Review Singkat Film Captain Marvel (2019)

Tahun 2019 ini penggemar superhero rasanya harus rela berkali-kali merogoh kocek mereka untuk membeli tiket bioskop. Tidak sedikit film layar lebar, baik yang berkaitan dengan komik jagat DC maupun Marvel, yang tayang dalam waktu beberapa bulan ke depan. Dimulai dengan Captain Marvel (Maret); Shazam!, Avengers: Endgame, dan X-Men: Dark Phoenix (April); Spider-Man: Farm From Home (Juli); X-Men: The New Mutants dan Gotham City Sirens (Agustus); serta Joker (Oktober). Itu yang sudah dipastikan tanggal rilisnya ya. Walau tidak menutup kemungkin bakal ada perubahan dadakan.

Judul yang disebutkan pertama di atas mulai tayang di Indonesia pada hari Rabu ini, tepatnya tanggal 6 Maret 2019. Dua hari lebih cepat dibandingkan jadwal rilis resmi mereka di Amerika. Film dengan rating PG-13 berdurasi 2 jam lebih sedikit ini dibintangi oleh Brie Larson (sebagai Carol Danvers / Captain Marvel), Gemma Chan (sebagai Doctor Minnerva / Minn-Erva), dan juga Samuel L. Jackson (sebagai Nick Fury).

Saya sendiri tidak melewatkan kesempatan untuk nonton langsung di bioskop pada hari ini juga. Bahkan pada slot tayang perdana, yaitu pukul 11.15. Tiket saya booking mulai 3 hari sebelumnya. Itu pun sudah agak telat, karena deret tempat duduk favorit (C atau D) di bagian pinggir jalan sudah lebih dulu dipesan penonton lain. Tak apalah, demi menyaksikan momen hadirnya karakter terkuat di jagat Marvel untuk pertama kalinya.

Dan seperti apa filmya? Layakkah untuk ditonton? Apakah sesuai dengan trailernya? Bagaimana konsistensinya dengan sepak terjang Captain Marvel di komik? Atau malah sama sekali tidak berhubungan dengan cerita di komik?

Sebelum semua itu saya jawab, kita simak dulu deh sama-sama trailer resmi film yang bersangkutan di bawah ini.

 

Tulisan di bawah ini mengandung sedikit SPOILER. Berhenti geser layar ke bawah jika tidak ingin membacanya.

Review Film Captain Marvel

Poster Captain Marvel

Kita mulai dari segi cerita. Mungkin ini salah satu film superhero yang alur ceritanya nyaman untuk diikuti. Tidak ada potongan atau lompatan adegan yang membuat kening berkenyit. Semua mengalir begitu saja. Cerita flashback atau masa lalu pun disematkan dengan pintar tanpa membuat saya kebingungan.

Cerita asal usul Carol Danvers (yang sampai film usai belum menggunakan nama Captain Marvel) sendiri menggunakan versi yang sudah umum. Sepertinya keputusan pihak Marvel untuk mengubah asal usul yang bersangkutan dalam miniseri komik “The Life of Captain Marvel” adalah untuk memberikan pembeda antara jagat film (MCU / Marvel Cinematic Universe) dengan jagat komik.

Beberapa pertanyaan terkait MCU terjawab di film ini. Mulai dari penyebab hilangnya mata kiri Nick Fury hingga penggunaan nama Avenger. Yang jelas jangan keburu beranjak dari tempat duduk saat film berakhir karena ada adegan post-credit yang memberikan sedikit bocoran terkait “Avengers: Endgame”.

Saya pribadi menggunakan eksistensi adegan memorable sebagai parameter utama bagus tidaknya sebuah film. “Aquaman” saya beri acungan jempol karena punya beberapa. Dan kali ini saya bahagia karena saya bisa menemukannya di film “Captain Marvel”. Mungkin tidak se-epic momen Aquaman dan Mera menyelam ke kawasan Trench, tapi setidaknya saya masih bisa mengingatnya hingga saat artikel ini ditulis. Sekedar informasi, hal tersebut tidak saya temukan sama sekali di film “Avengers: Infinity War”.

Menariknya lagi, adegan-adegan berkesan tersebut justru hadir dari karakter yang penampakannya di kedua trailer resmi di atas terbatas. Hanya dalam satu adegan saja.

Brie Larson bagi saya cukup cakap memainkan perannya sebagai Carol Danvers. Jujur awalnya saya tidak terlalu antusias, tidak begitu sesuai dengan bayangan saya atas sosoknya di komik. Pendapat saya berubah setelah melihat kemampuan aktingnya. Ada tengil-tengilnya gitu.

Yah, agar tidak terlalu banyak spoiler, cukup sampai di sini aja deh review singkatnya. Pada dasarnya, layak banget film ini ditonton. Yang tidak pernah menonton film-film MCU pun tetap bisa menikmatinya. Bahkan seandainya tidak ada adegan ekstra di akhir (yang tentang Endgame), justru film ini bisa jadi pembuka dari film-film MCU lainnya.

Selamat menonton!

rs captainmarvel

Leave a Reply