“The Doll 2” adalah sekuel dari “The Doll” yang dirilis setahun sebelumnya. Masih bertemakan boneka, walau bukan lagi tentang Ghawiah.
Ada karakter Laras dan putrinya, Shera, sebagai penghubung. Berturut-turut diperankan oleh Sara Wijayanto dan Princess Martinez.
Untuk bintang utamanya sendiri kini dipercayakan pada Luna Maya dan Herjunot Ali.
Nah, seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?
Simak yuk sinopsis beserta review The Doll 2 di bawah ini.
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Sekilas Tentang
Seorang ibu menggunakan boneka mendiang putrinya sebagai media untuk berkomunikasi dengannya, tetapi konsekuensinya mengerikan.
Tanggal Rilis: 20 Juli 2017
Durasi: 117 menit
Sutradara: Rocky Soraya
Produser: Mohan Nankani, Raam Soraya, Rocky Soraya
Penulis Naskah: Riheam Junianti, Rocky Soraya, Fajar Umbara
Produksi: Hitmaker Studios
Pemain: Herjunot Ali, Luna Maya, Sara Wijayanto, Maria Sabta, Rydhen Afexi, Ira Ilva Sari, Mega Carefansa, Shofia Shireen, Wati Sudiyono, Princess Martinez
Sinopsis Film / Alur Cerita
Satu tahun semenjak kejadian yang menimpa Anya dan Daniel.
Sebuah keluarga kini menempati rumah Anya dan Daniel, tempat dimana boneka Ghawiah disimpan.
Sayangnya, mereka melanggar aturan yang diberikan oleh Laras (diperankan oleh Sara Wijayanto). Yaitu masuk ke kamar tempat boneka Ghawiah berada.
Alhasil, arwah Uci kini merasuki tubuh salah seorang putri mereka.
Laras dan Bagas (diperankan oleh Rydhen Afexi), adiknya, mencoba menghentikan ulah Uci. Usahanya gagal.
Uci rupanya merasa urusannya belum tuntas mengingat Daniel tidak sendiri saat melakukan tindak kejahatan di rumahnya.
Ia juga berniat untuk balas dendam pada Laras yang mencoba menghentikannya membunuh Daniel.
Setelah membunuh putri keluarga tersebut, arwah Uci pergi dan berpindah ke tubuh Shera (diperankan oleh Princess Martinez) yang ada di rumah Laras.
Ia kemudian membunuh Sumi (diperankan oleh Wati Sudiyono), asisten rumah tangga, dan membunuh dirinya sendiri.
Laras yang terlambat datang hanya bisa berteriak histeris melihat putrinya yang sudah tidak lagi bernyawa.
Dua tahun kemudian.
Maira (diperankan oleh Luna Maya) asyik bermain dengan putrinya, Kayla (diperankan oleh Shofia Shireen). Kayla hobi mengajak ibunya bermain mencari harta karun dan merekam aksi ibunya dengan handycam miliknya.
Total sudah ada 26 kartu memori yang berisi rekaman video Kayla.
Suami Maira, Aldo (diperankan oleh Herjunot Ali), kemudian pulang ke rumah dan mengajak Maira makan malam untuk merayakan promosi jabatannya.
Setelah menitip pesan pada mbak Yani (diperankan oleh Ira Ilva Sari), pengasuh Kayla, ketiganya berangkat. Kayla membawa bonekanya yang diberi nama Sabrina.
Dalam perjalanan, Aldo tiba-tiba menyadari rem mobilnya blong.
Kecelakaan pun tidak bisa dihindari. Mobil mereka menerobos perempatan lampu merah dan tertabrak oleh mobil lain yang melintas.
Walau Aldo dan Maira selamat, Kayla tewas dalam kejadian tersebut.
Maira masih belum bisa mengikhlaskan kepergian Kayla. Ia acap menangis sembari menonton rekaman video yang dibuat Kayla.
Di rumah ia juga lebih sering menghabiskan waktu dengan berdiam diri dan melamun.
Di hari ulang tahun Kayla, Aldo mengajak Maira untuk merayakannya sekaligus mengingat hal-hal baik tentangnya. Maira menolak, mengaku tidak bisa melakukannya.
Sepeninggal Maira, Aldo meniup lilin ulang tahun Kayla dan berharap agar Kayla bisa membantu ibunya bahagia kembali.
Malam harinya, Maira terbangun dan mendapati boneka Sabrina ada di tempat tidur Kayla. Tanpa curiga ia mengembalikan boneka tersebut ke tempatnya.
Ia juga melihat toilet seperti bekas dipakai. Televisi pun menyala sendiri. Maira jadi teringat kebiasaan Kayla yang buang air di waktu malam dan lanjut nonton TV jika tidak bisa tidur.
Aldo muncul. Mendengar cerita istrinya, ia meyakinkan bahwa semua itu hanya ada di pikiran Maira.
Esok harinya, Maira mengetahui dari Yani bahwa TV yang ia lihat semalam sebenarnya sudah rusak sejak seminggu sebelumnya.
Tak lama, Elsa (diperankan oleh Maria Sabta), sahabatnya, datang dan mengajak Maira jalan-jalan agar bisa move on.
Maira pun menceritakan kejadian semalam pada sahabatnya itu.
Elsa lantas menyarankan agar Maira mencoba membangkitkan arwah Kayla dengan menggunakan ritual Lingsir Wengi.
Setelah menyiapkan boneka Sabrina sebagai perantara, ritual dimulai.
Sembari memainkan gamelan, Maira menyanyikan durmo Lingsir Wengi.
Sama sekali tidak terjadi apa-apa. Justru Yani yang datang untuk menyimpan selimut Kayla.
Mengira ritual gagal, keduanya tidak melakukan langkah terakhir. Yaitu berdoa agar arwah yang dipanggil kembali ke alamnya.
Sejak itu Maira mengalami kejadian-kejadian mistis. Ia berulang kali melihat sosok menyeramkan yang mirip dengan Kayla.
Boneka Sabrina juga acap mendadak muncul.
Kendati demikian, Elsa menganggap itu hanyalah halusinasi Maira belaka.
Begitu pula dengan Aldo. Ia tidak percaya bahwa arwah Kayla kini berada di dalam boneka Sabrina.
Malahan, Aldo membawa Maira menemui seorang psikiater, dokter Dini (diperankan oleh Mega Carefansa). Ia menyarankan agar keduanya pergi berlibur untuk mengganti suasana.
Beberapa waktu kemudian Aldo dan Maira tiba di sebuah resort di kepulauan Seribu.
Bukannya tenang, malam harinya Maira kembali dihantui oleh sosok yang menyerupai Kayla. Ia juga melihat ada boneka Sabrina di sana.
Sosok tersebut meninggalkan sebuah pesan berupa tulisan angka 26 di pasir.
Elsa mengajak Maira menemui Laras. Elsa ternyata adalah teman Anya.
Setibanya di tempat Laras, Laras menolak untuk membantu Maira. Ia masih trauma dengan kematian putrinya.
Untungnya, Bagas mau melakukannya.
Setelah mendengar seluruh cerita Maira, Bagas meyakini arwah Kayla hendak menyampaikan sesuatu pada ibunya. Dan itu ada kaitannya dengan angka 26.
Begitu tahu Maira menggunakan boneka sebagai perantara, Bagas memutuskan untuk ikut dengan mereka dan melakukan ritual pemanggilan arwah kembali.
Untuk kedua kalinya, Maira menembangkan durmo Lingsir Wengi.
Kali ini Bagas membantu menerjemahkan petunjuk yang diberikan.
Kayla rupanya ingin mengajak ibunya bermain mencari harta karun di malam hari.
Bagas mengingatkan agar Maira melakukan yang diminta dan memastikan boneka Sabrina juga ada bersamanya.
Di hotel, Bagas mencoba membujuk Laras untuk membantu Maira. Ia merasa tidak bisa berkomunikasi dengan Kayla karena tidak memiliki ikatan ibu anak.
Laras menolak.
Sejak Shera meninggal, Laras ternyata belum bisa berkomunikasi dengannya.
Namun di saat itu, tiba-tiba kaca pigura foto Shera retak.
Sesuai petunjuk Bagas, Maira mengajak Kayla bermain cari harta karun.
Kayla meninggalkan petunjuk berupa tulisan “Kamarku 26”.
Maira langsung menyadari yang dimaksud adalah kartu memori ke-26 milik Kayla. Anehnya, kartu memori tersebut hilang.
Esok harinya, Aldo memanggil dokter Dini ke rumah.
Dokter Dini mengajak Maira melawan halusinasinya dengan mengambil boneka Sabrina.
Arway Kayla marah dan menyerang dokter Dini hingga terluka parah.
Insiden tersebut membuat Aldo akhirnya percaya pada Maira.
Bagas datang bersama Laras yang kini sudah mau membantu Maira.
Melalui komunikasi dengan Kayla yang dilakukan oleh Laras, kartu memori yang hilang berhasil diketemukan.
Tak disangka isinya adalah rekaman yang menunjukkan bahwa Yani sudah menyuruh orang untuk menyabotase mobil Aldo dan membuat remnya blong.
Mereka lantas mengkonfrontasi Yani. Yani tidak membantah. Ia justru memberikan fakta lain yang lebih mengejutkan.
Beberapa tahun sebelumnya, di saat Maira galau karena belum juga hamil dan mengabaikan Aldo, Aldo ternyata berselingkuh dengan Yani.
Di luar dugaan, beberapa waktu kemudian Maira hamil. Aldo lalu memutuskan untuk menjauhi Yani. Itu membuat Yani cemburu pada kebahagiaan keduanya.
Seluruh akses rumah tiba-tiba terkunci.
Laras menyadari bahwa arwah Kayla marah dan hendak membunuh Yani.
Perkiraannya benar. Arwah Kayla berhasil mengurung Laras di kamar mandi serta membuat Bagas jatuh pingsan.
Di saat Maira lengah, Yani berhasil menusuk punggungnya. Ia pun terus berusaha menyerang Maira.
Aldo yang berniat membantu apes terkena pukulan Yani dan terjatuh dari lantai 2.
Melihatnya, Maira menyeruduk Yani, membuat keduanya ikut terjatuh.
Aksi pertarungan Maira dan Yani tidak berhenti di situ.
Di saat nyawa Maira di ujung tanduk, Kayla merasukinya dan membuatnya hampir membunuh Yani.
Sementara itu, Bagas sudah berhasil mengeluarkan Laras dari kamar mandi.
Bersama Aldo, mereka mampu mencegah Maira menghabisi Yani.
Setelah mengeluarkan arwah Kayla dari tubuh Maira, Laras bergegas mengajak mereka semua keluar.
Apes, arwah Kayla tidak membiarkan Yani pergi begitu saja.
Ia menariknya kembali ke dalam rumah dan mengunci rumah tepat di saat yang lain sudah meninggalkan rumah tersebut.
Arwah Kayla lantas merasuki tubuh Yani dan membuatnya bunuh diri.
Untungnya, sebelum Yani tewas, Laras dan yang lain berhasil masuk ke rumah.
Agar arwah Kayla bisa tenang, Laras meminta agar Maira juga bisa meredakan amarahnya. Maira melakukannya.
Ia pun akhirnya bisa membujuk arwah Kayla untuk berhenti melukai Yani.
Maira dan Aldo lalu bertemu dengan hantu Kayla. Di hadapan putrinya, Maira menyatakan bahwa ia ikhlas melepas kepergian Kayla.
Cahaya terang muncul dan sosok hantu Kayla menghilang.
Satu bulan kemudian. Maira sempat mengajukan surat cerai pada Aldo.
Namun kemudian ia sadar ia ikut bersalah atas semua kejadian yang menimpa mereka.
Maira pun membatalkan pengajuan cerai tersebut.
Sementara itu, boneka Sabrina terlihat masih dihuni oleh arwah penasaran.
Review Film The Doll 2
Tidak menyangka kualitas “The Doll” yang sudah begitu bagusnya masih bisa didongkrak lagi.
Semua itu berkat akting dari Luna Maya yang nyaris tidak ada cela.
Untuk ceritanya sendiri sebenarnya tidak begitu istimewa. Sebagian menggunakan template yang sama dengan film sebelumnya.
Dengan tidak banyaknya karakter yang dihadirkan, rasanya juga tidak sulit menebak bahwa yang menjadi antagonis adalah karakter Yani.
Setidaknya, Rocky Soraya mengeksekusi naskah yang ada dengan baik.
Memang tidak bebas noda. Dua kejanggalan sangat sulit untuk diabaikan begitu saja.
Yang pertama saat mobil Aldo habis ditabrak mobil, lalu tiba-tiba disusul oleh bus yang melaju kencang.
Tabrakan pertama wajar terjadi. Yang kedua sangat tidak wajar.
Lha sudah jelas mobil Aldo berhenti di tengah jalan. Bisa-bisanya sopir bus tersebut tidak melihat.
Yang kedua adalah ketika Maira diserang di kolam renang. Walau jaraknya jauh, teriakan PELAN Maira ternyata bisa terdengar oleh Aldo yang sedang TIDUR. Wow.
Auto teringat momen di “The Doll”, saat Anya membangunkan Daniel dengan cara menjatuhkannya dari tempat tidur, hehehe.
Terakhir, untuk unsur horornya, saya kok merasa efek suara jump scare yang digunakan lebih intens ketimbang sebelumnya. Memang masih dalam taraf wajar. Cuma agak disayangkan.
Penutup
Tidak sempurna, namun “The Doll 2” adalah film horor Indonesia yang paling mendekati sempurna dari sekian banyak judul yang pernah saya tonton. Bahkan hingga sekarang saat review filmnya saya tulis.
Dari segi cerita mungkin tidak jauh berbeda dengan film sebelumnya. Seperti sudah menjadi template tersendiri.
Namun kualitas akting dari Luna Maya menjadi pembeda yang luar biasa.
Saya pribadi menganggap permainan peran mbak bulan di sini lebih baik ketimbang aksinya di “Beranak Dalam Kubur”.
9/10. Wajib tonton.
Film ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Netflix.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply