Di sinopsis 7 First Kisses episode sebelumnya, Min Soo Jin (Lee Cho Hee) menjadi mantan agen rahasia yang bertemu kembali dengan ketua timnya dahulu, Ji Chang Wook. Tidak itu saja, Chang Wook ternyata mengaku kalau ia jatuh cinta kepadanya sejak lama. Meski dulu ia memutuskan untuk ‘berpisah’ karena tidak mau mencampuradukkan urusan pekerjaan dengan asrama, kali ini ia memilih untuk bersama dengan Soo Jin hingga akhir dunia. Soo Jin bahagia mendengarnya karena sosok kekasih seperti itulah yang ia impikan. Apes baginya, lagi-lagi waktu berputar kembali dan ia kembali ke titik awal, sesaat setelah Choi Ji Woo mengabulkan permintaannya. Apa yang kira-kira akan terjadi di sinopsis drama korea First Kiss For The Seventh Time episode 5 berikut ini?
Sinopsis Episode 5
Episode 5: I’m Your Teacher, You’re My Student
Soo Jin bingung diminta untuk menjadi penterjemah oleh manajernya. Tapi ia lebih bingung lagi begitu mengetahui ia bisa begitu saja memahami apa yang dikatakan oleh tamu VIP asal China itu, bahkan turut bercakap-cakap dengan bahasa mereka dengan lancar. Ia pun jadi tersenyum-senyum sendiri menyadari kemampuan barunya itu.
Pulang dari mall, Soo Jin melangkah dengan riang sembari penasaran siapa pria yang akan ditemuinya kali ini.
“Apa kau tahu sudah berapa kali aku menghubungimu?” tanya seorang pria yang tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya.
Soo Jin mendongak dan langsung melongo melihat sosok Kai, anggota EXO, yang sedang tersenyum di depannya.
“Sangat sulit untuk berkencan denganmu,” lanjut Kai.
“Kencan?” tanya Soo Jin kebingungan.
“Ayolah, memangnya apalagi namanya kalau seorang pria dewasa dan wanita membuat janji makan malam,” jawab Kai seraya melangkah mendekati Soo Jin. “Kapan kau akan berhenti melihatku sebagai murid lesmu?”
Soo Jin akhirnya memahami ‘skenario’ yang ia hadapi kali ini. Ia berkata, “Oh, jadi aku seorang guru, dan kau adalah muridnya..”
“Ayo, aku sudah lapar,” potong Kai sambil menarik tangan Soo Jin.
Mereka pun lantas berjalan-jalan ke area sekitar mall Lotte Duty Free layaknya sepasang kekasih yang sedang berkencan. Soo Jin terlihat sudah mulai terbiasa dan tidak lagi canggung seperti sebelum-sebelumnya.
Hujan mendadak turun. Karena jarak ke tempat makan tidak terlalu jauh, Kai melepas jaketnya dan menggunakannya sebagai pelindung bagi dirinya dan Soo Jin. Dengan tersenyum bahagia, Soo Jin berlari menembus hujan bersama Kai.
Di sebuah restoran burger, Soo Jin makan bersama Kai. Seperti biasa, Soo Jin terpesona menatap wajah pria yang menjadi teman kencannya. Kai yang menyadarinya jadi menanyakan apakah Soo Jin tidak suka karena ia hanya membelikan burger untuk makan malam.
“Tidak sama sekali,” dalih Soo Jin, “Burger adalah makanan kesukaanku. Sepertinya kau tidak tahu!”
“Tapi apa bahasa cinanya ‘burger’?” tanya Kai.
“‘Burger’ adalah ‘han bao bao’,” jawab Soo Jin pasti.
“Sepertinya aku guru les bahasa cina,” ucap Soo Jin dalam hati sambil tersenyum-senyum sendiri. “Tapi karena ini hubungan antara murid dengan guru, sepertinya kami tidak akan berakhir dengan situasi berciuman. Itu berarti aku akan bisa bertemu dengannya lebih lama.”
“Akan sangat sulit untuk bertemu denganmu tahun depan karena aku akan sering berada di China,” ujar Kai.
“Aaah, kau akan pergi ke China. Kenapa kau akan sering berada di sana?”
“Apa maksudmu? Aku mulai belajar bahasa China darimu supaya aku bisa pergi tampil di China. Aku masih SMA waktu itu.”
“Oh, kau benar.”
“Guru, aku tidak akan memanggilmu ‘guru’ lagi,” lanjut Kai. “Kita hanya berbeda 5 tahun. Kita akan bisa menjadi seorang teman.”
“Tidak, aku adalah gurumu dan kau adalah muridku,” tolak Soo Jin.
“Baiklah,” respon Kai dengan raut muka kecewa.
Melihatnya, Soo Jin mendadak mendapat firasat buruk.
—
Setelah makan, Soo Jin dan Kai berjalan bersama di taman. Ada sebuah pertunjukan dansa di sana. Mereka pun bersama-sama melihatnya. Tanpa diduga Kai mengajaknya untuk ikut berdansa. Soo Jin tidak kuasa menolaknya meski sudah mengaku tidak bisa menari.
“Jika ini adalah mimpi, aku tidak akan pernah mau terbangun!” ucap Soo Jin dalam hati.
Kai tiba-tiba menghentikan tariannya. Ia melangkah mundur ke belakang, membungkuk memberi hormat, lalu berputar menghampiri Soo Jin.
“Guru, aku tidak mau memanggilmu ‘guru’ lagi,” ujar Kai, mengulangi kata-katanya sebelumnya.
“Lalu kau akan memanggilku apa?” tanya Soo Jin.
“Kau,” jawab Kai tegas.
“Berhenti bermain-main..” respon Soo Jin.
“Aku tidak pernah bermain-main,” balas Kai.
Lagi-lagi tanpa diduga, Kai mengeluarkan sebuah cincin dari saku celananya dan langsung mengenakannya ke jari manis Soo Jin yang hanya bisa terpaku melihatnya. Ia lantas menunjukkan cincin serupa yang sedang ia kenakan di jarinya.
“Jika kau tidak menyukainya, kau bisa bilang ‘tidak’,” ucap Kai.
“Apa yang akan terjadi jika aku mengatakan ‘tidak’?” tanya Soo Jin.
“Aku tidak akan menemuimu lagi, bahkan sebagai muridmu,” jawab Kai. “Kau tidak akan mengatakan kalau kau tidak tahu tentang perasaanku, kan?”
“Maksudku… sepertinya aku tahu… oke, aku mengerti.. tapi tidak sekarang, nanti…” Soo Jin bingung menjawabnya karena ia tidak ingin kehilangan momen bersama Kai.
“Jadi ini bukan penolakan?” tanya Kai.
“Tidak mungkin! Ini bukan penolakan. Hanya saja saat ini… hanya saja… bisakah kita bicara tentang ini nanti?”
“Tidak bisa nanti. Aku sudah menunggu sangat lama,” ujar Kai seraya mendekatkan wajahnya ke arah Soo Jin.
Soo Jin akhirnya pasrah dan menutup matanya, menanti ciuman Kai. Tapi yang terjadi sudah bisa ditebak, waktu kembali berputar dan wajah Kai kini muncul di kartu keempat Soo Jin.
“Sekarang aku hanya punya 2 pria lagi yang tersisa..” ujar Soo Jin sedih sembari menatap wajah Kai yang ada di kartu.
“Maaf, kami sedikit terlambat untuk shift kami. Kamu bisa menemui kekasihmu sekarang,” ujar rekan Soo Jin yang baru saja datang.
“Kekasihku?” tanya Soo Jin heran.
“Pergilah, pergi saja,” respon rekannya sembari mendorong Soo Jin pergi.
—
Setelah berganti pakaian, Soo Jin pergi menemui ‘kekasihnya’ dengan rasa penasaran. Tanpa basa-basi seorang pria mendatanginya dan menggandeng lengannya.
“Aku sudah merindukanmu sepanjang hari,” ujarnya.
“Ahhh, ini Ok Taecyeon,” ucap Soo Jin dalam hati dengan girang.
[wp_ad_camp_1]
Leave a Reply