Review Film The Invisible Man (2020) | Teror Tak Terlihat Pria Jahat

Saya ingat pernah menonton trailer dari “The Invisible Man” ini 2 tahun yang lalu. Juga ingat saat itu sangat ingin untuk bisa menonton filmnya. Sayang kondisi pandemi membuat segala sesuatunya menjadi kacau.

Untunglah sekarang film horor yang dibintangi oleh Elisabeth Moss ini sudah tersedia di platform Netflix. Tidak perlu penasaran lebih lama lagi.

Lantas apakah ceritanya seseru apa yang ditawarkan oleh trailernya?

Atau sebaliknya, si editor trailer mampu mengolah videonya sedemikian rupa sehingga film yang biasa saja menjadi tampak luar biasa?

Simak yuk sinopsis The Invisible Man beserta review singkatnya di bawah ini untuk tahu jawabannya.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Sinopsis / Alur Cerita The Invisible Man

poster film the invisible man

poster film the invisible man

Acap mendapat kekerasan dan perlakuan tidak menyenangkan dari suaminya, Cecilia Kass (diperankan oleh Elisabeth Moss) nekat untuk kabur dari rumah setelah membius sang suami dengan menggunakan obat Diazepam.

Dalam aksinya itu, ia dibantu oleh adiknya, Emily (diperankan oleh Harriet Dyer).

Adrian Griffin (diperankan oleh Oliver Jackson-Cohen), sang suami, sendiri merupakan seorang milyuner sekaligus ahli di bidang optik.

Selama beberapa minggu, Cecilia kemudian bersembunyi di rumah teman kecilnya, detektif James Lanier (diperankan oleh Aldis Hodge). Di sana ia tinggal bersama putri James yang bernama Sydney (diperankan oleh Storm Reid).

Meski demikian, Cecilia masih mengalami trauma dan acap merasa ketakutan.

Hingga suatu hari datang kabar bahwa Adrian sudah meninggal. Tidak itu saja, Tom (diperankan oleh Michael Dorman), kakak kandung yang merangkap sebagai pengacara Adrian, menyatakan bahwa Tom mewariskan uang sejumlah 5 juta dolar pada Cecilia.

Cecilia awalnya bahagia dengan berita tersebut. Ia mulai membuka diri dan berusaha mencari pekerjaan untuk membuka lembaran hidup baru.

Anehnya, sejak itu pula ia justru mulai mengalami berbagai kejadian aneh. Cecilia juga merasa ada seseorang yang mengawasi dirinya.

Cecilia lantas meyakini bahwa Adrian memalsukan kematiannya dan menggunakan teknologi optik untuk membuat tubuhnya tidak terlihat. Tidak seorang pun percaya kepadanya.

Sebaliknya, ulah seseorang yang tidak diketahui (dan tidak terlihat) membuat hubungan Cecilia dengan James, Sydney, dan Emily berantakan.

Setelah menemukan berbagai bukti bahwa kecurigaannya beralasan, termasuk sebuah baju yang membuat pemakainya transparan, Cecilia sengaja menemui Emily untuk mencoba meyakinkannya.

Tak disangka, seseorang yang tidak terlihat membunuh Emily dengan pisau dan meletakkan pisau tersebut di tangan Cecilia.

Cecilia pun ditangkap dengan tuduhan pembunuhan. Sembari menunggu sidang, untuk sementara ia ditahan di rumah sakit jiwa.

Di sana, Cecilia diberitahu bahwa dari hasil pemeriksaan medis menunjukkan saat ini ia tengah hamil.

Cecilia syok karena selama ini ia diam-diam menggunakan obat kontrasepsi untuk mencegah dirinya mengandung anak Adrian.

Saat bertemu Tom, terungkap bahwa Adrian sebenarnya mengetahui aksi Cecilia dan telah merusak obat kontrasepsi di luar sepengetahuannya.

Lebih mengejutkan lagi, Tom terang-terangan menyatakan bahwa Adrian masih hidup. Ia berjanji akan membebaskan Cecilia dari hukuman apabila ia mau kembali kepada Adrian dan membesarkan anak mereka.

Cecilia menolak dan mencuri pulpen milik Tom.

Malam harinya, Cecilia berpura-pura hendak bunuh diri dengan menggores lengannya sendiri.

Sesuai dugaan, seseorang yang tidak terlihat muncul untuk mencegahnya.

Cecilia segera menyerangnya dengan pulpen yang sudah ia curi. Sayangnya, orang tersebut masih berhasil untuk kabur.

Ia bahkan sempat menyerang beberapa petugas keamanan di sana.

Setelah mengambil pistol milik salah seorang penjaga, Cecilia bergegas mengejar sosok transparan tersebut.

Di luar, orang tersebut mengkonfrontasi Cecilia. Ternyata benar ia adalah Adrian. Sebelum pergi ia mengancam bakalan membunuh Sydney apabila Cecilia melukai bayinya.

Tidak mau hal itu terjadi, Cecilia buru-buru menuju rumah James. Dalam perjalanan ia juga menghubungi ayah Sydney agar secepatnya pulang.

James yang tiba terlebih dahulu auto dihajar habis-habisan oleh sosok tak terlihat.

Untunglah Cecilia datang dan berhasil menembaknya hingga tewas.

Pun begitu, ia terkejut begitu tahu yang mengenakan pakaian tersebut adalah Tom.


Polisi menemukan Adrian dalam keadaan disekap di basement rumahnya sendiri. Adrian mengaku Tom yang melakukannya.

Cecilia sama sekali tidak mempercayainya. Ia tetap yakin Adrian yang berada di balik semua peristiwa yang ia alami.


Cecilia menemui Adrian di rumahnya. Di luar ada James yang memantau melalui alat penyadap.

Cecilia berusaha untuk memancing Adrian mengakui perbuatannya. Kendati demikian, Adrian sama sekali tidak bergeming.

Cecilia lantas izin untuk ke kamar mandi.

Beberapa saat kemudian, seseorang tidak terlihat menggorok leher Adrian dengan pisau.

Tak lama Cecilia muncul. Ia langsung menghubungi 911 untuk melaporkan kejadian tersebut.

Mendengar apa yang terjadi, James bergegas masuk ke dalam untuk memeriksa.

Ia sempat bertemu dengan Cecilia. Walau melihat Cecilia membawa baju transparan dalam tasnya, pada akhirnya James membiarkan Cecilia pergi dan menganggap kematian Adrian adalah aksi bunuh diri.

Tanggal Rilis: 27 Februari 2020
Durasi: 124 menit
Sutradara: Leigh Whannell
Produser: Jason Blum, Kylie du Fresne
Penulis Naskah: Leigh Whannell
Produksi: Blumhouse Productions, Goalpost Pictures, Nervous Tick Productions
Pemain: Elisabeth Moss, Aldis Hodge, Storm Reid, Harriet Dyer, Michael Dorman, Oliver Jackson-Cohen

Review Singkat

Walau durasinya terbilang cukup panjang, Leigh Whannell mampu mengolah naskah “The Invisible Man” menjadi sebuah tontonan yang tidak membosankan.

Mungkin salah satu penyebabnya adalah alurnya yang fokus pada karakter Cecilia dan keparnoannya.

Perihal teknologi di balik baju transparan nyaris tidak disinggung sama sekali. Membuat saya sebagai penonton bisa menikmati ketegangan yang ada tanpa harus meluangkan waktu untuk mencerna penjelasan teknis maupun teoritis.

Di sisi lain, saya merasa adegan pelarian Cecilia di awal jauh lebih menegangkan ketimbang adegan-adegan setelahnya, yang seperti tergesa-gesa dalam eksekusinya.

Sayangnya, ada satu keputusan karakter utama yang terbilang membagongkan. Yaitu saat ia meminta untuk bertemu dengan adiknya di tempat ramai.

Wajar jika ia meminta syarat seperti itu kalau yang mengejarnya adalah manusia biasa.

Lha ini sudah jelas-jelas ada orang yang bisa tidak terlihat oleh siapa pun. Mau tempat ramai atau sepi ya sama saja.

Untungnya sih adegan semacam itu hanya satu. Saya masih bisa bersimpati terhadap karakternya, tidak keburu ilfil.

Saya pribadi tidak suka dengan ending film yang mengambang. Namun kali ini saya tidak mempermasalahkannya. Toh kecil kemungkinan untuk menghadirkan sekuel.

Penutup

Menjadi tidak terlihat mungkin adalah mimpi sebagian orang yang ingin berkekuatan super. Tidak terbayang jika suatu saat teknologi optik dalam “The Invisible Man” ini benar-benar terwujud di dunia nyata.

Sepertinya bakalan banyak yang antri untuk membelinya, hehehe.

Namun sebelum hal itu terjadi, tidak ada salahnya untuk menonton film bergenre fiksi sains horor ini. Lumayan seru dan menegangkan dengan naskah yang eksekusinya nyaris sempurna.

7/10.

Film The Invisible Man bisa ditonton secara streaming melalui layanan Netflix.

P.S.: Setelah menulis review di atas, saya baru membaca bahwa sekuel The Invisible Man sedang dalam proses penggarapan. Belum jelas apakah karakter Cecilia akan menjadi tokoh sentralnya atau justru mengambil tema dan karakter yang berbeda.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf the invisible man

Leave a Reply