Di sinopsis 7 First Kisses episode sebelumnya, Min Soo Jin (Lee Cho Hee) mendapati Park Hae Jin adalah manajernya. Tidak itu saja, Hae Jin ternyata selama ini menyimpan rasa kepadanya. Setelah menolong Soo Jin dari seorang penguntit mesum, Hae Jin mengajaknya berkencan sembari menciumnya. Namun lagi-lagi, sesaat sebelum berciuman, waktu kembali ke saat dimana Choi Ji Woo mengabulkan permintaan Soo Jin. Kini muncul wajah Hae Jin di kartu kedua Soo Jin. Apa yang kira-kira akan terjadi di sinopsis drama korea First Kiss For The Seventh Time episode 4 berikut ini?
Sinopsis Episode 4
Episode 4: Until The End Of The World
Shift kerja Soo Jin berakhir. Saat hendak pulang, ia teringat amplop coklat yang sebelumnya diberikan oleh manajernya. Saat dibuka, isinya adalah sebuah kertas bertuliskan ‘Aku akan kembali lagi untuk ini. Tolong disimpan dengan aman untuk sekarang.’. Selain kertas itu, ternyata ada pula sebuah flash disk di dalamnya. Soo Jin lantas menyimpan flash disk tersebut ke dalam tasnya dan beranjak pulang.
Dalam perjalanan pulang, saat melewati sebuah lorong yang gelap, seseorang tiba-tiba menyergapnya. Ia adalah Ji Chang Wook.
“Dimana itu?” tanyanya.
“Ah, maksudmu ini?” jawab Soo Jin sembari menyerahkan flash disk yang ia bawa.
“Aku tidak mau kau ikut terlibat lagi,” ujar Chang Wook. “Maafkan aku.”
Chang Wook melangkah pergi meninggalkan Soo Jin. Di ujung gang tiba-tiba seseorang menodongkan pistolnya ke kepala Chang Wook. Soo Jin yang melihat berteriak kaget.
“Kamu tahu selama ini ada seorang pengkhianat di antara kita,” ujar orang tersebut seraya melepas topinya. “Jadi orang itu kau, agen rahasia yang menyusup ke dalam organisasi kami.”
Orang tersebut kemudian melihat ke arah Soo Jin dan melanjutkan kata-katanya, “Melihat kau melakukan pertemuan rahasia dengan agen yang sudah pensiun, kau pasti merasa sangat putus asa.”
Soo Jin jadi kebingungan mendengar perkataannya.
“Siapa? Aku? Aku seorang agen rahasia juga?” ujarnya dalam hati.
“Semua sudah selesai sekarang, serahkan USB dan blueprintnya,” perintah orang tersebut.
Chang Wook perlahan mendorong Soo Jin ke belakangnya, lalu mulai menghajar si pembawa pistol. Anak buahnya datang hendak menolong. Soo Jin yang melihatnya segera menghadangnya dan tanpa diduga bisa mengeluarkan jurus-jurus beladiri yang tidak kalah jagonya dengan Chang Wook. Apes bagi si pembawa pistol tadi, serangan Soo Jin terhadap anak buahnya membuat si anak buah tanpa sengaja melepaskan tembakan yang mengenai tubuhnya.
Usai melumpuhkan si anak buah, Soo Jin menghampiri Chang Wook dan orang yang tadi menodongnya. Setelah menendang selangkangan orang tersebut, Soo Jin terkaget-kaget sendiri karena baru sadar apa yang barusan sudah ia lakukan.
“Kau masih memiliki keahlian,” respon Chang Wook, “tapi maaf, aku sudah memberitahu identitasmu. Ayo kita ke tempat persembunyian sekarang.”
—
Chang Wook dan Soo Jin tiba di tempat persembunyian yang dimaksud.
“Maafkan aku, karena sudah membuatmu mengalami ini lagi,” ujar Chang Wook. “Aku akan pergi sekarang.”
Baru beberapa langkah berjalan, Chang Wook tiba-tiba terjatuh. Tubuhnya ternyata tadi sempat terkena tembakan. Usai dirawat oleh Soo Jin, Chang Wook mengecek isi flashdisk yang tadi ia berikan pada Soo Jin. Soo Jin memperhatikan wajah Chang Wook dengan terpana.
“Sepertinya aku masuk dalam jebakan mereka. Sudah lama sejak terakhir kali kita bertemu. Maafkan aku,” ucap Chang Wook.
Karena bingung dengan apa yang terjadi, Soo Jin berpamitan dengan hendak pergi saja. Chang Wook mencegahnya dan menariknya hingga terduduk di sampingnya.
“Bagaimana dengan pekerjaanmu sekarang?” tanya Chang Wook.
“Pekerjaanku baik-baik saja,” jawab Soo Jin. Ia melanjutkan, “Tapi kenapa kau melakukan sesuatu yang berbahaya?”
Chang Wook menoleh ke arah Soo Jin, dan berkata, “Itulah yang ku katakan padamu ketika aku masih menjadi ketua timmu di kantor pusat. Aku juga tidak tahu, sepertinya aku merasa bertanggung jawab. Karena rasa bertanggungjawab untuk melindungi seseorang.”
“Aah, karena kau merasa bertanggung jawab,” respon Soo Jin. “Apa aku orang yang berani?”
“Berani? Kau itu ceroboh. Sampai dimana aku merasa menyesal mempekerjakanmu,” jawab Chang Wook.
“Aku tidak tahu aku bisa jadi orang yang seperti itu,” batin Soo Jin.
Chang Wook melanjutkan, “Jika aku tidak… Jika.. Jika aku tidak jatuh cinta denganmu, kita mungkin masih bekerja bersama-sama.”
Soo Jin jadi salah tingkah mendengarnya.
“Itulah kenapa aku harus melepasmu,” tambah Chang Wook, “Maafkan aku karena membuatmu terlibat dalam hal seperti ini lagi. Aku tidak tahu siapa yang bisa ku percaya di kantor pusat, jadi aku datang mencarimu.”
Chang Wook berdiri sembari memegangi lukanya.
“Aku tidak akan muncul dalam hidupmu lagi,” ujarnya, lantas berlalu begitu saja meninggalkan Soo Jin.
Soo Jin menyusulnya, dan berkata, “Ku mohon jangan pergi.”
Chang Wook menghentikan langkahnya, lalu membalikkan badannya.
“Maksudku, kau masih terluka, sebaiknya tunggu sampai pendarahannya berhenti,” dalih Soo Jin.
“Sepertinya aku bodoh karena meninggalkanmu. Meskipun jika aku harus membahayakan hidupku, aku akan melindungimu di sisiku,” respon Chang Wook.
Soo Jin jadi kembali terpana mendengar kata-kata Chang Wook.
“Ayo kita lakukan itu, sampai dunia ini berakhir,” ajak Chang Wook.
Soo Jin mengangguk sambil tersenyum. Chang Wook lalu mendekati Soo Jin dan menciumnya. Sudah diduga, hal itu membuat waktu berputar kembali. Kini muncul wajah Ji Chang Wook di kartu ketiga Soo Jin yang ada di meja counternya.
“Apa aku selalu melewatkan ciuman dan pria seperti ini?” ujar Soo Jin dalam hati dengan kesal.
“Hadiah macam apa ini?” gumamnya bete.
Manajer Soo Jin tiba-tiba memanggilnya dan memintanya membantu menjadi penerjemah bagi kedua tamu VIP mereka. Sempat bingung, tapi ternyata Soo Jin bisa memahami perkataan mereka.
Di saat yang sama, seseorang menghubungi ponsel Soo Jin. Dan orang itu adalah Kai (EXO).
[wp_ad_camp_1]
Leave a Reply