Di cerita sebelumnya, Lee Joon Gi mengajak Min Soo Jin (Lee Cho Hee) untuk ikut ke rumahnya. Ternyata Joon Gi adalah oppa gereja Soo Jin dan ia sudah lama mengenal serta memperhatikan Soo Jin. Di hari ulang tahun Soo Jin, Joon Gi akhirnya memberanikan diri untuk menyatakan cintanya pada Soo Jin. Tanpa disangka, saat Joon Gi hendak mencium Soo Jin, waktu tiba-tiba berputar dan Soo Jin sudah berada kembali di counter Informasi mall Lotte Duty Free, sesaat setelah Choi Ji Woo mengabulkan permintaannya. Belum hilang keterkejutannya, manajernya hadir dan ia adalah Park Hae Jin. Apa yang kira-kira akan terjadi di sinopsis drama korea First Kiss For The Seventh Time episode 3 berikut ini?
Sinopsis Episode 3
Episode 3: Dangerous Boss
Hae Jin selaku manajer Soo Jin memarahi Soo Jin karena mengira ia sedang bermain ponsel saat jam kerja. Ia pun membawa ponsel Soo Jin dan memintanya untuk menemuinya setelah jam kerja habis.
“Omo, Park Hae Jin barusan mencuri ponselku,” ujar Soo Jin kesal setelah Hae Jin berlalu.
“Kau gila, ya?” sergah rekannya, “Dia itu bos kita!”
“Bos? Orang itu?” tanya Soo Jin bingung.
“Kau ini pura-pura tidak mengerti saja, ya? Kau itu juga memilihnya di kontes popularitas. Apa kau itu berusaha genit pada dia?” tanya rekan Soo Jin yang lain.
“Park Hae Jin, aktor film itu, bos kita?” tanya Soo Jin, masih tidak percaya.
“Kata siapa dia itu aktor. Apa kau itu belajar sekolah akting atau apa?” bantah temannya.
Sambil menatap Hae Jin yang melangkah pergi di kejauhan, Soo Jin kebingungan sendiri dengan apa yang sedang terjadi.
“Apa aku mimpi?” gumamnya.
—
Hae Jin sedang memeriksa berkas saat Soo Jin masuk ke ruangannya. Perlahan Soo Jin menghampirinya dan memberi hormat. Hae Jin memberi tanda untuk menunggu sejenak. Soo Jin berdiam diri di hadapan Hae Jin sembari memperhatikan wajah dan sosok Hae Jin dengan terpesona.
Usai mengurus berkasnya, Hae Jin memberikan ponsel Soo Jin.
“Maaf. Aku akan berhati-hati mulai sekarang,” ujar Soo Jin.
“Kau ada janji malam ini?” tanya Hae Jin.
“Tidak, tidak ada,” jawab Soo Jin.
“Sungguh tidak ada janji? Jalan sama pacar misalnya?”
“Tidak ada.”
“Sungguh? Kau tak ada janji atau tidak punya pacar?”
“Tidak dua-duanya.”
Hae Jin lantas mengajak Soo Jin untuk menemaninya kerja lembur. Soo Jin mengiyakan, walau agak heran.
—
Hae Jin dan Soo Jin makan malam bersama di meja yang ada di ruangan Hae Jin. Melihat Hae Jin yang tetap bekerja sambil makan, Soo Jin menawarkan diri untuk membantu mengerjakan sesuatu.
“Kalau begitu bisa kau nyalakan musik?” tanya Hae Jin.
“Apa?”
“Di ponselmu tak ada musik? Apa kau tidak suka musik?” tanya Hae Jin lagi.
Dengan sedikit canggung Soo Jin segera mengeluarkan ponselnya dan menghidupkan music player. Tanpa disangka, lagu yang terdengar adalah lagu berirama metal. Baik Soo Jin maupun Hae Jin kaget mendengarnya. Sambil diam-diam mengomeli kebodohannya, Soo Jin langsung lekas mengubahnya ke musik instrumental yang lembut.
Usai makan, Hae Jin menawarkan untuk mengantar Soo Jin pulang. Dengan panik karena tidak menyangka, Soo Jin bergegas membereskan meja dan merapikan kotak-kotak makan mereka tadi, sementara Hae Jin melangkah lebih dulu ke luar ruangan. Saat hendak membuang kotak makan ke tempat sampah, Soo Jin melihat ada foto-foto dirinya di meja kerja Hae Jin.
Soo Jin teringat beberapa waktu lalu pernah menerima sebuah amplop yang berisikan foto-foto yang sama, diselipkan di dalam lockernya. Soo Jin langsung kaget dan menyangka Hae Jin adalah pelakunya.
Ia segera keluar dan turun melalui tangga darurat. Hae Jin yang sudah ada beberapa lantai di atasnya tiba-tiba menelponnya. Soo Jin tambah panik dan semakin mempercepat langkahnya untuk turun ke lantai bawah.
Di lantai 7, Soo Jin masuk ke dalam untuk berpindah menggunakan lift. Tak lama kemudian pintu lift terbuka dan tanpa disangka, seseorang dengan mengenakan jas hijau dan membawa kamera keluar dan menghadangnya masuk.
“Tunggu. Kau punya aura yang bagus. Boleh aku ambil foto?” tanya orang tersebut.
Belum sempat hilang panik Soo Jin, orang itu melanjutkan, “Kau dapat foto yang ku kirimkan sebelumnya?”
Soo Jin jadi sadar bahwa orang itulah yang sebenarnya sudah memotretnya secara diam-diam. Dengan ketakutan ia melangkah mundur, sementara pria aneh itu terus mendekat sembari mengarahkan kameranya ke wajah Soo Jin.
“Kenapa panas sekali di sini?” ujar pria tersebut sembari membuka mantel jas dan memelorotkan celananya.
“Senyumlah, lihat ke kamera,” lanjut pria tersebut seraya menggoyang-goyangkan tubuhnya.
Soo Jin ketakutan setengah mati dan terus berteriak sambil menutup mukanya dengan kedua tangannya. Sesaat kemudian Hae Jin muncul dan langsung menerjang pria aneh tersebut. Soo Jin langsung lega melihat kedatangan bosnya.
“Ku bilang aku akan mengantarmu,” ujar Hae Jin.
—
Polisi datang untuk membawa si pria aneh, yang terus berteriak mengatakan bahwa ia dan Soo Jin adalah sepasang kekasih. Tak jauh dari sana, Soo Jin duduk di bangku bersama Hae Jin.
“Dia menaruh fotomu di meja informasi tadi pagi, jadi aku mengambilnya. Aku khawatir, makanya aku memintamu menemaniku lembur kerja,” jelas Hae Jin.
“Oh begitu. Terima kasih,” respon Soo Jin.
“Katamu kau tidak punya pacar, kan?” lanjut Hae Jin.
Soo Jin mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Aku akan mengantarmu pulang tiap hari mulai sekarang. Bagaimana menurutmu?” tanya Hae Jin.
“Apa?”
“Jika semua orang memilihku di kontes popularitas, artinya kau juga memilihku. Bukankah itu artinya kita saling menyukai?”
Soo Jin jadi salah tingkah mendengarnya dan tidak bisa berkata apa-apa.
“Ayo kita pacaran,” tembak Hae Jin.
Soo Jin kaget dan menoleh ke arah Hae Jin. Hae Jin menatap wajahnya dan bertanya, “Kau tidak mau?”
“Bukan itu maksudku,” Soo Jin menggelengkan kepalanya.
Hae Jin lantas mendekatkan wajahnya ke arah Soo Jin, hendak menciumnya. Satu centi sebelum bibir mereka bersentuhan, waktu berputar kembali. Saat tersadar, Soo Jin melihat pada kartu kedua kini muncul gambar wajah Park Hae Jin.
Ia lalu mengambil kartu tersebut dengan sedih dan membaliknya. Muncul sebuah tulisan di bagian belakang kartu.
“Aku harus berhati-hati dengan siapa aku berciuman?” ujar Soo Jin dalam hati sembari terkejut, “Jadi kalau kita ciuman, waktunya kembali seperti semula?”
Tak lama bos Soo Jin yang sebenarnya datang dan tanpa basa-basi langsung menyerahkan sebuah amplop dengan stempel merah di baliknya. Soo Jin kebingungan menerimnaya, sementara manajer Soo Jin berlalu begitu saja tanpa memberi penjelasan apa-apa.
—
Di parkiran mobil, seorang pria dengan pakaian dan topi serba hitam berlari. Sesaat kemudian beberapa orang datang menyusul dan mencari keberadaannya. Pria tersebut bersembunyi di balik salah satu pilar dengan was-was. Ia adalah Ji Chang Wook (pemeran Kim Je-Ha di The K2).
[wp_ad_camp_1]
Leave a Reply