Jadi, Grimm Fairy Tales 2007 Annual ini sebenarnya dirilis di bulan yang sama dengan Grimm Fairy Tales #17. Saya sengaja melewatkannya karena saya pikir, seperti kebanyakan edisi tahunan dari suatu serial komik, ceritanya merupakan cerita lepas dan tidak berkaitan dengan alur cerita utamanya. Tidak sepenuhnya salah memang. Ada 5 cerita pendek dalam edisi ini. 1 di antaranya, yang berjudul “Pinocchio”, merupakan prolog dari edisi #31 dan #32 mendatang. Selain itu, ada pula awal pertemuan Timmy (dari edisi #20) dengan Belinda. Seperti apa? Simak (sebagian) sinopsis komik Grimm Fairy Tales 2007 Annual berikut.
Sinopsis Komik *SPOILER*
What if nursery rhymes and fables fell into the wrong hands? Would story-time ever be the same? The first ever GRIMM FAIRY TALES ANNUAL features six nursery rhymes and bedtime stories retold with the same terrifying twists that fans of the series absolutely crave!
JACK AND JILL find that sometimes the term “undying love” should be taken literally. THE OLD WOMAN IN THE SHOE finds her years of dishing out torment might come back to bite her. PETER PUMPKIN EATER is just a simple man so in love with his wife he will do anything to keep her.
LITTLE BOY BLUE realizes that betraying those near and dear can have dire consequences. In PINOCCHIO, we discover the true origin of the boy puppet and what troubles await his father.
Enter a world where fairy tales and nursery rhymes will never be the same!
Story: Joe Tyler, Ralph Tedesco
Art: Mark Dos Santos, Toke Rodriguez
Color: Nei Ruffino
Letter: Alphabet Soup
Judul Edisi: Story Time
Tanggal Rilis: Oktober 2007
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler!
Sekelompok murid menunggu kedatangan guru mereka, Sela Mathers, untuk sesi rutin pembacaan cerita-cerita dongeng. Alih-alih Sela, yang datang justru Belinda. Tanpa banyak basa-basi, Belinda mulai membacakan satu demi satu dongeng yang sudah sengaja ia pilihkan. Berturut-turut adalah “Jack & Jill”, “The Old Woman In A Shoe”, “Peter Peter Pumpkin Eater”, dan “Little Boy Blue”. Kesemuanya cukup mengerikan dengan akhir yang tragis. Jelas bukan konsumsi anak-anak seusia mereka.
Terakhir, Belinda membacakan kisah mengenai “Pinocchio”.
—
Pada jaman dahulu kala, Belinda terlihat sedang menanam benih di hutan. Waktu berlalu. Benih itu pun terus tumbuh hingga kini menjadi sebuah pohon besar. Bukan pohon sembarang pohon. Terlihat batangnya seperti menggambarkan sosok seseorang bermuka keji.
Satu demi satu kejadian buruk terjadi di sekitar pohon tersebut. Mulai dari anak kecil yang terjatuh hingga tewas saat sedang menaikinya, hewan ternak yang tiba-tiba mati di dekat pohon, hingga menjadi lokasi eksekusi orang-orang yang dijadikan tumbal sekte.
Menyadari bahwa pohon tersebut membawa pengaruh buruk, penduduk desa lantas mengutus seorang tukang kayu bernama Antonio untuk menebang pohon tersebut. Setelah ditebang, Antonio membawa potongan kayu dari pohon itu ke seorang kakek. Ia adalah Geppeto.
—
Semua anak yang ada di kelas menangis karena stress mendengar dongeng-dongeng tersebut. Dengan santai Belinda kemudian pergi meninggalkan mereka sembari mengingatkan bahwa dunia dan masa depan mereka tidaklah seindah yang mereka bayangkan saat ini.
Di luar kelas, tiba-tiba salah seorang anak laki-laki yang tadi juga ada di dalam kelas menyusulnya. Ia memanggil Belinda dan memberitahunya bahwa ia cukup menyukai cerita-cerita Belinda. Anak laki-laki itu bernama Timothy alias Timmy.
Timmy berharap bahwa di dunia nyata orang-orang yang berkelakuan buruk juga bisa mendapatkan balasan yang setimpal seperti dalam dongeng. Setelah sedikit dipaksa oleh Belinda, Timmy mengaku mendapat perlakuan buruk (dilecehkan) oleh kekasih ibunya. Ia sangat ingin bisa menyakiti pria tersebut untuk membalas dendam. Dengan tersenyum Belinda memberi selamat pada Timmy karena ia baru saja bertemu dengan orang yang bisa mewujudkan impiannya itu.
—
Sela tiba di kelas dan meminta maaf karena datang terlambat. Ia kaget mendapati kelas dalam keadaan kacau. Semua anak saling bertengkar dan membuat ulah. Semua kecuali Timmy, yang tetap duduk dengan santai di tengah ruangan sambil tersenyum.
Akhirnya bisa tidur nyenyak setelah tahu awal mula pertemuan Timmy dengan Belinda, hehehe. Tapi kurang tahu juga sih apakah karakter Timmy ini bakal eksis kembali di edisi-edisi mendatang (pasca edisi #22 dimana Sela tampak sudah berhasil menyadarkannya) atau tidak. Semoga sih iya. Biar benang merah antar edisi tidak hanya berkutat di dua orang karakter sentral — Belinda dan Sela — saja.
Masalahnya, sekarang malah jadi lebih penasaran dengan kelanjutan kisah “Pinocchio”. Mana baru akan dibahas di edisi #31, masih lama. Duh.
Leave a Reply