Masifnya pembahasan mengenai film “Inhuman Kiss” (แสงกระสือ, Sang Krasue) atau disebut juga dengan judul “Krasue: Inhuman Kiss” ini lama-lama bikin saya tergoda untuk menontonnya.
Terlebih setelah sebelumnya dibikin kecewa habis-habisan dengan “Kuyang The Movie“, yang kebetulan mengangkat hantu serupa walau beda kewarganegaraan.
Sama-sama berwujud kepala manusia melayang dengan sedikit organ dalam tubuh yang masih menempel, sebutan krasue digunakan di negara Thailand.
Uniknya, istilah tersebut dikhususkan bagi hantu berjenis kelamin wanita.
Untuk yang pria beda lagi. Krahang namanya.
Sementara di Indonesia, makhluk serupa disebut sebagai kuyang. Hanya ada satu gender yang diakui, wanita.
Nah, bagaimana kira-kira alur cerita dan resensi dari “Inhuman Kiss” ini? Yuk simak pembahasan singkat filmnya di bawah ini. Cekidot!
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Alur Cerita / Sinopsis Singkat
4 orang bocah — Sai, Noi, Jerd, dan Ting — bermain petak umpet di halaman rumah terbengkalai pada malam hari.
Saat masuk ke dalam rumah untuk mencari tempat bersembunyi, Sai terkejut melihat sesuatu di sana.
—
Tahun demi tahun berlalu. Keempat bocah tersebut kini sudah beranjak dewasa.
Sai (diperankan oleh Phantira Pipityakorn) berprofesi sebagai perawat di desanya.
Jerd (diperankan oleh Sapol Assawamunkong) sehari-hari bekerja membantu keluarganya. Ia diam-diam jatuh cinta pada Sai.
Noi (diperankan oleh Oabnithi Wiwattanawarang) menuntut ilmu medis di Bangkok.
Sementara Ting (diperankan oleh Darina Boonchu) sudah menikah dan memiliki seorang bayi.
Suatu malam, Noi datang kembali ke desa. Pasalnya, ia tidak sendiri. Melainkan bersama rombongan pemburu krasue yang dikepalai oleh Tad (diperankan oleh Surasak Wongthai).
Dengan kondisi Thailand yang tengah berlangsung perang, Noi terpaksa mengikuti mereka agar bisa kembali pulang. Ia juga mengaku ada krasue di desa tersebut agar Tad mau mendatangi kampung halamannya.
Yang tidak disadari Noi saat itu, sebenarnya memang benar ada krasue di sana. Dan itu adalah Sai.
Di luar keinginannya sendiri, di malam-malam tertentu tubuh Sai berubah menjadi hantu krasue. Kepalanya terlepas dari tubuhnya dan melayang-layang mencari mangsa untuk dihisap darahnya.
Mulai dari bayi hingga hewan ternak.
Teror krasue yang terjadi di desa membuat Jerd memutuskan untuk bergabung dengan kelompok Tad.
Suatu hari, Noi tanpa sengaja mengetahui rahasia Sai. Meski awalnya takut, pada akhirnya Noi bisa menerimanya. Ia bahkan membantu Sai agar tidak lagi berkeliaran mencari mangsa di luar.
Semua itu berkat wejangan dari seorang biarawan yang tinggal di sekitar desa.
Sejak itu hubungan Sai dan Noi menjadi makin dekat. Jerd yang mengetahuinya pun cemburu walau ia masih berusaha menjaga persahabatan di antara mereka.
Belakangan terungkap bahwa Jerd sebenarnya juga sudah tahu bahwa Sai adalah krasue. Tujuannya bergabung dengan kelompok Tad adalah agar ia bisa mengalihkan perhatian mereka. Sekaligus menjaga Sai jika terjadi sesuatu.
Di saat Sai dipojokkan Tad, Sai membalas dengan menuduh Tad dan kelompoknya telah berusaha menculik dan memp3rkos4nya. Adalah Jerd yang sudah menolongnya.
Walau hal tersebut tidak benar, Jerd mengiyakan.
Insiden tersebut berujung pada kemarahan Tad terhadap Jerd. Terungkap bahwa Tad sebenarnya adalah krahang yang terobsesi untuk membunuh semua krasue.
Tad lantas melampiaskan amarahnya dengan menggigit Jerd, membuatnya kini berubah menjadi krahang.
Keadaan jadi makin rumit dengan Noi yang telah ikut berubah pasca berciuman dengan Sai.
Ia mengajak Sai untuk kabur ke Bangkok bersamanya.
Apes, di hari H, ayah Sai mengajak Sai nonton layar tancap bersama seluruh penduduk desa. Tanpa bisa disembunyikan lagi, Sai berubah menjadi krasue tepat di tengah-tengah perhatian warga.
Di momen bersamaan, Tad berhasil mempengaruhi Jerd agar membantunya membunuh Sai.
Untungnya, berkat rayuan Noi, Jerd mengurungkan niatnya dan memilih untuk menghadapi Tad.
Aksi pertarungan mereka dimanfaatkan warga yang membenci krasue dengan menghujami tubuh Sai habis-habisan dengan senjata tajam.
Setelah saling baku hantam, Tad akhirnya membunuh Jerd.
Ia lanjut hendak membunuh Sai. Di luar dugaan, sang biarawan muncul dan menembaki Tad hingga tewas.
Satu rahasia lagi terungkap. Bahwa sebenarnya yang mengubah Sai menjadi krasue dalam Nual, istri biarawan tersebut.
Dulu, sang biarawan mengurung istrinya di dalam rumah terbengkalai yang dijadikan area bermain petak umpet Sai dkk. Entah bagaimana Nual bisa keluar dan pada akhirnya mencium Sai.
Sudah tidak ada pilihan lain, Noi membawa tubuh Sai ke sungai untuk menyeberang ke Bangkok. Kepala Sai melayang mengikutinya.
Kendati demikian, setelah melihat kondisi tubuhnya yang tidak mungkin diselamatkan lagi, Sai memilih untuk tetap tinggal dan membiarkan Noi pergi menuju Bangkok.
Sesaat kemudian, sebuah tembakan dari salah seorang warga tepat mengenai kepala Sai. Noi syok melihatnya.
Tanggal Rilis: 14 Maret 2019
Durasi: 122 menit
Sutradara: Sitisiri Mongkolsiri
Produser: Meo Boontamcharoen, Sangar Chatchairungruang, Yeonu Choi, Utai Khunmkong, Sirisak Koshpasharin, Pornchai Wongsriudomporn
Penulis Naskah: Sitisiri Mongkolsiri, Chukiat Sakveerakul
Produksi: Nakid, CJ Major Entertainment, M Pictures, Transformation Films
Pemain: Phantira Pipityakorn, Oabnithi Wiwattanawarang, Sapol Assawamunkong, Surasak Wongthai
Review Singkat
Sudah lama saya tidak menangis bahagia karena bersyukur bisa menyaksikan sebuah film yang benar-benar berkualitas. “Inhuman Kiss” berhasil memancing saya melakukannya.
Ya. Film ini benar-benar punya segalanya.
Walau tidak kaya jump scare, film ini menggantinya dengan menghadirkan suasana mencekam yang dilengkapi dengan ketegangan yang semakin lama semakin memuncak.
Satu twist yang sudah bisa ditebak — mengenai penyebab Sai berubah menjadi krasue yang pasti berhubungan dengan sang biarawan — diganti dengan terungkapnya Tad sebagai krahang yang jelas di luar dugaan.
Terlebih ada aksi pertarungan Jerd versi krahang versus Tad yang super seru.
Di balik semua itu, siapa sangka “Sang Krasue” masih mampu menyelipkan kisah persahabatan sekaligus percintaan yang tragis.
Dan ketika saya sebutkan film “Inhuman Kiss” ini punya segalanya, penjabarannya tidak berhenti sampai di atas.
Deretan akting meyakinkan dari para pemeran utama didukung penuh oleh parade efek CGI yang menawan.
Ada satu dua bagian yang ‘kasar’, namun termaafkan. Tetesan darah saat Sai tertembak di akhir misalnya.
Simak saja tangkapan layar cuplikan filmnya di atas.
Meski tidak begitu tajam karena saya menonton di resolusi 480p untuk menghemat kuota, tapi kualitasnya jelas berbanding terbalik dengan yang ada dalam “Kuyang The Movie”…
Penutup
Untuk saat ini, “Inhuman Kiss” mungkin adalah film horor Thailad terbaik yang pernah saya tonton dan saya review di situs ini.
Nyaris tidak ada celah untuk menghujatnya. Cerita, akting, efek CGI, semua nyaris sempurna.
Kita pun tidak sekedar ditakut-takuti. Melainkan diajak bermain-main dengan emosi dengan menyuguhkan elemen persahabatan, asmara, dan obsesi di sepanjang durasi.
4 out of 5. Highly recommended!
Film “Krasue: Inhuman Kiss” ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Netflix.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Review Inhuman Kiss (2019)
- Story
- Acting / Character
- Element of Surprise
- Must Watch
Summary
Film horor Thailand terbaik yang pernah saya tonton. Nyaris sempurna di setiap lini dan nyaris tidak ada celah untuk dihujat. Sukses membalut ketegangan dengan kisah persahabatan dan romantisme yang sederhana namun mengena.
Leave a Reply