Terus terang saya kesulitan untuk mencari kegiatan yang anti-mainstream di kota Seoul, Korea Selatan. Terutama yang letaknya tidak terlalu jauh dari pusat kota. Situs Atlas Obscura (https://www.atlasobscura.com) yang biasa jadi jujugan pun gagal memberikan saran yang menggembirakan. Hanya satu yang sreg di hati: Yongma Land. Ini adalah sebuah taman hiburan yang sudah tidak lagi beroperasi sejak tahun 2011 silam. Namun pemiliknya saat ini rupanya punya otak bisnis yang encer. Ia sengaja memperbolehkan orang untuk tetap datang (dengan tetap membayar tiket masuk) dan melakukan apa saja yang mereka mau di sana. Jadilah tempat ini sebagai spot selfie yang super instagramable dan tidak banyak dipadati oleh wisatawan.
Daftar Isi
Taman Hiburan di Seoul
Taman hiburan adalah daya tarik tersendiri bagi wisatawan di setiap negara. Sebut saja Disneyland di Hong Kong dan Jepang, atau Universal Studios di Singapore. Terlebih bagi mereka yang memang datang bersama keluarga. Atau minimal bersama pasangan.
Tidak terkecuali di kota Seoul, ibukota Korea Selatan. Terdapat beberapa theme park yang sudah punya nama di kalangan turis. Sebut saja Everland, Lotte World, Seoul Land, Grand Park, Pororo Theme Park, dan lain sebagainya. Kita tinggal memilih mana yang sesuai dengan tema favorit kita, serta, tentu saja, yang sesuai dengan kantong kita. Jangan sampai lupa, biaya masuknya rata-rata bisa buat makan sebulan di Indonesia, hehehe.
Contohnya Lotte World. Saat artikel ini ditulis, biaya tiket masuk di Klook untuk 1-day pass hampir mencapai 400 ribu rupiah. Tambah 50 ribuan lagi jika ingin menyertakan opsi aquarium di dalamnya. Tapi yah, rasanya cukup wajar sih. Kebanyakan taman hiburan di Seoul punya area yang cukup luas dengan wahana yang bervariasi. Tidak terasa rugi untuk merogoh kocek sedalam itu.
Yongma Land dan Sejarahnya
Yongma Land dibangun di tahun 1980 dan sempat menjadi hits di masanya. Areanya tidak terlalu luas, bahkan jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan THR Surabaya. Mungkin itu pula yang menyebabkan semakin lama popularitasnya semakin meredup, hingga akhirnya berhenti beroperasi total di tahun 2011. Gosipnya sih dipicu oleh lahirnya Lotte World di tahun 1989.
Entah persisnya sejak kapan, beberapa tahun terakhir pemilik Yongma Land membuka kembali akses masuk ke taman hiburan tersebut. Biayanya saat itu sekitar 5,000 KRW. Wahana yang ada tetap tidak beroperasi, namun pengunjung bebas untuk berselfie ria di sana. Bahkan tersedia jasa studio foto profesional bagi yang ingin melakukan foto prewed misalnya.
Nama tempat hiburan ini lantas benar-benar kembali terangkat pasca seringnya digunakan sebagai latar video klip K-Pop dan pemotretan model profesional. Salah satu yang cukup terkenal adalah video klip lagu “Bar Bar Bar” dari Crayon Pop.
Stasiun subway terdekat adalah stasiun Mangu. Ambil Exit nomer 1. Dari sana rutenya cukup berliku, jadi sebaiknya gunakan peta navigasi yang akurat dari Naver Map. Intinya sih sebenarnya tinggal lurus dan belok kanan saja. Cuma titik beloknya itu saja yang jangan sampai keliru.
Perlu diketahui bahwa posisi Yongma Land ada di atas bukit, sehingga perjalanan berangkat akan menanjak. Sebaiknya gunakan taksi saat berangkat dan baru berjalan kaki saat pulangnya. Dan memang harus berjalan kaki sih pulangnya. Wong tidak ada taksi yang standby di dekat TKP.
Pengalaman Mengunjungi Yongma Land
Cuaca sedang panas-panasnya saat saya keluar dari stasiun Mangu, stasiun subway terdekat dari Yongma Land. Masih sekitar 1.5km lagi berjalan untuk mencapai mantan taman hiburan tersebut. Saya putuskan untuk naik taksi saja saat berangkat dan baru berjalan kaki nanti di saat pulang. Kebetulan terdapat halte taksi tepat di pintu keluar (Exit 1). Tanpa kesulitan driver memahami maksud tujuan saya dan langsung memacu kendaraannya menuju TKP.
Keputusan untuk berkendara saat berangkat ternyata tepat. Jalannya menanjak, bro. Bisa pegel duluan sebelum asyik selfie kalau tadi berjalan kaki, hehehe. Taksinya juga berhenti tepat di depan loket. Biaya akhirnya kalau tidak 4,100 KRW (sekitar 49 ribu rupiah) ya 4,400 KRW (sekitar 53 ribu rupiah). Saya lupa persisnya.
Trip saya saat itu benar-benar dimudahkan dengan keberadaan si pemilik Yongma Land di loket. Kabarnya, jika ia tidak sedang berada di sana, kita harus menelpon terlebih dahulu ke nomer yang sudah disediakan. Sesuatu yang tidak mungkin saya lakukan mengingat paket SIM card Korsel saya hanya bisa digunakan untuk berselancar di internet.
Tanpa banyak basa-basi, ia meminta biaya masuk sejumlah 10,000 KRW (sekitar 120 ribu rupiah). Nilai ini sesuai dengan yang sudah banyak diceritakan oleh traveler lain di dunia maya. Saya sempat ditanya negara asalnya. Jadi mungkin saja ada harga khusus untuk penduduk lokal.
Percaya tidak percaya, tiga kali saya diberhentikan penduduk lokal dan ditanyai sesuatu oleh mereka selama seminggu di Seoul. Malah ada satu yang menyapa seolah-olah saya teman lamanya. Sampai salting sendiri dibuatnya. Rekor ‘menyaru’ dengan penduduk lokal saya sepertinya sukses diperpanjang hingga ke tanah Korea, hehehe.
Melewati pintu masuk, kita sudah langsung disambut dengan carousel, wahana yang instagramable buat dijadikan latar atau tema foto selfie. Sayangnya, sampai saya meninggalkan lokasi, wahana tersebut dikuasai oleh dua orang remaja. Mereka tidak berhenti selfie dengan berbagai gaya dan posisi di sana, termasuk dari sudut terbaiknya. Nyebelin banget.
Selain carousel, ada sekitar 7-8 wahana lain yang bisa dinikmati. Dinikmati untuk difoto maksudnya, ya. Semuanya sudah tidak beroperasi, walau ada yang bisa didorong paksa dengan tenaga kalau mau. Yang jelas, banyak sekali obyek yang bisa digunakan untuk berselfie ria. Tinggal tergantung imajinasi kita saja.
Mayoritas pengunjung sepertinya fokus pada area pusat taman hiburan saja. Sebenarnya area-area lain juga tidak kalah serunya. Di bangunan bagian belakang kita bisa naik ke lantai 2 dan menyaksikan hampir keseluruhan area Yongma Land dari sudut tinggi. Di bagian belakang terdapat ‘kuburan’ mesin dan perlengkapan yang sudah rusak. Ada kursi dengan patung E.T kecil di sisinya. Lumayan creepy di bagian ini, cocok buat yang suka uji nyali.
Tumpukan mesin permainan lain terdapat di sisi bukit. Dari pintu masuk, kita bisa langsung berbelok ke arah kiri dan menaiki bukit tersebut. Lebih banyak wahana kecil dan mesin permainan di sini. Namun jangan khawatir, tidak seserem yang di bagian belakang lantaran tempatnya lebih terbuka.
Setelah puas mengambil foto dan berkeliling, saya beristirahat sejenak di semacam bangunan kantin yang sudah disediakan. Terdapat vending machine untuk minuman dingin dan es krim. Juga ada kipas angin ukuran besar yang sayangnya saya tidak bisa menemukan cara untuk menghidupkannya. Harga minumannya normal, di kisaran 1,000 KRW (sekitar 12 ribu rupiah), tidak berbeda dengan yang ada di pinggir jalan maupun di dalam stasiun.
Seperti yang sudah direncanakan, perjalanan kembali ke stasiun Mangu saya tempuh dengan berjalan kaki. Tidak terlalu terasa karena sebagian adalah jalanan menurun.
Puas!
Kesimpulan
Jika ingin mendapatkan momen yang berkesan dan unik selama liburan di Seoul, pastikan untuk memasukkan Yongma Land ke dalam itinerari. Ada baiknya untuk pergi bersama teman. Selain bisa patungan biaya taksi, juga bisa saling bergantian menjadi kameramen. Saya pribadi merasa menyesal karena sudah datang sendirian. Banyak hasil foto yang terasa kurang optimal karena hanya mengandalkan tongsis dan tripod.
Tips lain, jika punya ponsel atau kamera dengan kemampuan memotret yang baik di malam hari, sebaiknya datang di saat sore hari menjelang. Selain bisa mengabadikan suasana kala sunset, seringkali pada pukul 19.00 waktu setempat, si pemilik taman huburan menghidupkan lampu-lampu yang ada di sana. So pasti bakalan epik banget foto-fotonya.
Apakah benar Yongma Land berhantu? Sepertinya tidak. Sebatas urban legend belaka. Selain tidak ada bukti sejarah yang kuat selain rumor tentang adanya pengunjung yang meninggal di salah satu wahana akibat konstruksi yang buruk, aura mistis di sana terasa biasa-biasa saja. Tidak ada yang negatif. Jauh lebih serem Taman Festival di Bali, hehehe.
Leave a Reply