Review Film The Doll (2016) | Akibat Mencuri Boneka Kesayangan Setan

Sudah lama ingin menulis tentang trilogi “The Doll” di Curcol.Co, namun baru kesampaian sekarang.

Semoga belum terlambat mengejar ketertinggalan mengingat tahun ini bakalan hadir “The Doll 3”. Tentu jika tidak tertunda pandemi atau PPKM.

Shandy Aulia dan Denny Sumargo menjadi bintang utamanya. Sebelumnya mereka juga pernah beradu akting dalam film “308” dan “Mall Klender”.

Dari judulnya, tentu bisa ditebak yang menjadi sosok antagonis di sini wujudnya adalah boneka.

Dan tenang saja. Saya sudah pernah menonton film ini sebelumnya. Bisa dipastikan kualitasnya jauh di atas “Boneka Setan“.

Nah, seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?

Simak yuk sinopsis film The Doll beserta review singkatnya di bawah ini.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Sekilas Tentang

poster film the doll

poster film the doll

Hal-hal menakutkan mulai terjadi setelah seorang pria memberi istrinya sebuah boneka, tanpa menyadari bahwa itu pernah menjadi milik seorang gadis yang dibunuh. Bagian pertama dari film “The Doll”.

Tanggal Rilis: 27 Oktober 2016
Durasi: 1 jam 46 menit
Sutradara: Rocky Soraya
Produser: Rocky Soraya
Penulis Naskah: Riheam Juniati, Rocky Soraya
Produksi: Hitmaker Studios
Pemain: Shandy Aulia, Denny Sumargo, Sara Wijayanto, Vitta Mariana

Sinopsis Film / Alur Cerita

Hanna (diperankan oleh Wenty Mamenda) menemui pasangan suami istri paranormal Laras (diperankan oleh Sara Wijayanto) dan Dedi (diperankan oleh Demian Aditya).

Bersama kedua adiknya, Rani (diperankan oleh Annette Edoarda) dan Rendy (diperankan oleh Shane Major), ia menceritakan tentang teror yang dilakukan oleh sebuah boneka berwujud anak perempuan terhadap mereka.

Semua itu berawal dari Rendy yang kencing di bawah pohon, tempat asal boneka tersebut.

Selain bisa berpindah dengan sendirinya, boneka tersebut bahkan sampai melukai kaki Rendy.

Mendengarnya, Laras dan Dedi setuju untuk menyelidikinya.


Daniel (diperankan oleh Denny Sumargo) memberitahu istrinya, Anya (diperankan oleh Shandy Aulia), bahwa jabatannya naik. Mereka kini bisa pindah ke rumah yang lebih baik serta mendapat fasilitas mobil dari kantor.

Daniel juga dipercaya untuk menangani proyek perumahan yang tengah dibangun oleh perusahaan tempatnya bekerja di jalan Siliwangi, Bandung.

Di rumah yang baru mereka berkenalan dengan Niken (diperankan oleh Vitta Mariana Barrazza), tetangga depan rumah.

Ia mengingatkan agar Anya mengadakan selametan untuk rumah barunya.


Proyek Daniel mengalami kendala. Para pekerja takut menebang sebuah pohon yang ada di area proyek.

Pasalnya, ada sebuah boneka yang diletakkan di atas pohon tersebut.

Menurut cerita warga, boneka itu dulu milik seorang anak perempuan yang menjadi korban pembunuhan sadis bersama keluarganya.

Warga lantas sengaja meletakkan boneka tersebut di sana agar arwah anak perempuan itu tenang.

Mendengarnya, Daniel menegaskan bahwa mereka semua bisa dipecat apabila pohon tersebut tidak ditebang.


Karena Anya tidak percaya dengan hal-hal berbau mistis, Niken memberinya sebuah buku tentang dunia gaib untuk dibaca.

Putri Niken yang hobi main petak umpet, Chilla (diperankan oleh Asha Kenyeri Bermudez), tiba-tiba membunyikan sebuah lonceng. Pertanda ia ingin dicari.

Tak lama kemudian Niken berhasil menemukan Chilla yang bersembunyi di dalam lemari.

Setelah berkenalan, Anya pun mengajak Chilla untuk kapan-kapan main ke rumahnya karena ia mengkoleksi beraneka boneka.


Pohon di area proyek akhirnya ditebang. Daniel terlihat puas, sementara para pekerja proyek khawatir.

Setibanya di rumah, tak disangka boneka yang ada di pohon tiba-tiba ada dalam bagasi mobil Daniel.

Melihatnya, Anya memutuskan untuk membersihkan dan menyimpan boneka tersebut.

Malamnya terdengar suara-suara misterius dari dapur. Setelah diperiksa, hanya ada pecahan gelas di lantai. Daniel menyimpulkan bahwa itu adalah ulah tikus.

cuplikan film the doll

cuplikan film the doll

Saat hendak kembali ke kamar tidur, terlihat pintu ruang boneka terbuka. Namun melihat pintu balkon terbuka, Daniel kembali menyimpulkan bahwa angin yang menjadi penyebabnya.

Sempat tercium bau busuk di dekat boneka dari pohon.

Esok harinya, Anya menceritakan kejadian tersebut pada Niken.

Begitu melihat boneka yang dibawa Daniel dari proyek, Niken tampak ketakutan.

Ia memberitahu bahwa boneka bernama Ghawiah itu dimiliki oleh arwah gentayangan. Ia menyarankan agar Anya mengembalikannya secepat mungkin.

Chilla tiba-tiba muncul dan mengatakan bahwa temannya ingin meminjam boneka Ghawiah. Namun saat dicari, teman yang disebutkan Chilla sudah tidak ada di sana.


Esok malamnya, di tengah hujan, Anya mendapati ada anak kecil menggunakan jas hujan berdiri di depan rumah.

Iba, ia pun mengajak masuk anak kecil yang mengaku bernama Uci (diperankan oleh Faiza Mahnur) tersebut.

Ia lantas menelpon Niken untuk menanyakan siapa anak tersebut. Mendengar nama Uci, Niken terkejut. Pasalnya, itu adalah nama anak pemilik boneka Ghawiah.

Uci tiba-tiba menghilang. Saat mencarinya di ruang boneka, Anya justru diserang oleh hantu anak kecil.

Niken yang mendengar teriakan Anya bergegas membantunya.

Mereka kemudian memutuskan untuk mengembalikan boneka Ghawiah ke tempat asalnya. Namun berhubung pohon sudah ditebang, boneka tersebut lantas dikubur.

Niken juga meminta bantuan ustad Wahid (diperankan oleh Hans Gunawan) untuk mendoakan boneka Ghawiah.

Apes, beberapa saat setelah pulang ke rumah, boneka tersebut muncul kembali. Lengkap bersama hantu anak perempuan yang menyerang Anya untuk kedua kalinya.


Ustad Wahid meminta tolong Laras untuk menyelesaikan kasus boneka Ghawiah.

Terungkap bahwa Laras lah yang meletakkan boneka tersebut di pohon. Namun pada prosesnya, suaminya meninggal dunia.

Setelah memutuskan untuk kembali menghadapi arwah Uci dan bonekanya, Laras meminta pada Sumi (diperankan oleh Wati Sudiyono), asisten rumah tangga, untuk menjaga putrinya, Shera (diperankan oleh Princess Martinez), jika terjadi apa-apa dengannya.


Tiba di rumah Daniel dan Anya, Laras terlebih dahulu mencoba untuk berkomunikasi dengan Uci.

Ia berniat untuk membujuknya agar mau pindah baik-baik dengan menawarkan pohon yang baru.

Uci menolak. Ia rupanya menaruh dendam terhadap Daniel.

Laras pun meyakini Uci akan merasuki Anya dan membuatnya membunuh Daniel sebelum akhirnya membuat Anya bunuh diri.

Mau tidak mau ritual pembersihan secara paksa dilakukan. Ustad Wahid dan ustad Mahfud (diperankan oleh Aslam Abad) diminta untuk membantu.

Di saat persiapan ritual dilakukan, Uci merasuki Niken dan membunuhnya dengan sadis.


Uci menemui Shera yang sedang bermain di kamar. Tanpa takut, Shera mengajaknya bermain bersama. Uci masuk lantas mengunci pintu kamar tersebut.

Tak lama, Sumi yang mendengar ada suara-suara dan teriakan dari dalam kamar Shera langsung menghubungi Laras.

Laras terpaksa menunda ritual di rumah Daniel dan kembali ke rumah.

Uci tak lagi ada di sana. Kondisi Shera pun baik-baik saja. Laras auto sadar bahwa itu semua adalah perangkap.

Dan benar. Di rumah Daniel, ratusan kelelawar tiba-tiba datang menyerbu. Ustad Wahid dan ustad Mahfud tewas karenanya.

Daniel dan Anya yang berusaha kabur justru terpisah. Alhasil Uci berhasil merasuki Anya.

Anya lantas berusaha membunuh Daniel. Walau sempat terluka, Daniel masih bisa kabur ke loteng. Apes Anya menyusul dan terus menyerangnya.

Untungnya Laras kemudian datang dan membantu mengusir Uci dari tubuh Anya.

Di saat itulah Laras mengetahui masa lalu Daniel. Penyebab asli dari dendam kesumat Uci.

Ia ternyata adalah perampok yang membunuh Uci dan kedua orangtuanya.

Uang hasil rampokan itu yang kemudian digunakan Daniel untuk membeli rumah dan mobil baru.

Daniel sendiri mengaku semua itu demi membahagiakan Anya.

Anya kecewa mendengarnya. Ia menyatakan bahwa apapun kondisinya ia sebenarnya tetap akan mencintai Daniel.

Laras menyarankan agar Daniel menyerahkan diri ke polisi agar arwah Uci tenang. Daniel setuju.

Sayangnya, sebelum itu terjadi, arwah Uci lebih dahulu membunuhnya.


Meyakini arwah Uci sudah tenang, Laras meninggalkan boneka Ghawiya di rumah Anya yang kini tidak ditempati lagi.

Review Film The Doll

Sulit dipercaya film sebagus “The Doll” hanya mampu meraih penonton sejumlah 500 ribu orang.

Mungkin lain cerita jika dirilis setahun kemudian, dimana gairah penonton terhadap film horor Indonesia meningkat drastis.

Naskahnya rapi dan mudah dipahami. Tidak sok rumit yang ujung-ujungnya berbelit.

Sedari awal film ini menurut saya sudah berhasil memikat hati penonton dengan desain boneka yang berkualitas. Tidak berlebihan namun tetap terlihat seram.

lumayan creepy sih bonekanya

lumayan creepy sih bonekanya

Lihat saja bagaimana di sepanjang durasi kita merasa tidak nyaman dengan eksistensi boneka tersebut meski sosoknya sama sekali tidak melakukan apa-apa.

Rocky Soraya juga tidak gila jump scare. Semuanya penampakan dan kengerian sudah direncanakan dengan baik penyajiannya. Tidak asal menakuti.

Sayangnya “The Doll” tidak luput dari kejanggalan.

Seperti Daniel dan Anya yang mengecek keberadaan maling dengan tetap membawa raket nyamuk dan sapu lidi. Padahal mereka sudah sempat masuk ke dapur.

Gak mungkin dong gak ada pisau di sana. Jelas lebih efektif untuk menghadang maling jika memang ada.

Nah, naskah yang baik tentu bakal ampas jika tidak dibarengi oleh akting pemeran utama yang mumpuni.

Untuk kualitas seni peran Denny Sumargo memang tidak perlu diragukan.

Yang di luar dugaan adalah Shandy Aulia. Jujurly saya bukan penggemarnya. Namun harus diakui aktingnya di “The Doll” tidak mengecewakan.

Hanya di awal saja kebiasaannya sok cantik sempat muncul. Setelah itu patut diacungi jempol.

Yang juga tidak disangka-sangka adalah Sara Wijayanto. Bukan masalah seni perannya.

Cuma biasanya, kehadirannya di film horor selalu dibarengi adegan keluar masuk dunia lain dengan penggambaran yang aneh tapi nyata. Hal semacam itu untungnya tidak kita temui di “The Doll”.

Top. The best. Mantap lah pokoknya.

Penutup

Sama-sama punya pengalaman bermain di berbagai film horor, “The Doll” mungkin adalah film horor terbaik yang dibintangi oleh Shandy Aulia dan Sara Wijayanto.

Kebiasaan akting sok cantik yang acap dilakukan Shandy tidak banyak terlihat di sini.

Pun begitu dengan momen-momen membagongkan dari dunia lain yang biasa ada di film yang melibatkan Sara Wijayanto. Nyaris tidak ada.

Tak bisa dipungkiri bahwa beberapa adegan dalam “The Doll” ‘terinspirasi’ dari judul lain. Juga twist yang klise. Well, setidaknya sang sutradara mengeksekusinya dengan gaya. Tidak sembarang mengekor.

8/10. Wajib tonton!

Film “The Doll” ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Netflix.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf the doll

3 Comments

  1. Darmawansyah

    Sebenernya adengan Di scene yg pertama muncul itu ngegantung Gak sih?, Setelah kakak beradik itu nemuin Laras Dan suaminya, Terus tiba2 loncat me Daniel Dan Anya, sempet bingung tujuannya apa? Atau dinetflik sudah dipotong atau Ada cerita sebelumnya? Tolong informasinya dong

    • Comment by post author

      Cerita setelah kakak beradik minta bantuan ke Laras ada di dialog. Jadi emang gak dijelasin dalam bentuk adegan.

      Ceritanya, Laras sama Dedi berusaha ngusir arwah Uci dari dalam boneka. Usahanya gagal dan Dedi meninggal. Akhirnya Laras naruh boneka tersebut ditaruh di atas pohon supaya tenang.

  2. Anonim

    Menurutku plotwistnya agak ngawur sih.. kalau hantu Uci sudah terkenal menakuti warga, yg bisa dikatakan jadi urban horror ternyata disebabkan oleh karakter utama. Setting waktunya agak kurang tepat aja gitu.

Leave a Reply