Review Film The Unborn Child (2011)

“The Unborn Child” adalah film horor Thailand yang mengangkat isu aborsi ilegal yang marak terjadi di negara tersebut. Ceritanya ‘terinspirasi’ oleh kisah nyata yang terjadi setahun sebelum film tersebut tayang.

Yaitu tentang penemuan lebih dari 2000 janin yang disembunyikan di area pembakaran jenazah sebuah kuil di Bangkok. Masing-masing dibungkus dalam kantong plastik terpisah.

Adalah seorang wanita berusia 33 tahun yang setiap harinya mengumpulkan janin-janin tersebut dari beberapa klinik aborsi, untuk kemudian diserahkan pada 2 pekerja kuil. Kedua pekerja tersebut yang lantas bertanggung jawab untuk ‘memusnahkannya’.

Serem, ya?

Nah, apakah film “The Unbord Child” bakal seseram kisah aslinya?

Yuk simak sinopsis dan resensi singkatnya di bawah ini.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Alur Cerita / Sinopsis Singkat

poster the unborn child

poster the unborn child

Pasca meliput kematian seorang pasien aborsi, kehidupan Trai (diperankan oleh Somchai Kemglad) dan istrinya, Phim (diperankan oleh Pitchanart Sakakorn) berubah drastis.

Putrinya, Yaimai (diperankan oleh Shinaradee Anupongpichart) yang masih berusia 5 tahun acap berbicara dan bermain sendiri seolah ada teman yang tidak terlihat.

Lambat laun semakin banyak hal gaib terjadi. Bahkan yang berpotensi membahayakan nyawa Yaimai.

Belakangan terungkap bahwa ada sosok anak kecil yang mengikuti mereka. Anak kecil tersebut berasal dari janin yang digugurkan paksa oleh selingkuhan Trai, yang tidak mau pernikahannya hancur gegara itu.

Ujung-ujungnya, arwah janin-janin penasaran tersebut menghantui keduanya dan membuat mereka koma.

Terungkap pula bahwa dukun aborsi yang terkait membuang janin-janin hasil aborsi tersebut ke sebuah kuil di Bangkok. Ia bekerjasama dengan pekerja kuil dan memintanya membakar janin-janin tersebut.

Apes, karena tungku pembakaran rusak, janin-janin tersebut justru menumpuk. Jumlahnya sampai mencapai ribuan.

Insiden yang dialami Trai, Phim, dan Yaimai di kuil tersebut membuat kasus pembuangan janin aborsi tersebut akhirnya terbongkar ke publik.

Tanggal Rilis: 10 Maret 2011
Durasi: 1 jam 36 menit
Sutradara: Poj Arnon
Produser: –
Penulis Naskah: Poj Arnon, Thanadon Nuansutthi
Produksi: Phra Nakorn Film Co. Ltd.
Pemain: Somchai Kemglad, Pitchanart Sakakorn, Shinaradee Anupongpichart, Chudapha Chanthakhet, Peerawit Boonark, Arisara Thongborisut

Review Singkat

Sebagai sebuah film yang sedari awal bertujuan untuk meningkatkan awareness sekaligus memberikan edukasi atas bahayanya aborsi ilegal, “The Unborn Child” mencoba mengangkat tema tersebut dari berbagai sudut pandang.

Ada pelaku yang sudah dewasa, ada pula yang masih remaja.

Sayangnya, yang diangkat hanya kasus-kasus kehamilan di luar nikah yang terjadi akibat hubungan suka sama suka.

Memang, sekali lagi, misi utamanya adalah setidaknya kesadaran pasangan dalam menggunakan pengaman ketika memutuskan melakukan hubungan intim sebelum waktunya.

Tapi seandainya ada satu saja kasus di luar itu yang diselipkan rasanya bakal lebih terasa tragisnya.

Di sisi lain, Poj Arnon tampak keteteran dalam menggabungkan 3 alur yang berbeda ke dalam sebuah film.

Semakin ke belakang cerita semakin nampak tidak rapi. Secara keseluruhan masih dapat dipahami, tapi terasa tidak nyaman saat ditonton.

Untuk efek CGI yang digunakan, mengingat ini adalah film satu dekade lalu, kurang adil jika dikomentari. Siapa tahu efek CGI tersebut pada masanya termasuk yang berkelas.

Seperti ini kira-kira cuplikannya.

cuplikan film

cuplikan film

Yang menarik adalah adegan puncaknya, dimana sang dukun aborsi justru berhasil meyakinkan arwah-arwah bayi penasaran bahwa ia tidak bersalah. Jika mereka ingin membalas dendam, target sesungguhnya adalah orangtua mereka masing-masing.

Untungnya, di bagian akhir, Poj Arnon memberi alasan yang kuat untuk argumen sang dukun. Dimana terungkap bahwa selama ini ia memilih untuk membesarkan dan merawat janin-janin yang dikeluarkan paksa namun dalam keadaan hidup.

Unsur horornya sendiri tidak spesial. Di bawah standar untuk ukuran film horor Thailand pada umumnya.

Walau mungkin ini pendapat pribadi saja mengingat saya sangat bosan dengan plot anak kecil yang berteman dengan hantu seperti yang ada dalam film ini.

Penutup

“The Unborn Child” bagi saya cukup berhasil dalam memberikan informasi sekaligus edukasi mengenai aborsi ilegal.

Ada selipan kewajiban menggunakan pengaman saat berhubungan intim. Juga agar tidak melakukan perbuatan tersebut di saat kita belum yakin bisa menerima konsekuensinya.

Sayangnya, sebagai film horor, film ini berdiri di bawah rata-rata. Kurang seram dan membosankan.

Selain itu, mungkin karena terlalu sibuk menyampaikan misi moral, cerita semakin ke belakang semakin berantakan.

Ditambah dengan efek CGI yang untuk jaman sekarang sudah tidak layak tayang. Walau untuk yang ini akan saya abaikan dalam penentuan skor karena tidak adil jika dibandingkan.

Layakkah untuk ditonton? Yah, layak layak saja sih.

Asal jangan lupa, masih ada banyak pilihan judul horor negeri Gajah Putih lain yang lebih berkualitas. Inhuman Kiss misalnya.

3/10.

Film ini dapat ditonton secara streaming di layanan Netflix.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf the unborn child

Leave a Reply