Alur Cerita The Texas Chain Saw Massacre (1974) | Terjebak Di Rumah Keluarga Kanibal

Baru-baru ini Netflix merilis sekuel dari film “The Texas Chain Saw Massacre”. Kebetulan judulnya juga sama.

Menariknya, dibanding judul lain dari franchise film tersebut, yang dihadirkan oleh Netflix adalah sekuel resminya.

Oleh karena itu, tidak afdol jika langsung bablas membahasnya tanpa terlebih dahulu menyimak prekuelnya, yang dirilis tahun 1974 silam. Kebetulan saya juga belum pernah menontonnya.

Nah, seperti apakah ceritanya? Layakkah mendapat skor 7.5/10 di IMDB?

Temukan jawabannya dalam alur cerita The Texas Chain Saw Massacre beserta review singkatnya di bawah ini.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Sekilas Tentang

poster the texas chain saw massacre 1974

poster the texas chain saw massacre 1974

Tanggal Rilis: 11 Oktober 1974
Durasi: 83 menit
Sutradara: Tobe Hooper
Produser: Tobe Hooper
Penulis Naskah: Kim Henkel, Tobe Hooper
Produksi: Vortex
Pemain: Marilyn Burns, Paul A. Partain, Edwin Neal, Jim Siedow, Gunnar Hansen

Sinopsis / Alur Cerita The Texas Chain Saw Massacre

Sally Hardesty (diperankan oleh Marilyn Burns) dan Franklin (diperankan oleh Paul A. Partain), saudara laki-lakinya yang mengalami paraplegia (lumpuh bagian tubuh bagian bawah), mengunjungi makam kakeknya di kota Newt, Texas, untuk mengecek kebenaran berita mengenai perusakan dan pencurian makam.

Keduanya ditemani oleh 3 orang teman mereka. Yaitu Jerry (diperankan oleh Allen Danziger), Kirk (diperankan oleh William Vail), dan Pam (diperankan oleh Teri McMinn).

Dalam perjalanan mereka sempat menerima seorang hitchhiker (diperankan oleh Edwin Neal). Ia mengaku keluarganya pernah bekerja di rumah jagal milik kakek Sally.

Anehnya, orang tersebut tiba-tiba menggores tangannya sendiri hingga berdarah. Ia juga memotret Franklin dan menagih bayaran secara paksa. Tentu saja Franklin menolak.

Mendapat penolakan, orang tersebut lantas membakar foto Franklin dan menggores lengan Franklin.

Mau tidak mau yang lain segera menurunkannya kembali di jalan.

Beberapa waktu kemudian mereka berhenti di sebuah pom bensin. Persediaan bensin di sana rupanya kosong dan paling cepat baru akan diisi kembali keesokan harinya.

Karena tidak ada pilihan lain, Sally dkk memutuskan untuk bermalam di rumah milik kakeknya.

Sebelum naik kembali ke mobil, Sally sempat melihat ada bercak darah yang dilumurkan oleh hitchhiker di bodi mobil.


Setibanya di rumah kakek Sally, Sally, Kirk, Pam, dan Jerry langsung masuk ke dalam.

Mereka meninggalkan Franklin di luar dengan kursi rodanya begitu saja. Franklin sendiri curiga hitchhiker tersebut sengaja menandai mobil mereka dengan bercak darah agar nanti bisa membalas dendam.

Setelah bersusah payah masuk ke dalam rumah, ia berpapasan dengan Kirk dan Pam. Keduanya hendak berenang di sungai yang berada di belakang rumah.

Sungai yang dimaksud ternyata sudah mengering. Kendati demikian, Kirk melihat ada sebuah rumah. Ia lalu menuju ke sana, berniat untuk meminta atau membeli bensin.

Karena tidak ada yang membukakan pintu, Kirk nekat masuk ke dalam rumah sementara Pam menunggu di luar.

Di dalam, seorang pria tinggi besar dengan topeng kulit tiba-tiba muncul dan membunuh Kirk dengan palu.

Belakangan pria tersebut diketahui adalah Bubba Sawyer atau dikenal dengan sebutan Leatherface (diperankan oleh Gunnar Hansen).

Berhubung Kirk yang tidak kunjung keluar, Pam memutuskan untuk menyusul masuk. Ia menemukan sebuah kamar yang dipenuhi tulang manusia dan hewan.

Dengan panik Pam berlari meninggalkan rumah. Apes, Leatherface lebih dulu menangkapnya dan meletaknya di pengait daging.

Ia dipaksa untuk melihat tubuh Kirk dimutilasi menggunakan gergaji listrik.


Jerry menyusul ke sungai untuk mencari Kirk dan Pam.

Langkahnya membawanya ke rumah Leatherface.

Melihat ada pakaian milik Pam di teras, Jerry mengira Kirk dan Pam sedang asyik di dalam.

Ia pun masuk dan menemukan Pam di dalam freezer dalam kondisi masih bernyawa.

Seperti hantu, Leatherface mendadak muncul dan langsung menghajarnya dengan palu.

Leatherface sendiri tampak kesal dan khawatir mengetahui ada orang yang mendatangi rumahnya sedari tadi.


Malam tiba. Franklin mengajak Sally untuk meninggalkan tempat tersebut, namun Sally memilih untuk mencari teman-temannya. Mau tidak mau Franklin mengikutinya.

Mendekati tempat tinggal Leatherface, sosok tersebut tiba-tiba muncul dari balik kegelapan. Tanpa basa basi ia membunuh Franklin memakai gergaji mesin.

Dengan penuh perjuangan Sally berupaya untuk meloloskan diri dari kejaran Leatherface.

Setibanya di pom bensin, si pemilik (diperankan oleh Jim Siedow) membukakan pintu untuknya.

Alih-alih menolongnya, ia justru menangkap Sally dan membawanya kembali ke rumah Leatherface.

Dalam perjalanan ia sempat bertemu dengan hitchhiker. Terungkap bahwa ia adalah Nubbins Sawyer, saudara dari Leatherface.

Begitu juga si pemilik pom bensin, yang bernama asli Drayton Sawyer. Ia adalah saudara dari Nubbins dan Bubba.

Sementara Nubbins mengikat Sally di kursi, Drayton mengomeli Leatherface karena bertindak ceroboh hingga Sally bisa kabur.

Tak lama, Nubbins datang bersama kakek mereka (diperankan oleh John Dugan) yang tubuhnya kurus kering.

Si kakek yang awalnya terlihat tak berdaya mendadak bersemangat pasca diberi kesempatan menghisap darah dari jari Sally. Aksinya membuat Sally jatuh pingsan.


Sally tersadar dan mendapati dirinya di meja makan bersama Bubba, Nubbins, Drayton, dan kakek Sawyer.

Terungkap bahwa selama ini yang berperan untuk membunuh dan memutilasi adalah Bubba dan Nubbins. Sedangkan Drayton bertugas untuk memasak daging korban untuk mereka santap bersama.

Mereka kemudian memberi kesempatan pada kakek untuk menjadi algojo bagi Sally. Drayton menyatakan bahwa kakeknya adalah pembunuh terhebat yang pernah ada.

Berbekal senjata palu, kakek memukul Sally.

Di luar dugaan, dengan kondisi tubuhnya yang sedemikian rupa, pukulannya tidak terlalu kuat. Sally memanfaatkan momen tersebut untuk kabur.

Nubbins yang mengejar Sally malah tertabrak oleh sebuah truk hingga tewas.

Melihatnya kejadian tersebut, sopir truk (diperankan oleh Ed Guinn) berusaha untuk membantu Sally.

Ia sempat menjatuhkan Leatherface dan membuatnya melukai kaki kirinya sendiri dengan gergaji mesin yang dibawa.

Sesaat kemudian sebuah mobil pickup melintas. Sally menyetopnya dan bergegas naik di belakang. Ia pun berhasil lolos dari maut.

Review Singkat

Setelah mengetahui hubungan keluarga dari para tokoh antagonis, bisa disimpulkan bahwa mereka semua adalah keluarga kanibal.

Walau Nubbins kemungkinan besar tewas di akhir film, bisa jadi masih ada anggota keluarga yang lain yang belum diceritakan.

Sally sendiri sebagai tokoh utama dipastikan selamat. Yang masih menjadi tanda tanya adalah Pam. Bagaimana nasibnya? Apa juga sudah dijadikan santapan? Atau masih dikurung di freezer?

Secara keseluruhan film “The Texas Chain Saw Massacre” ini cukup menghibur. Terutama bagi penggemar film horor yang berdarah-darah.

Saya pribadi merasa ada yang kurang. Level kesadisannya tidak maksimal karena ada beberapa adegan yang tidak disajikan secara eksplisit.

Warna tulang manusia juga terlalu putih. Lebih terlihat sebagai furnitur atau pajangan ketimbang tulang asli. Bikin nuansa horornya sedikit berkurang.

Sebagai karakter utama, aksi Sally gagal menarik simpati.

Adegan kejar-kejaran dalam kegelapan yang ia lakukan dengan terus berteriak sangatlah membagongkan. Bisa saja ia selamat sedari awal jika mau menutup mulutnya.

But in the end, “The Texas Chain Saw Massacre” adalah film bergenre horor slasher. Dan jika disimak dari sudut pandang itu, ia sudah melakukan tugasnya dengan baik.

Penutup

Itu tadi alur cerita dari The Texas Chain Saw Massacre. Bagaimana menurut teman-teman?

By the way, menurut saya pribadi, rasanya tidak adil untuk membandingkan kualitas “The Texas Chain Saw Massacre” dengan film jaman sekarang dalam lingkup genre yang sama.

Saya hanya bisa mengatakan bahwa sebagai sebuah film slasher, film ini sudah berusaha memberikan yang terbaik. Saya yakin pada masanya banyak orang yang merasa ngeri dan tidak bisa tidur membayangkan sosok Leatherface.

Tapi bagi penonton dari era yang lebih modern seperti saya, apalagi yang sudah veteran menonton judul bertema serupa, nuansa horornya belum terasa maksimal.

Tidak ada adegan yang membuat saya merinding atau menutup mata saking takutnya.

Sebaliknya, beberapa kali saya dibuat ngakak dengan apa yang muncul di layar.

Pun begitu, secara keseluruhan, jika ada kesempatan nonton, TONTON SAJA. Dijamin tidak menyesal.

7/10.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf texas chain saw massacre

2 Comments

  1. Permisi ka, izin copy hasil reviewnya apakah boleh?

Leave a Reply