Sinopsis Bad Genius The Series Episode 8 (S1E8) (2020)

Di episode sebelumnya, Pat menyewa orang untuk mencuri uang simpanan Bank dan ibunya untuk memancing Bank bergabung dengan mereka. Di luar rencana, sakit punggung ibu Bank jadi makin parah dan ia harus segera dioperasi. Bank yang belakangan mengetahui Pat sebagai dalangnya sempat emosi. Namun demikian, pada akhirnya ia memutuskan untuk tetap melanjutkan rencana mereka untuk mencurangi ujian STIC lintas negara. Menjelang ujian berlangsung, masalah mulai bermunculan. Dari ayah Lin yang tahu bahwa Lin tidak pergi ke tempat ibunya, hingga model toilet yang tidak memiliki wadah air penyiram (tidak bisa digunakan untuk menyimpan ponsel cadangan Lin dan Bank). Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Sinopsis Bad Genius The Series Episode 8 Lengkap

Setelah berpikir keras, Lin menemukan cara alternatif untuk menyembunyikan ponselnya. Yaitu dengan menyimpannya di plafon. Ia bergegas mengirimkan pesan ke grup agar juga terbaca oleh Bank. Untunglah Bank memang membacanya.

Tak lama ujian pun dimulai. Sesi pertama adalah Reading Test yang berlangsung selama 45 menit. Total ada 52 soal yang harus dikerjakan. Baik Lin maupun Bank sama-sama bisa menyelesaikannya sebelum waktu habis.

Bank yang lebih dulu selesai mulai menghapal jawabannya. Beberapa saat kemudian Lin melakukannya. Hingga akhirnya waktu ujian sesi pertama selesai dan seluruh peserta ujian diberi waktu 10 menit untuk beristirahat. Keduanya lantas buru-buru menuju toilet untuk mengirimkan jawabannya pada Grace.

Sementara itu, klien mulai berdatangan ke kantor percetakan Grace. Pat menyambut mereka dan mempersilahkan mereka untuk menunggu di tempat yang sudah disediakan. Grace sendiri gerak cepat dengan langsung menyiapkan barcode untuk jawaban demi jawaban yang sudah dikirimkan Lin dan Bank.

Tak lama Lin tuntas mengirimkan seluruh bagian jawaban yang ia hapalkan. Namun tidak dengan Bank. Alih-alih, ia justru meminta tambahan bayaran sejumlah 500rb baht dan mengancam tidak akan mengirimkan bagian jawabannya jika itu tidak dilakukan. Bank berdalih itu adalah bagian untuk ibunya yang harus ditanggung Pat. Ia juga menegaskan bahwa uang tersebut harus ditransfer ke rekeningnya saat itu juga.

Pat yang kesal menolak mentah-mentah permintaan Bank. Grace mencoba membujuknya untuk menuruti saja permintaan Bank. Namun karena Pat tetap tidak setuju, Grace menamparnya dan mengingatkan bahwa Pat yang sudah lebih dahulu membuat masalah dengan Bank. Ia pun akhirnya mengirimkan uang yang diminta sembari mengancam bakal membunuh Bank apabila ia tidak menyelesaikan tugasnya di sana.

Begitu menerima bukti transferan, Bank mengirimkan bagian jawabannya ke grup. Setelah kembali menyembunyikan ponselnya, bersama Lin ia menuju ruang ujian untuk mulai mengerjakan sesi ujian kedua, Writing and Language Test, yang terdiri atas 44 soal dengan durasi 25 menit.

Di rumah Lin, ayah Lin memeriksa meja belajar Lin untuk mencari tahu apa yang sebenarnya dikerjakan Lin di Australia. Ia menemukan buku pembahasan soal ujian STIC di sana.

Ibu Lin, yang sedari tadi masih terhubung melalui telepon, memberitahu ayah Lin bahwa Lin pernah mengaku hendak mengikuti ujian STIC kepadanya. Sehingga tidak aneh jika ada buku tersebut di meja belajarnya.

Ayah Lin kemudian menceritakan bahwa pihak sekolah tempat Lin belajar sudah membatalkan aplikasi beasiswa Lin ke luar negeri karena ketahuan memberi contekan. Ibu Lin kaget mendengarnya.

Ayah Lin lantas membuka lembar demi lembar buku STIC tersebut. Ia menemukan formulir peserta ujian STIC milik Lin di dalamnya. Ayah Lin jadi makin curiga putrinya berniat melakukan sesuatu yang ilegal untuk kedua kalinya.

Sesi ketiga langsung berlanjut usai sesi kedua selesai. Kali ini adalah Math Test dengan 16 pertanyaan dan durasi 20 menit.

Seperti sebelumnya, begitu waktu ujian habis, Lin dan Bank bergegas menuju toilet. Tiba-tiba saja pengawas ujian menghentikan Lin. Entah curiga atau tidak, ia meminta Lin agar tidak usah terburu-buru.

Di toilet, tidak seperti sebelumnya, keduanya mengalami kendala. Toilet tempat Bank menyimpan ponselnya lebih dahulu dipakai oleh orang lain. Sementara Lin, karena sempat diberhentikan oleh pengawas ujian, terpaksa harus menunggu antrian pengguna toilet lainnya.

Setelah sama-sama menunggu, Lin akhirnya bisa masuk ke toilet. Bank sendiri nekat mengambil ponselnya dari bilik toilet yang ada di sebelah.

Masalah lain muncul saat Bank usai menyimpan ponselnya. Penutup dudukan toilet yang ia gunakan sebagai pijakan tiba-tiba pecah dan hancur berantakan. Dengan demikian, tidak memungkinkan baginya untuk nanti mengambil kembali ponsel tersebut.

Hal itu membuat Bank jadi ragu untuk kembali ke ruang ujian. Bagian bawah celananya sudah basah terkena air toilet. Ia takut hal itu bakal membuat pengawas curiga kepadanya. Di kala petugas yang berada di depan toilet lengah, Bank bergegas berlari menuju tangga darurat.

Ketika tengah menuruni anak tangga demi anak tangga, Bank menghentikan langkahnya dan berpikir ulang. Ia pun pada akhirnya kembali ke ruang ujian.

Sesi keempat masih tentang Math Test. Berdurasi 35 menit, ada 30 pertanyaan yang harus diselesaikan. Usai menjawab, Bank terlihat sibuk menghapal seolah tidak ada masalah.

Sementara itu, salah seorang pengawas mengetahui adanya tutup dudukan kursi toilet yang pecah. Untuk memeriksa para peserta ujian, diputuskan agar setelah ujian usai tidak ada yang diperbolehkan untuk keluar terlebih dahulu.

Pengawas ujian yang bersangkutan lantas mengumumkan diketemukannya sebuah ponsel yang disembunyikan di toilet pria. Perlahan ia mulai mendatangi tempat duduk para peserta ujian dan mengamati mereka satu persatu.

Melihat celana Bank yang basah, Lin mulai paham bahwa aksi Bank telah terpergok. Bank yang juga sadar tidak ada jalan keluar kemudian menoleh ke arah Lin dan sedikit tersenyum kepadanya agar Lin tetap tenang.

Seperti halnya Lin, pengawas ujian akhirnya menyadari celana Bank yang basah. Tanpa banyak membuang waktu, ia menunjukan ponsel Bank yang ia temukan dan menanyakan apakah benar itu ponsel miliknya. Setelah terdiam beberapa saat, Bank mengiyakan. Mendengarnya, pengawas ujian meminta Bank untuk keluar dari ruangan dan mengikutinya.

Lin berusaha untuk tetap tenang dan melanjutkan sesi terakhir, Essay. Setelah menghapal tema esai yang harus dikerjakan, Lin lanjut menghapal jawaban bagian Bank dari sesi sebelumnya.

Agar bisa keluar sebelum waktunya sesuai rencana, Lin diam-diam memasukkan pensil ke mulutnya agar ia bisa muntah. Usahanya berhasil. Tanpa mempedulikan pengawas ujian yang mengingatkan bahwa ujian Lin akan batal apabila ia meninggalkan ruangan, Lin tetap melangkah keluar dengan alasan merasa tidak enak badan dan ingin ke toilet.

Sementara itu, dengan waktu ujian di Thailand yang semakin dekat, klien-klien yang menunggu di percetakan Grace mulai tidak sabar. Pun begitu dengan sopir-sopir ojek yang sudah diminta datang untuk nantinya mengantarkan para peserta ujian. Pat berusaha sebisa mungkin untuk menenangkan mereka.

Kembali ke Lin. Perjalanannya menuju toilet ternyata diikuti oleh pengawas ujian di ruangannya. Saat hendak mencapai toilet, pengawas yang sebelumnya membawa Bank meminta Lin untuk berhenti. Hal itu membuat Lin panik. Ia buru-buru masuk ke dalam toilet dan menguncinya dari dalam.

Tanpa membuang waktu lagi, Lin langsung mengambil ponselnya dan mengirimkan jawabannya pada Grace. Termasuk bagian jawaban Bank. Ia juga memberitahukan bahwa Bank telah tertangkap. Usai mengirimkan jawaban, Lin memberi instruksi pada Grace untuk menghapus data dalam ponselnya dan Bank secara remote.

Hampir bersamaan dengan itu, pengawas ujian berhasil membuka pintu toilet. Lin berpura-pura sedang membasuh muka dengan terlebih dahulu melepas baju luarnya. Melihatnya, pengawas kembali keluar sembari meminta Lin untuk memakai kembali bajunya. Momen itu dimanfaatkan Lin untuk menyimpan ponsel miliknya ke dalam kaos kakinya. Di luar, begitu ada kesempatan, Lin memindahkan ponsel tersebut ke tas milik karyawan cleaning service.

Di Bangkok, Pat dan Grace gercep mendistribusikan pensil kepada klien mereka. Satu demi satu dari mereka pun mulai menaiki ojek yang sudah standby dan OTW menuju gedung ujian masing-masing. Terakhir mereka berdua juga ikut berangkat menuju tempat ujian.

Pengawas ujian tidak berhasil menemukan ponsel milik Lin sehingga mereka melepaskannya. Berbeda dengan Bank. Pun begitu, Bank sama sekali tidak mau memberitahu dengan siapa ia bekerjasama meski sudah ditekan sedemikian rupa oleh pengawas ujian.

Sebelum pergi, pengawas ujian menginformasikan bahwa hasil ujian Lin telah dibatalkan karea ia melanggar peraturan ujian. Pengawas yang bersangkutan sempat menginterogasi Lin untuk memastikan apakah benar Lin tidak bekerjasama dengan Bank.

Lin mengaku baru tahu ada murid lain dari sekolahnya yang mengikuti ujian di sana. Ia juga berdalih sengaja ikut ujian STIC di Australia karena kebetulan sedang mengunjungi ibunya yang tinggal di negara tersebut. Untuk memastikan jawaban Lin, pengawas ujian lantas meminta Lin untuk menelpon ibunya.

Saat Lin hendak melakukannya, tiba-tiba saja seorang pengawas lain datang bersama dengan ibu Lin.


“Bad Genius The Series” tayang setiap hari Senin dan Selasa mulai tanggal 3 Agustus 2020. Di Indonesia, serial TV ini bisa disaksikan melalui layanan streaming iFlix dan WeTV secara gratis.

sinopsis badgeniustheseries episode8

Leave a Reply