Sinopsis Bad Genius The Series Episode 10 (S1E10) (2020)

Di cerita sebelumnya, ibu Lin memperbolehkan Lin untuk melanjutkan sekolahnya di Australia jika memang ia menginginkannya. Walau berat hati, ayah Lin juga tidak melarang keinginan putrinya itu. Sementara itu, imbas dari insiden saat ujian STIC, Bank dikeluarkan dari sekolah. Tidak itu saja, terbongkarnya adanya kecurangan saat ujian tersebut membuat seluruh nilai ujian STIC di Thailand dibatalkan. Kendati demikian, Bank, Pat, dan Grace belum juga kapok. Mereka mengajak Lin untuk bergabung dengan rencana mereka selanjutnya: mencurangi ujian GATT – PATT yang berlangsung serentak di Thailand. Berhasilkah mereka?

Sinopsis Bad Genius The Series Episode 10 Lengkap

Grace ikut bersama ayahnya makan bersama dengan Paman Chai, manajer dari perusahaan Nopphon Security Printing. Dengan alasan tugas dari sekolah, Grace menanyakan hal-hal apa saja yang biasa dicetak disana. Dan apakah soal ujian GATT-PATT termasuk di antaranya. Paman Chai mengiyakan.

Grace, yang ternyata sudah lebih dulu tahu bahwa tahun ini Nopphon Security Printing menang tender untuk mencetak soal ujian GATT-PATT, lantas menanyakan apakah ia diperbolehkan untuk melihat-lihat percetakan tersebut dan mengetahui hal-hal apa saja yang dilakukan untuk mencegah soal ujian bocor ke publik. Paman Chai hanya memperbolehkan sebatas berkeliling di sekitar area percetakanan saja, namun tidak boleh sampai masuk ke dalam.

Sambil memasang wajah memelas dan meneteskan air mata, Grace mencoba merayu dengan mengatakan bahwa selama melihat-lihat di dalam paman Chai tetap mendampingi mereka. Ia juga tidak masalah jika nantinya ada pertanyaan dari mereka yang tidak boleh dijawab. Hati Paman Chai luluh. Pun begitu, ia minta agar Grace membawa surat rekomendasi dari pihak sekolah.

Dengan bekal surat rekomendasi palsu yang mereka buat sendiri, Bank, Grace, Lin, dan Pat mendatangi gedung percetakan Nopphon Security Printing. Hanya Grace dan Lin yang masuk ke dalam sementara Bank dan Pat menunggu di luar. Keduanya diberi mandat untuk mengingat baik-baik denah ruangan di dalam gedung percetakan, termasuk ukuran masing-masing.

2 hari kemudian, di sebuah gudang. Grace, Pat, dan Bank membuat replika denah gedung percetakan di lantai berdasarkan ingatan dari Lin. Grace sempat menanyakan apakah tidak akan ada orang yang mengetahui denah tersebut. Pat memastikan gudang tersebut aman karena sudah 10 tahun tidak digunakan oleh perusahaan milik ayahnya.

Keduanya sempat bercanda di tengah-tengah menggambar denah. Melihatnya, Lin langsung dengan tegas mengingatkan mereka bahwa pekerjaan mereka kali ini jauh lebih berat. Begitu pula resikonya, bisa membuat mereka semua masuk penjara. Ini belum ditambah dengan jadwal mencetak soal yang diatur tidak terlalu jauh dengan waktu ujian dimulai.

Dari hasil survey bersama Grace sebelumnya, satu-satunya cara yang terpikir oleh Lin adalah dengan mengambil hasil cetakan gagal yang dibuang di ruang khusus sampah. Masalahnya, paman Chai tidak memperbolehkan mereka melihat ruangan tersebut sehingga baik Lin maupun Grace tidak tahu dimana letaknya.

Bank mengusulkan agar mereka mencari orang dalam. Awalnya ia mengusulkan untuk menyogok paman Chai, namun Grace menolak mentah-mentah usul tersebut. Sambil berpikir, Lin kemudian mengatakan bahwa ia tahu orang yang tepat.

Grace mendatangi Fluke yang tengah berbincang-bincang dengan temannya. Fluke adalah salah satu karyawan Nopphon Security Printing yang sempat dimarahi paman Chai karena ingin meminjam uang sebelum waktu gajian. Kebetulan Lin dan Grace berada di sana saat kejadian tersebut terjadi.

Tanpa banyak basa basi, Grace menanyakan apakah Fluke mau membantunya untuk imbalan yang lumayan.

Beberapa saat kemudian, Fluke sudah berada di mobil van bersama dengan Pat, Grace, Lin, dan Bank. Bank meminta Fluke untuk menjadi konsultan mereka, memberitahu bagaimana cara agar mereka bisa masuk ke ruang pembuangan sampah Nopphon Security Printing.

Fluke awalnya menolak. Ia tidak mau menusuk bosnya dari belakang. Pikirannya berubah begitu mendengar Bank akan membayarnya sebesar 100rb baht.

Di gudang, Fluke menggambarkan lokasi ruang sampah serta mulai menjelaskan detil ruangan tersebut. Pada intinya, hasil percetakan gagal akan otomatis dibawa dengan conveyor belt ke sebuah lubang yang berujung di ruang sampah. Di ujung lubang, ada lubang lain yang membawa hasil cetakan itu ke mesin penghancur kertas. Dengan demikian, Bank dkk harus bisa mendapatkan hasil cetakan ujian yang gagal sebelum cetakan tersebut masuk ke dalam mesin penghancur kertas.

Bank kemudian mengatakan bahwa jika mereka bisa menyelinapkan ponsel ke dalam percetakan, maka nantinya soal ujian tersebut bisa difoto dan dikirimkan ke yang lain untuk dikerjakan. Dan salah satu cara yang memungkinkan adalah dengan menggunakan kotak bekal makan siang alias kotak nasi.

Fluke mengkonfirmasi bahwa penjaga percetakan selama ini memang tidak pernah memeriksa isi dari kotak nasi karyawan. Yang menjadi masalah berikutnya adalah ruang sampah akan dikunci selama proses pencetakan berlangsung. Kuncinya sendiri disimpan bersama kunci-kunci ruangan lainnya di ruang kontrol.

Bank lalu menanyakan apakah memungkinkan untuk mengambil sementara kunci tersebut, menduplikatnya, lantas mengembalikannya sebelum ketahuan hilang. Fluke mengiyakan walau dengan sedikit ragu.

Bank kemudian menanyakan apakah memungkinkan jika Fluke yang melakukan semua itu. Mulai dari menyusupkan ponsel ke dalam, mengambil dan mengembalikan kunci ruang sampah, hingga mengambil foto soal ujian di ruang sampah. Fluke tidak mau melakukannya karena dianggap terlalu beresiko.

Bank memberikan dua pilihan pada Fluke. Dinaikkan bayarannya menjadi 500rb baht asal Fluke mau melakukan yang diminta, atau hanya menerima 100rb baht sesuai perjanjian sebelumnya. Fluke memilih opsi kedua.

Dengan tenang Bank memberi bayaran sesuai piihan Fluke. Sepeninggal Fluke, Pat dan Grace khawatir Fluke membocorkan rahasia mereka. Bank memastikan bahwa Fluke bakalan kembali untuk menerima tawarannya.

Fluke membeli makan malam mewah untuk anak istrinya. Ia juga memberi uang untuk biaya masuk sekolah anaknya pada istrinya. Istrinya sempat menanyakan darimana Fluke mendapatkan uang tersebut. Fluke tidak menjawabnya.

Sembari berlatih mengejarkan soal ujian GATT-PATT, Lin menanyakan bagaimana Bank bisa yakin Fluke bakal kembali. Bank menjawab bahwa orang seperti Fluke pasti akan melakukan apa saja demi orang-orang yang ia cintai.

Insting Bank ternyata tepat. Beberapa saat kemudian Fluke mendatangi mereka. Ia bisa membantu mendapatkan kunci ruang sampah dan menyelundupkan ponsel ke dalamnya, namun tidak untuk memfotonya. Bukan karena tidak mau, melainkan karena ia harus tetap ada di dekat mesin percetakan. Ia bisa dicurigai jika tiba-tiba menghilang dalam waktu lama. Oleh karena itu harus ada orang lain yang bertugas untuk memfotonya. Bank tidak mempermasalahkan karena ia sudah punya solusinya.

Sambil tersenyum, Bank menoleh ke arah Lin dan memintanya untuk mulai mencari klien.

Bank dan Lin menemui bu Music. Lin ternyata minta bantuan kepadanya untuk mencarikan klien. Dalam waktu singkat, bu Music berhasil mendapatkan klien sejumlah 800 orang.

Sebelum menyerahkan ID card klien-klien mereka, bu Music menanyakan untuk apa Lin dan Bank meminta ID card tersebut. Bank menyatakan bahwa mereka akan menggunakannya untuk mengirimkan jawaban ujian. Ada yang berupa tulisan kecil di bagian belakang kartu, ada pula yang berupa barcode di bagian depan. Bu Music terkagum-kagum mendengarnya.

Pun begitu, ia tidak serta merta memberikan ID card tersebut. Alih-alih, bu Music minta bagian lebih dari yang sebelumnya ditawarkan, 5%. Ia minta tambahan 5% lagi jika Bank dan Lin ingin mendapatkan klien-klien tersebut.

Bank lantas menanyakan apa yang bisa diberikan bu Music jika ia menyetujui permintaannya. Bu Music menjawab akan membantu keduanya dalam melakukan distribusi ID card ke pemiliknya masing-masing. Dengan demikian tugas Lin dkk menjadi lebih ringan. Setelah berpikir sejenak Bank menyetujuinya.

Sambil berjabat tangan, bu Music menanyakan apakah nanti Bank berminat untuk menjadi tutor di tempat kursusnya. Bank melihat ke arah Lin, lalu menyatakan bahwa ini adalah terakhir kalinya ia melakukan hal tersebut.

Bank memimpin rapat dan melakukan rekap apa yang harus mereka lakukan.

Dimulai dari jam 11 malam dimana soal ujian diserahterimakan ke pihak percetakan. Satu jam kemudian, tepat tengah malam, kotak nasi karyawan dikirimkan. Ponsel untuk Fluke akan dimasukkan ke dalam salah satunya, dengan diberi tanda khusus. Fluke harus bisa menemukannya sebelum diambil karyawan lain.

Jam 1 malam, sebelum mesin mulai mencetak, tugas Fluke selanjutnya adalah membuat listrik mati. Cara paling mudah adalah dengan membuat korslet. Momen tersebut akan digunakan oleh Fluke untuk mengambil kunci ruang sampah. Ia akan beralasan pada Paman Chai untuk menghubungi teknisi dengan menggunakan telpon yang ada di ruang kontrol.

Pat lah yang nantinya masuk ke dalam percetakan dengan menyamar sebagai teknisi. Setelah memperbaiki aliran listrik, Pat bakal masuk ke ruang sampah dengan bantuan Fluke. Fluke juga akan memberikan ponselnya pada Pat sebelum mengunci kembali ruang tersebut dari luar.

Bank mengingatkan bahwa Pat harus bisa mengirimkan seluruh soal-soal tersebut sebelum jam 2 agar paling lambat jam 3 pagi Grace sudah bisa mulai mencetak ID card. Jika Pat terlambat, maka Lin dan Bank akan kesulitan untuk menyelesaikannya tepat waktu.

Setelah soal ujian usai difoto, Pat akan membuang ponsel yang ia gunakan ke dalam lubang saluran air di toilet. Fluke juga bakal membuka dan mengunci kembali ruang sampah sebelum akhirnya mengembalikan kunci tersebut di tempat semestinya.

Berhubung Pat sama sekali tidak mengerti perihal kelistrikan, Bank berniat mengajak 1 orang teknisi sungguhan untuk menemani Pat. Lin menolak karena semakin banyak orang yang tahu rencana mereka maka akan semakin beresiko. Bank bersikeras bahwa suka atau tidak mereka tetap harus melakukannya. Ia juga mencoba meyakinkan Lin bahwa rencana mereka tidak akan gagal hanya gara-gara ada 1 orang tambahan.

Grace lalu mengatakan bahwa ia kenal orang yang dulunya pernah bekerja sebagai teknisi di Nopphon Security Printing. Bank meminta Grace untuk menghubungi orang tersebut dan mengurusnya.

Di hari H. Menjelang waktu yang direncanakan, Grace mulai ragu. Ia setuju dengan pendapat Lin bahwa rencana mereka saat ini terlalu beresiko. Ia juga yakin bahwa jika itu semua adalah rencana Lin, alih-alih mencari orang luar, ia pasti akan melakukannya sendiri. Grace jadi khawatir ada sesuatu yang terjadi di luar perkiraan. Pat mencoba menenangkannya.

Sementara itu, saat hendak berangkat, ibu Bank ternyata ada di bawah. Begitu mendengar Bank hendak pergi bekerja, ibu Bank meminta Bank untuk membatalkan rencananya. Bank menolak.

Ibu Bank mencoba mengingatkan bahwa ia tidak membutuhkan banyak uang jika Bank harus melakukan semua itu. Bank tidak terima. Dengan segala kesusahan yang sudah ia jalani selama hidupnya, plus harus melihat ibunya menderita, saat ini yang penting bagi Bank adalah memiliki banyak uang. Ia pun meninggalkan ibunya yang hanya bisa menangis.

Sesuai jadwal, tepat jam 11 malam perwakilan penyelenggara ujian tiba dengan membawa soal ujian asli ke percetakan Nopphon Security Printing. Lin dkk sendiri berada di dalam van dan parkir tidak jauh dari gedung percetakan tersebut.

Di jam 12, kiriman kotak nasi untuk karyawan tiba. Fluke sempat mencari kotak nasi yang ditandai, namun ia tidak berhasil menemukannya. Kotak nasi tersebut ternyata baru dikirimkan belakangan oleh Grace yang mengaku anak dari pegawai katering penyedia kotak nasi tersebut.

Apesnya, belum apa-apa sudah timbul kendala. Sebelum Fluke mengambil ponsel di kotak nasinya, paman Chai datang dan memintanya memperbaiki salah satu mesin. Mau tidak mau ia menitipkan kotak nasi tersebut ke salah satu rekannya.

Usai memperbaiki mesin pencetak, Fluke kembali ke ruang makan. Kotak nasinya ternyata sudah terlanjur dibuang oleh temannya karena mengira Fluke sudah selesai menyantapnya. Bergegas Fluke menuju tempat sampah untuk mencarinya.

Usahanya sia-sia. Kotak nasi tersebut tidak berhasil ia temukan. Anehnya, pada jam 1 pagi, sesaat setelah paman Chai memerintahkan karyawannya untuk mulai mencetak, listrik di gedung percetakan mati total.

Melihat hal itu, Bank minta agar Pat bersiap-siap. Sebaliknya, Lin meminta Bank untuk berpikir ulang karena seharusnya listrik mati sebelum jam 1. Ia yakin ada sesuatu yang tidak beres. Bank tidak menghiraukannya dan tetap menyuruh Pat untuk masuk ke dalam di waktu yang sudah direncanakan.

Sebelum Pat turun dari mobil, Lin meminta agar Pat berusaha untuk menyelamatkan diri dan kabur dari TKP jika ia merasa ada sesuatu yang tidak beres di sana. Tanpa berkata apa-apa, Pat meraih tangan Grace, menggenggamnya, lalu turun menuju mobil teknisi yang sudah menunggunya. Tak lama mobil itu pun masuk ke dalam gedung percetakan.


“Bad Genius The Series” tayang setiap hari Senin dan Selasa mulai tanggal 3 Agustus 2020. Di Indonesia, serial TV ini bisa disaksikan melalui layanan streaming iFlix dan WeTV secara gratis.

sinopsis badgeniustheseries10

Leave a Reply