-Won segera menyusun siasat untuk mengerjai Ji-Woon. Mulai dari melemparkan buku ke kepalanya, sengaja menabrakkan diri hingga minuman yang dibawa Ji-Woon tumpah ke bajunya, hingga mengacak-acak ruang pribadi Ji-Woon. Ia juga berpura-pura tidak bersalah untuk lebih memancing amarah Ji-Woon. Ternyata, meski emosi, Ji-Woon masih bisa menahannya. Ia malah mengira Ha-Won melakukan hal-hal tersebut karena bosan.
Mendengar tuduhan Ji-Woon, justru Ha-Won yang emosi duluan. Ia mengungkapkan kekesalannya karena Ji-Woon tidak pernah memperhatikannya pada saat ia sakit. Tidak juga membelikannya makanan yang lezat. Ji-Woon terdiam sejenak, lalu berlalu setelah mengatai Ha-Won mirip anak kecil.
Hye-Ji pergi ke luar rumah untuk menuju studionya dan mendapati banyak sekali surat di kotak posnya. Tapi ia tidak ambil pusing dan memasukkan kembali surat-surat tersebut ke dalam kotak. Dari ujung gang Hyun-Min memperhatikannya. Ia lalu menunggu Hye-Ji di depan studionya dan mencegatnya di jalan. Tanpa basa-basi, Hyun-Min menuduh Hye-Ji sengaja memanfaatkan Ji-Woon karena dirinya. Hye-Ji membantah.
“Karena Aku baru sadar, kalau orang yang selalu ada di sisiku bukanlah dirimu, tetapi Ji-Woon.”
Tiba-tiba Ji-Woon datang dan meminta Hyun-Min untuk pergi karena mereka berdua sudah ada rencana lain. Tanpa menunggu jawaban Hyun-Min, Ji-Woon dan Hye-Ji masuk ke dalam studio, meninggalkan Hyun-Min yang terdiam dan tampak kesal. Di dalam studio, Ji-Woon menanyakan apakah perkataan Hye-Ji sebelumnya sungguh-sungguh. Hye-Ji mengiyakan.
Sementara itu, Choi Yoo-Na (Ko Bo-Gyeol) menanyakan kepada ibunya, Park Soo-Kyung (Choi Eun-Kyeong), apakah sudah ada berita terbaru dari istri CEO Kang, Ji Hwa-Ja (Kim Hye-Ri). Soo-Kyung berpura-pura kesal karena demi menguping informasi ia sengaja berlama-lama memijatnya hingga tangannya menjadi kekar. Yoo-Na pun merajuk dan merayu ibunya agar tidak marah kepadanya. Soo-Kyung lalu menceritakan tentang gosip bahwa Hwa-Ja sudah pernah menikah sebelumnya dan ia telah menipu CEO Kang. Yoo-Na melihatnya sebagai peluang agar mereka berdua bisa masuk ke Haneul Group dengan memanfaatkan gosip tersebut.
Di kamarnya, Hyun-Min kesal sekaligus cemburu memikirkan Ji-Woon. Ia lalu masuk ke kamar Ji-Woon dan menginjak mainan mobil milik Ji-Woon. Tepat pada saat itu, Ha-Won, yang sudah membulatkan tekad untuk menanyakan langsung pada Ji-Woon siapa wanita yang ia sukai, masuk ke kamar Ji-Woon dan melihat ulah Hyun-Min. Ha-Won pun memarahi Hyun-Min dan mengatakan betapa cintanya Ji-Woon terhadap mobil. Mendengarnya, Hyun-Min berdiri dan mencari-cari barang lain milik Ji-Woon yang bisa dihancurkan.
“Kau jadi seperti ini karena Hye-Ji, kan?” tanya Ha-Won. “Aku juga melihat saat Hye-Ji minta Ji-Woon untuk berkencan dengannya. Tapi tetap saja, seharusnya kau tidak menyalahkan Ji-Woon?”
“Kenapa aku peduli apakah mereka berkencan atau tidak?” jawab Hyun-Min.
“Apa kau sungguh-sungguh? Tidak, kan?”
Hyun-Min tidak menjawabnya dan malah mengomel sendiri kalau pertanyaan itu membuatnya kesal. Tiba-tiba ia berbalik menanyakan ada urusan apa Ha-Won masuk ke kamar Ji-Woon. Ha-Won jadi salah tingkah dan bingung menjawabnya. Hyun-Min lalu mengatakan bahwa Ji-Woon sedang bersama dengan Hye-Ji. Giliran Ha-Won yang kini jadi kesal dan cemburu.
Saat sedang berbaring dengan galau di ruang tengah, Seo-Woo mendatanginya dan mengajaknya jalan-jalan karena hari itu jadwalnya tidak padat. Ha-Won yang masih kepikiran Hye-Ji menolaknya lantas menanyakan pada Seo-Woo, apakah memang semua pria suka dengan gadis cantik dan feminim macam Hye-Ji. Seo-Woo membantahnya.
“Jika ku lihat kau lebih cantik dari dia.”
Ha-Won terdiam sejenak lalu tersenyum dan mengatakan pasti Seo-Woo sedang lelah sehingga mengucapkan hal tersebut. Ia pun berterima kasih kepadanya atas usahanya memuji dirinya, lalu beranjak masuk ke kamarnya.
Di kantor CEO Kang, Yoon-Sung diminta oleh CEO Kang untuk mengantarkan Hwa-Ja ke acara pertemuan besok pagi. Meski tampak enggan dan kaget dengan permintaan tersebut, Yoon-Sung mau tidak mau menerimanya.
Jadwal Seo-Woo hari itu ternyata adalah interview mengenai launching album terbarunya dengan single andalan yang berjudul “Pengakuan”. Pewawancara menanyakan apakah lagu tersebut terinspirasi dirinya yang sedang memikirkan seseorang. Belum sempat Seo-Woo menjawabnya, manajernya sudah maju terlebih dahulu dan menjawab tidak. Mengakhiri sesi wawancara, Seo-Woo mendapat hadiah berupa cangkir yang bisa memunculkan kata-kata apabila diisi dengan air panas. Seo-Woo senang menerimanya dan terlihat sedang memikirkan sesuatu.
Setibanya di mansion, ia langsung menjajalnya. Saat sedang menunggu tulisan muncul, tiba-tiba Ha-Won datang. Seo-Woo kaget dan tanpa sengaja air panas yang ada di gelas tumpah ke tangannya. Ia segera membereskan gelas tersebut dan pergi meninggalkan Ha-Won yang kebingungan melihat tingkahnya. Sepeninggal Seo-Woo, Ha-Won melihat album barunya yang tertinggal di meja dapur. Ia segera menyusul Seo-Woo ke kamarnya dan mengucapkan selamat atas launching albumnya besok. Ha-Won memaksa untuk didengarkan single andalan Seo-Woo. Awalnya Seo-Woo menolaknya dengan dalih belum waktunya lagu tersebut untuk dirilis secara resmi. Namun akhirnya ia pun menuruti permintaan Ha-Won.
Seo-Woo kemudian memainkan pianonya dan menyanyikan langsung lagu “Pengakuan” di hadapan Ha-Won. Awalnya ia menikmati lagu tersebut dan ikut bergoyang, tapi begitu mendengarkan liriknya, juga melihat tatapan mata Seo-Woo yang tak berhenti mengarah ke wajahnya, Ha-Won menjadi salah tingkah dan minta ia berhenti menyanyi dengan dalih akan mendengarkannya nanti saja di malam hari karena tidak enak dengan fans Seo-Woo lainnya. Keluar dari kamar Seo-Woo, Ha-Won malu-malu membayangkan tatapan mata Seo-Woo saat ia bernyanyi barusan.
Ji-Woon tiba di Sky House dengan membawa oleh-oleh cake bagi Ha-Won. Di ruang tengah ia berpapasan dengan Hyun-Min, yang lantas menanyakan apakah Ji-Woon sudah usai berkencan dengan Ji-Woon. Ji-Woon membalasnya dengan memanas-manasi Hyun-Min bahwa sekarang ia telah kehilangan Hye-Ji dan pastinya telah menyesal. Sebelum berlalu, Ji-Woon menantang Hyun-Min untuk mendekati Hye-Ji kembali sebelum ia makin menyesal.
Di dapur, Ji-Woon mendapati Ha-Won yang sedang minum segelas air putih. Ia memberikan oleh-oleh cake tersebut sembari mengatakan agar Ha-Won tidak boleh mengeluh lagi kepadanya. Ha-Won menerimanya dengan girang. Ia lalu menikmati cake tersebut dengan membuat segelas coklat panas menggunakan gelas milik Seo-Woo. Saking asyiknya menyantap cake, ia tidak menyadari tulisan “pengakuan cinta” yang ada di tatakan gelas.
Hyun-Min menghabiskan waktu dengan minum-minum di bar bersama pacarnya. Melihat Hyun-Min sedang galau, pacarnya menanyakan apa yang terjadi. Hyun-Min lalu bercerita tentang Hye-Ji, yang selama ini sudah mencintainya, namun kini berpaling pada orang lain begitu saja. Dengan perlahan Hyun-Min berkata, “Jangan tinggalkan aku.” Pacarnya senang karena mengira kata-kata itu ditujukan untuknya.
Esok harinya, karena harus mengantar Hwa-Ja, Yoon-Sung tidak bisa mengantar Ha-Won kontrol ke rumah sakit. Ha-Won tidak mempermasalahkannya dan menggunakan kesempatan itu untuk meminta Ji-Woon mengantarnya. Ia berdalih yang lain sedang sibuk dan tidak mungkin ia berangkat sendiri naik bis dan kereta dengan kaki digibs seperti itu. Ji-Woon menolaknya.
Yoon-Sung lalu mengantarkan Hwa-Ja ke tempat pertemuan. Setibanya di sana, Hwa-Ja meminta Yoon-Sung untuk ikut masuk ke dalam. Di dalam ternyata hanya ada seorang wanita, Kim Hye Na. Yoon-Sung baru menyadari bahwa Hwa-Ja sedang menjodohkannya dengan wanita tersebut. Ia segera berpamitan dan keluar meninggalkan ruangan. Hwa-Ja mengejarnya dan mengatakan bahwa keinginan terakhirnya SEBAGAI IBUNYA adalah agar Yoon-Sung menikah dengan wanita dari keluarga kaya yang bisa memenuhi semua kebutuhan hidupnya.
“Apa itu sebabnya kau memanfaatkan PresDir?” tanya Yoon-Sung.
“Apa ada yang salah? Itu semua demi dirimu. Demi siapa aku bisa sejauh ini?” tanya Hwa-Ja balik.
“Jangan berani menggunakan aku sebagai alasan. Aku akan berpura-pura ini semua tidak terjadi sesuai dengan perjanjian yang kita buat sebelumnya.”
Ji-Woon akhirnya mau mengantarkan Ha-Won. Ha-Won pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengerjai Ji-Woon dengan memintanya membukakan pintu mobil untuknya. Saat keluar dari mansion, terlihat ayah kandung Ha-Won sedang diam-diam mengamati Ha-Won. Di rumah sakit, dokter menyatakan bahwa kaki Ha-Won sudah sembuh total dan gibsnya sudah bisa dilepas, bahkan ia bisa langsung lari jika mau. Mendengarnya, Ji-Woon langsung keluar sembari melemparkan kruk Ha-Won. Saat Ha-Won menyusulnya, ganti Ji-Woon mengerjainya dengan mengatakan ia tidak akan mengantarnya pulang karena Ha-Won sudah bisa berjalan sendiri. Ha-Won menganggap gurauan tersebut serius dan berlari meninggalkan Ji-Woon dengan kesal.
Keluar dari rumah sakit, Ha-Won baru menyadari tasnya tertinggal di mobil. Ia pun terpaksa benar-benar berjalan kaki menuju mansion. Untung saja belum jauh berjalan Ji-Woon sudah menemuinya. Setelah sempat jual mahal, Ha-Won akhirnya masuk ke mobil dan pulang bersama Ji-Woon. Sementara itu, Hyun-Min kembali menghabiskan waktunya di bar, kali ini untuk bermain billyard. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Melihat yang menelpon adalah Hye-Ji, ia mengabaikannya dan menyuruh kawannya untuk mematikan ponsel tersebut. Saat itu ternyata Hye-Ji sedang menghadapi masalah dimana orang-orang dari pengadilan datang untuk menyita dan melelang rumahnya.
Sebelum pulang ke mansion, Ji-Woon membawa Ha-Won mampir ke sebuah tempat di atas bukit. Ha-Won girang melihat pemandangan kota yang indah dari atas sana. Mendadak Ji-Woon mengambil gelas minumnya dan meminumnya. Melihatnya membuat Ha-Won terpaku karena lagi-lagi membayangkan saat mereka berdua mabuk dan saling berciuman. Mengetahui Ha-Won yang kaku dengan ekspresi wajah aneh membuat Ji-Woon bertanya-tanya. Ia lalu menarik tubuh Ha-Won mendekatinya dan menanyakan apakah ada sesuatu yang ingin ia katakan.
“Ahhh masalahnya… apa kau kebetulan… menyukai seseorang….”, dengan terbata-bata Ha-Won berkata.
Tiba-tiba ponsel Ji-Woon berbunyi. Karena melihat Hye-Ji yang menelpon, ia mengangkatnya dan berkata akan segera menuju ke sana. Ia lalu mengajak Ha-Won untuk pulang. Setelah mengetahui Ji-Woon akan pergi ke tempat Hye-Ji, Ha-Won meminta untuk diturunkan di tengah jalan dan pulang sendiri naik bis, berdalih agar Ji-Woon bisa segera sampai ke tempat Hye-Ji. Ha-Won hanya terdiam saat Ji-Woon mengucapkan kata “maaf” kala dia turun dari mobil.
Ji-Woon tiba di rumah Hye-Ji. Hye-Ji segera menceritakan apa yang terjadi. Saat Ji-Woon hendak memegang pundaknya, Hye-Ji sudah terlebih dahulu maju dan menjatuhkan kepalanya ke dada Ji-Woon sembari menangis.
“Semuanya akan baik saja,” ujar Ji-Woon.
Di mansion, Hyun-Min kesal karena tadi Hye-Ji hanya dua kali saja menelponnya. Seandainya ia menelponnya sekali lagi pasti Hyun-Min akan mengangkatnya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Mengira itu adalah Hye-Ji, dengan bersemangat Hyun-Min mengangkatnya. Ternyata bukan, hanya temannya yang menelpon. Dengan malas Hyun-Min mengangkatnya. Namun ia menjadi panik setelah mendengar kabar dari temannya bahwa perusahaan milik ayah Hye-Ji bangkrut. Hyun-Min segera menelpon Hye-Ji, namun nomernya tidak bisa dihubungi.
Bergegas Hyun-Min berlari keluar. Ia bertemu dengan Ha-Won yang baru saja tiba di mansion. Ha-Won menanyakan apa yang akan dikerjakan Hyun-Min. Belum sempat Hyun-Min menjawab, mobil Ji-Woon datang. Mereka berdua kaget melihat Hye-Ji keluar dari mobil tersebut dengan membawa koper. Ji-Woon lalu menggandeng tangan Hye-Ji dan berkata, “Hye-Ji untuk sementara waktu akan tinggal bersama kita.”
[wp_ad_camp_1]
Leave a Reply