Setelah drama yang nyaris membuat gagal nonton, akhirnya tertunaikan sudah ‘kewajiban’ untuk mantengin film horor lokal yang satu ini di bioskop demi menulis artikel reviewnya. Tetapi seharusnya saya sadar bahwa drama tersebut adalah sebuah pertanda… untuk tidak perlu membuang waktu sejam lebih di depan layar bioskop. Sampai di sini sudah bisa menebak kan kira-kira seperti apa filmnya?
Sinopsis Singkat
Reality show Uka Uka sedang berada di puncak popularitas. Banyak orang yang penasaran dengan segmen uji nyali yang diadakan. Kecuali Shelly (diperankan oleh Steffi Zamora), yang merasa bahwa acara tersebut hanyalah gimmick belaka. Untuk membuktikan hal itu, Shelly lantas mendaftarkan diri sebagai peserta uji nyali saat kebetulan tim Uka Uka melakukan syuting di hutan Alas Moyang yang berada tidak jauh dari tempat tinggal Shelly. Teman-teman Shelly mencoba mencegahnya — Rama (diperankan oleh Gusti Rayhan), Karin (diperankan oleh Yoriko Angeline), Doni (diperankan oleh Debo Andryos), dan Eja (diperankan oleh Reza Aditya) — namun keputusan Shelly sudah bulat. Di saat uji nyali ia bahkan mengucapkan kata terlarang yang mitosnya bisa membuat siapa saja yang menyebutkannya menghilang dan tidak pernah diketemukan lagi. Dan benar saja, Shelly pun tiba-tiba menghilang. Dapatkah teman-teman Shelly menemukannya?
Tanggal Rilis: 25 Juli 2019
Durasi: – menit
Sutradara: Ubay Fox
Penulis: Daniel Tito, Evelyn Afnilia, Harris Cinnamon
Produser: –
Produksi: MAX Pictures
Distributor: –
Pemain: Steffi Zamora, Yoriko Angeline, Gusti Rayhan, Debo Andryos, Reza Aditya, Torro Margens
Review Singkat
Saya baru mulai aktif menonton (hampir) semua judul film horor lokal sejak akhir 2018 lalu. Jadi, kalau kemudian ada yang mengatakan bahwa sutradara Ubay Fox pernah membuat film-film horor yang berkualitas, jujur saja, saya pasti tidak akan percaya. Setelah “Roh Fasik” yang ada di persimpangan antara bagus dan tidak, track record beliau justru mengalami kemerosotan jauh dengan menyuguhkan “Uka Uka The Movie: Nini Tulang” ini.
Saya bingung harus memulai darimana. Satu-satunya hal yang bisa saya nikmati selama menonton siang tadi hanyalah celetukan karakter Eja, tipe karakter pendukung yang dihadirkan hanya sebagai pemecah tawa, yang (untungnya) sudah biasa diperankan oleh Reza Aditya. Selain itu tidak.
Cerita tidak jelas dan tidak konsisten.
Dialog dibuat seolah-olah yang sedang ngobrol punya kemampuan telepati.
Mayoritas karakter lebai / terlalu dibuat-buat aktingnya.
Elemen horornya sesuai prediksi saya dari trailernya. Sudah usang dan garing. Juga terlalu berlebihan, saking niatnya untuk nakutin penonton.
Bahkan (alm) Torro Margens yang menjadi ikon Uka Uka selama ini sama sekali tidak ada fungsinya di dalam film.
Mungkin film ini bisa berdalih dengan proses pembuatannya yang sudah diselesaikan pada tahun lalu. Oke lah, boleh menjadi pembelaan untuk unsur horornya. Tapi untuk cerita dan dialog yang kacau rasanya sama sekali tidak bisa dijadikan alasan.
Pada akhirnya, dengan mayoritas pemain yang merupakan langganan FTV, kualitas film “Uka Uka The Movie: Nini Tulang” tidak jauh berbeda. Mungkin (jauh) di bawahnya. Tidak perlu buang-buang waktu dan uang deh. Daripada malah asik tidur sambil ngorok seperti om-om yang duduk di seberang saya tadi, hehehe.
Leave a Reply