Review Film Tari Kematian (2023) | Ingin Jadi Penari Akibat Sering Di-Bully

Tidak menyangka “Tari Kematian” bakal tayang di Surabaya. Pasalnya, film sebelumnya dari rumah produksi yang bersangkutan, “Buyut”, tidak hadir tahun lalu.

Keduanya kebetulan juga disutradarai oleh orang yang sama, Bram Ferino.

Bintang utamanya sendiri adalah Clarie Cutie. Mantan penyanyi cilik yang beberapa waktu terakhir merambah dunia akting. Salah satunya aksinya dapat ditemui dalam “Kuntilanak 3“.

Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?

Simak yuk sinopsis beserta review singkat dari film Tari Kematian di bawah ini.

Sekilas Tentang

poster film tari kematian

poster film tari kematian

Kinara, seorang siswi kelas X SMA, bercita-cita ingin menjadi penari handal seperti ibunya. Sementara ibunya, Diah, mengalami gangguan delusional sejak kepergian suaminya.

Diah tidak mendukung keputusan Kinara untuk menjadi penari. Apalagi Kinara tidak pandai menari hingga sering dijadikan bahan olokan teman-temannya di sanggar tari sekolah.

Kejadian aneh dialaminya saat ia sedang study tour ke sebuah pulau. Ia mempelajari sebuah tarian kuno yang terlarang karena dinilai mematikan.

Kepulangannya dari pulau itu membuatnya jadi handal menari. Namun, hal itu justru membuat nyawa teman-teman dan orang yang dicintainya terancam.

Tanggal Rilis: 6 Juli 2023
Durasi: 1 jam 47 menit
Sutradara: Bram Ferino
Produser: Afik Hariyadi
Penulis Naskah: Bram Ferino
Produksi: Afici Entertainment
Negara: Indonesia
Pemain: Arya Alfaiz, Dewi Amanda, Trisna Anggraini, Clarice Cutie, Leon Dozan, Dhea Gusvita, Robi Maulana, Lilis Suganda, Dyva Syahputri
Matt Williams, Yulia

Sinopsis Film / Alur Cerita

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Sering dirundung di sekolah membuat Kinara (diperankan oleh Clarice Cutie) ingin menjadi penari yang handal seperti ibunya, Diah (diperankan oleh Lilis Suganda).

Sayangnya, sang ibu yang sejak kematian suaminya mengalami gangguan delusional justru melarang keras Kinara untuk mengikuti jejaknya.

Pun begitu, terus-terusan dianggap remeh oleh teman sekelas maupun guru membuat Kinara nekat menerima tawaran seorang wanita misterius untuk mendalami ilmu tari secara gaib.

Bernama Tari Pangarep, tarian tersebut diklaim bisa membuat semua orang menyukai Kinara.

Di sisi lain, siapa pun yang melihat Kinara menari Tari Pangarep bakalan menemui ajal.

cuplikan film tari kematian

cuplikan film tari kematian

Awalnya Kinara menikmati popularitasnya yang baru. Hampir tidak ada lagi yang memandangnya sebelah mata.

Hingga akhirnya satu per satu orang di sekitarnya tewas mengenaskan. Bahkan adiknya sendiri, Adam (diperankan oleh Arya Alfaiz), nyaris celaka.

Akankah Kinara melanjutkan tarian kematiannya?

Ulasan / Review Film Tari Kematian

Film ini mengawali segala sesuatunya dengan sangat bagus. Eksekusi tingkat tinggi di luar ekspektasi. Walau ada tapi.

Unsur horornya tampil mencekam. Dibangun dengan rapi tanpa ada kesan terburu-buru.

Sayangnya, saking tidak terburu-burunya, cerita ikut terseret alur yang lambat.

Separuh durasi seolah jalan di tempat. Tanpa ada kejelasan mau dilanjutkan kemana arahnya.

Buku “Tari Pangarep” yang diberikan pada Kinara, yang seharusnya bisa menjadi titik balik cerita, juga seolah tidak ada artinya.

Ini ditambah dengan akting para pemain yang, jujur saja, di bawah standar.

Mana suara percakapan antar karakter terkadang ada yang tenggelam. Padahal posisinya saling bersebelahan.

Mungkin hanya Lilis Suganda yang menunjukkan kelasnya sebagai seorang aktris. Sisanya meh.

Saya bahkan lebih suka akting Clarice saat dia diam dan bermain ekspresi wajah ketimbang saat mengucapkan dialog.

aktingnya bagus selama tidak berdialog

aktingnya bagus selama tidak berdialog

Semakin ke belakang, eksekusi yang mengagumkan di awal seolah lenyap tanpa jejak.

Makin ngawur, makin berantakan, makin asal.

Apalagi saat ada satu karakter yang mendadak muncul dan langsung maha tahu kondisi Kinara.

Khas film horor satu dekade lalu. Yang mengambil jalan pintas menuju ending dengan karakter super cenayang.

Untuk sinematografi lumayan oke. Di luar drone footage di adegan awal yang dipercepat secara kasar.

sinematografi tari kematian yang oke

sinematografi tari kematian yang oke

Penutup

Punya harapan tapi disia-siakan.

“Tari Kematian” seolah menyuntik mati dirinya sendiri dengan akting mayoritas pemain yang tidak meyakinkan serta naskah yang mendekati akhir justru makin di luar nurul.

Jika nanti memang ada sekuel, semoga penggarapannya bisa lebih proper.

Pada saat artikel ini ditulis, film “Tari Kematian” ini bisa ditonton di bioskop-bioskop jaringan XXI dan CGV.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

review film tari kematian 2023
Review Tari Kematian 2023
  • Story
  • Acting / Characters
  • Horror / Jump Scare
  • Recommended Watching
1.8

Summary

Berpotensi tapi memilih menyuntik mati diri sendiri dengan eksekusi yang bikin tidak habis fikri. Padahal awalnya meyakinkan, seperti unsur horornya yang juga tampil mencekam. Ending khas film 10 tahunan lalu, yang ujug-ujug menghadirkan karakter maha tahu.

Leave a Reply