Review Film Texas Chainsaw Massacre (Netflix, 2022) | Pembunuh Tua Yang Gagal Bertobat

Walau berselisih hampir 50 tahun, “Texas Chainsaw Massacre” (TCM) adalah sekuel dari “The Texas Chain Saw Massacre“.

Kim Henkel yang menjadi penulis naskah di film pendahulunya itu kini duduk di kursi produser bersama dengan Fede Álvarez, Rodo Sayagues, Ian Henkel, dan Pat Cassidy.

Sayangnya, pemeran asli karakter Sally Hardesty dan Leatherface telah tiada. Sehingga mau tidak mau digantikan oleh aktor dan aktris lain.

Namun apakah sekuel ini berhasil mengembalikan popularitas franchise TCM? Atau sebaliknya, malah flop seperti kebanyakan sekuel.

Untuk tahu jawabannya, simak yuk sinopsis beserta review singkatnya di bawah ini. Cekidot!

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Sinopsis / Alur Cerita Texas Chainsaw Massacre

poster texas chainsaw massacre

poster texas chainsaw massacre

Enterpreneur muda Melody (diperankan oleh Sarah Yarkin) dan Dante (diperankan oleh Jacob Latimore) datang ke kota mati Harlow di Texas bersama dengan adik Melody, Lila (diperankan oleh Elsie Fisher), dan kekasih Dante, Ruth (diperankan oleh Nell Hudson).

Mereka berniat untuk melelang aneka properti di sana. Rencananya kota tersebut bakal diubah menjadi area yang trendi dan berkelas.

Dalam perjalanan Lila sempat melihat berita tentang Sally Hardesty (diperankan oleh Olwen Fouéré), satu-satunya penyintas dari pembantaian Leatherface di tahun 1973, di sebuah pom bensin.

Sally rupanya kini menjadi ranger dan terus berusaha mencari Leatherface. Usahanya belum membuahkan hasil hingga sekarang.

Setibanya di Harlow, Melody dan Dante mendapati ada seorang wanita tua yang masih tinggal di bangunan bekas panti asuhan. Ia bernama Ginny (diperankan oleh Alice Krige).

Ginny bersikeras ia memiliki sertifikat sebagai bukti bangunan tersebut adalah miliknya.

Seorang pria bertubuh tinggi besar tiba-tiba muncul di tangga. Ginny segera memberitahunya bahwa semua baik-baik saja.

Tak lama polisi datang. Adalah Dante yang memanggil mereka, untuk menyingkirkan Ginny dari rumahnya. Melihatnya, Ginny langsung terkena serangan jantung.

Di saat bersamaan, bus yang membawa sekelompok calon investor tiba.

Ruth pun memutuskan untuk menemani Ginny ke rumah sakit bersama dengan si pria tinggi besar.

Dalam perjalanan, Ginny meninggal dunia. Si pria tinggi besar emosi dan membunuh dua orang polisi yang berada di sana.

Mobil polisi melaju tidak terkendali dan keluar jalur sebelum akhirnya menabrak traktor.

Ruth sendiri masih sempat mengirimkan pesan pada Melody mengenai kejadian itu.


Sementara kakaknya memandu lelang, Lila berkenalan dengan seorang warga lokal, Richter (diperankan oleh Moe Dunford).

Terungkap bahwa Lila adalah penyintas dari insiden penembakan di sekolah. Hal itu membuatnya trauma terhadap senjata.


Usai acara, Melody membaca pesan dari Ruth. Ia bergegas menjemput Lila dan mengajaknya untuk segera meninggalkan kota.

Di TKP kecelakaan, Ruth tersadar dan melihat dari kaca spion si pria tinggi besar tengah menguliti wajah Ginny. Ia bahkan kemudian memakainya sebagai topeng.

Belakangan diketahui bahwa ia adalah Leatherface (diperankan oleh Mark Burnham).

Ruth berusaha untuk mencari bantuan menggunakan radio komunikasi, namun tidak ada yang menjawab.

Apes, ketika berusaha untuk kabur, Leatherface memergokinya dan lantas membunuhnya.


Richter merampas kunci mobil dan bus. Ia meminta Dante dan Melody memberikan bukti bahwa mereka benar sudah memiliki hak atas rumah tersebut.

Saat Dante memeriksa, ia ternyata tidak berhasil menemukan dokumen kepemilikan rumah Ginny.


Pemilik bom bensin rupanya sempat mendengar siaran Ruth yang meminta bantuan. Ia segera menghubungi Sally dan menceritakan hal tersebut.

Sally pun pergi menuju Harrow.


Dante dan Melody memeriksa rumah Ginny.

Di kamar Ginny, Melody mendapatkan bukti bahwa Ginny masih memiliki hak atas rumah tersebut.

Sementara itu, Dante yang berada di ruangan lain bertemu dengan Leatherface. Tanpa banyak cingcong ia membacok Dante hingga tak sadarkan diri.

Melody yang melihatnya dari balik tangga bergegas bersembunyi di kamar Ginny.

Leatherface sempat menuju tempat tersebut untuk mengambil gergaji mesin yang ia simpan di balik tembok. Untunglah ia tidak menyadari keberadaan Melody.


Hujan badai tiba. Catherine (diperankan oleh Jessica Allain), salah satu calon investor, menginstruksikan yang lain untuk berteduh di dalam bus. Kebetulan Lila juga ada di sana.

Tak lama, Dante tersadar. Dengan tertatih ia melangkah keluar, menuju bus.

Richter dan Catherine mengetahui kedatangannya. Sayangnya, sesaat kemudian Dante menghembuskan nafas terakhir.

Melihat Dante keluar dari rumah Ginny, Richter memutuskan untuk memeriksa.

Sesampainya di kamar Ginny, ia langsung dihajar oleh Leatherface.

Sebelum tewas, Richter yang menyadari Melody bersembunyi di bawah tempat tidur, berusaha mengulurkan kunci mobil kepadanya.


Dengan Melody yang tak kunjung kembali, Lila nekat keluar dari bus untuk mencarinya.

Sementara itu, Melody yang berniat kabur justru terpergok oleh Leatherface.

Bersusah payah ia berusaha menghindar dari gergaji mesin Leatherface.

Untunglah Lila datang di waktu yang tepat dan berhasil menyelamatkannya.

Tanpa membuang waktu mereka berlari ke bus dan meminta salah seorang untuk mengemudikannya.

Belum jauh berjalan bus tiba-tiba berhenti. Pria yang duduk di bangku pengemudi spontan membuka pintu dan mengecek keluar.

Tentu saja Leatherface auto membunuhnya.

Sesaat kemudian ia masuk dan membantai orang-orang yang ada di sana. Termasuk Catherine.

Melody dan Lila sendiri berhasil lolos dengan memanfaatkan jendela yang ada di atap kamar mandi.

Di luar mereka bertemu dengan Sally, yang langsung meminta mereka untuk duduk di bangku belakang.

Sadar bahwa yang dihadapi keduanya adalah Leatherface, Sally mengunci mereka di dalam mobil dan menuju rumah Ginny untuk mengkonfrontasi Leatherface.

Di sebuah kamar, Sally mendapati Leatherface tengah duduk. Ia menodongkan senapannya dan meminta Leatherface untuk mengingat dirinya dan juga teman-temannya yang sudah ia bunuh.

Tanpa berkata apa-apa, Leatherface yang mendengar suara teriakan Lila dan Melody mengambil gergaji mesinnya dan melangkah pergi meninggalkan Sally.

Sally tentu saja tidak tinggal diam. Ia menyusul Leatherface dan menembaknya tepat di saat Leatherface hendak membunuh Lila.

Setelah memberikan kunci mobil pada Melody, Sally melanjutkan pengejarannya terhadap Leatherface.

Alih-alih berhasil membalaskan dendamnya, justru Leatherface yang sukses merobek tubuh Sally dengan gergaji mesinnya.

Melihat hal itu, Melody memacu mobilnya untuk menabrak Leatherface.

Usahanya gagal. Leatherface bisa menghindar sementara mobil tersebut malah menabrak tembok.

Karena tubuhnya terjepit, Melody meminta agar Lila melarikan diri tanpa dirinya.

Tak lama Leatherface datang dan hendak membunuh Melody.

Lila rupanya kembali dan membuat perhatian Leatherface teralihkan.

Di saat Leatherface hendak membunuhnya, Sally dengan sisa tenaganya menembak punggung Leatherface. Leatherface pun kabur ke dalam salah satu bangunan.

Sally lantas memberikan senapannya yang hanya menyisakan satu peluru pada Lila. Ia meminta agar Lila menghadapi Leatherface.


Khawatir dengan keadaan Lila, Melody berupaya untuk keluar dari mobil walau harus menahan sakit.

Lila sendiri mulai berhadapan dengan Leatherface.

Lagi-lagi di saat-saat terakhir ia diselamatkan oleh orang lain. Kali ini Melody yang datang.

Momen tersebut ia manfaatkan untuk mengambil senapannya dan menembakkannya ke arah Leatherface.

Melody menyusul dengan menggunakan gergaji mesin Leatherface untuk menyabet tubuh serta wajahnya.

Leatherface pun terlempar jatuh ke dalam lubang air.


Melody dan Lila menghidupkan fitur kendara otomatis di mobil untuk pulang ke rumah.

Tepat di saat mobil mulai bergerak, Leatherface muncul dan menarik Melody keluar dari jendela.

Lila hanya bisa berteriak histeris melihat Leatherface memenggal kepala Melody.


Dalam post credit terlihat Leatherface melangkah kembali ke rumahnya.

Tanggal Rilis: 18 Februari 2022
Durasi: 81 menit
Sutradara: David Blue Garcia
Produser: Fede Álvarez, Rodo Sayagues, Kim Henkel, Ian Henkel, Pat Cassidy
Penulis Naskah: Chris Thomas Devlin
Produksi: Legendary Pictures, Exurbia Films, Bad Hombre
Pemain: Sarah Yarkin, Elsie Fisher, Mark Burnham, Moe Dunford, Nell Hudson, Jessica Allain, Olwen Fouéré, Jacob Latimore, Alice Krige, William Hope, Jolyon Coy, Sam Douglas

Review Singkat

Sama halnya seperti pendahulunya, “Texas Chainsaw Massacre” adalah sebuah film horor slasher yang menyenangkan untuk ditonton. Namun tidak lebih dari itu.

Segala sesuatu yang biasa ditemui di judul bergenre serupa semuanya ada di film ini.

Mulai dari sosok protagonis yang tidak bisa dibunuh dengan cara apapun. Hingga ending kacangan yang memperlihatkan si protagonis masih hidup dan lanjut melakukan aksinya.

Alur cerita tipis, minim eksplorasi. Malah lebih banyak adegan berulang.

Kalau tidak Melody hampir mati lalu ditolong orang lain, ya Lila yang hampir mati lalu ditolong orang lain.

Kehadiran karakter Sally juga mengecewakan. Dengan premis yang dibangun, saya kira ia bisa melakukan lebih. Ternyata begitu doang.

Adegan orang-orang di bus yang auto mengeluarkan ponsel saat Leatherface masuk ke dalam memang lucu. Menyindir apa yang acap terjadi di dunia nyata.

Pun begitu, saya tidak yakin ada yang benar-benar melakukan hal itu di saat ia berhadapan dengan orang tidak dikenal, bertopeng, dan membawa gergaji mesin.

Penutup

Selain aspek nostalgia, rasanya tidak banyak yang berhasil disuguhkan oleh “Texas Chainsaw Massacre”.

Menyenangkan untuk ditonton, namun gagal memberikan sesuatu yang lebih. Yah, tidak ada bedanya dengan kompetitornya di genre yang sama.

Hadirnya karakter Sally juga tidak membantu. Malah terasa antiklimaks karena aksinya di luar ekspektasi.

4/10.

Film ini bisa ditonton secara streaming melalui layanan Netflix.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf texas chainsaw massacre
Review Texas Chainsaw Massacre
  • Story
  • Acting / Characters
  • Element of Surprise
  • Recommended Watching
2

Summary

Menyenangkan untuk ditonton, terutama bagi yang ingin bernostalgia atau memang mengikuti franchise Texas Chainsaw Massacre. Di luar itu tidak ada sesuatu yang lebih. Typical horror slasher movie dengan alur cerita lemah dan karakter yang sulit membuat kita bersimpati.

Leave a Reply