Review Film Sosok Ketiga (2023) | Udah Seneng Jadi Istri Kedua Malah Dapet Teror Tidak Terduga

Meski belum pernah melihat trailernya, saya merasa tidak ada urgensi untuk menonton “Sosok Ketiga”.

Itu sebabnya kali ini baru di hari Jum’at saya pergi ke bioskop. Tidak di hari pertama tayang dan jam perdana (jika memungkinkan) seperti biasanya.

Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?

Simak yuk sinopsis beserta review singkat dari film Sosok Ketiga di bawah ini.

Sekilas Tentang

poster film sosok ketiga

poster film sosok ketiga

Perkawinan Anton dengan Yuni, teman istrinya, memicu serangkaian teror dan konflik supernatural, membuat Nuri kecewa dan ibu Yuni mengkhawatirkan keselamatan anak dan calon cucunya.

Tanggal Rilis: 22 Juni 2023
Durasi: 1 jam 39 menit
Sutradara: Dedy Mercy
Produser: Agung Saputra
Penulis Naskah: Vidya Talisa Ariestya
Produksi: Leo Pictures
Negara: Indonesia
Pemain: Celine Evangelista, Erika Carlina, Samuel Rizal, Dewi Irawan, Marshel Widianto

Sinopsis Film / Alur Cerita

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Anton (diperankan oleh Samuel Rizal) adalah pria yang memiliki dua orang istri. Yaitu Nuri (diperankan oleh Erika Carlina) dan Yuni (diperankan oleh Celine Evangelista).

Nuri maupun Yuni kebetulan adalah sahabat karib.

Saat ini, Yuni tengah hamil 7 bulan. Anton dan ibu Yuni, Ginem (diperankan oleh Rowiena Umboh), sangat menantikan kelahiran bayi tersebut.

Terlebih karena sebelumnya Nuri mengalami keguguran.

Anehnya, sejak perayaan mitoni atau tujuh bulanan, Yuni mulai mengalami hal-hal aneh.

Mulai dari rasa mual yang tidak wajar, memuntahkan paku, hingga kerasukan.

cuplikan film sosok ketiga

cuplikan film sosok ketiga

Anton pun jadi lebih banyak memberikan waktunya untuk menemani Yuni.

Nuri yang awalnya tidak masalah dimadu makin lama menjadi makin cemburu.

Kendati demikian ia tetap berusaha bersikap baik pada Yuni. Sebaliknya, Yuni juga sangat percaya pada Nuri.

Merasa ada yang tidak beres, Ginem meminta kakaknya, Harni (diperankan oleh Dewi Irawan), untuk menemaninya menjaga Yuni.

Kedatangan Harni tidak disetujui oleh Yuni. Pasalnya, dulu Harni sangat menentang pernikahannya dengan Anton.

Ginem yang mendadak sakit keras membuat Yuni semakin curiga bahwa apa yang dialami oleh dirinya dan juga ibunya adalah ulah Harni. Ia pun mengusir Harni dan lebih memilih Nuri untuk menemaninya.

Bukannya reda, teror yang dialami Yuni justru makin menjadi semenjak kehadiran Nuri.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Ulasan / Review Film Sosok Ketiga

Dari segi cerita, film ini sebenarnya menyajikan premis yang menarik dan jarang ditemui di film horor lokal.

Tentang seorang pria yang melakukan poligami.

Sayangnya, adegan di awal sudah langsung membuat kita bisa menebak siapa sosok antagonis sebenarnya.

Ditambah dengan CGI penampakan genderuwo yang auto memberi gambaran seperti apa kualitas filmnya secara keseluruhan.

Pun begitu, unsur horor bukanlah titik lemah utama dari Sosok Ketiga.

Melainkan jajaran pemeran utamanya yang buat saya pribadi tampil mengecewakan.

Aksi Erika Carlina tampak sekali dibuat-buat. Jauh dari kata natural. Berbanding terbalik dengan aktingnya dalam “Tulah 6/13” yang patut diacungi jempol.

gagal mencuri perhatian seperti dalam tulah

gagal mencuri perhatian seperti dalam tulah

Samuel Rizal? Meski belakangan acap eksis dalam film bergenre serupa, aktingnya terasa hambar. Begitu-begitu saja. Apalagi di sini perannya serupa dengan “Spirit Doll”. Dicintai oleh 2 orang wanita.

Untuk Celine Evangelista sendiri terus terang saya memang tidak berharap banyak. Malah lebih fokus dengan wajahnya yang selalu full make up. Dalam adegan bangun tidur sekali pun.

Ada momen ajaib dimana baju sang ustaz yang berwarna putih sama sekali tidak terkena bercak darah meski barus aja membopong tubuh Yuni yang bersimbah darah.

Formula sempalan titik tawa dari komedian coba diterapkan. Sayangnya gagal total.

Dengan sederet kekurangannya, masih ada nilai positif dari film ini. Yaitu penggunaan dialog bahasa Jawa yang proper.

Tidak dicampur asal-asalan dengan bahasa Indonesia seperti dalam “KKN di Desa Penari” yang seolah melecehkan bahasa Jawa itu sendiri.

Pun begitu, dalam eksekusinya tidak semua karakter mampu menyampaikan bahasa Jawa tersebut dalam dialog secara alami. Agak sia-sia jadinya.

Penutup

Sepertinya feeling saya makin bisa dipercaya untuk urusan film horor lokal.

Mengusung premis unik, “Sosok Ketiga” sayangnya tidak berhasil memanfaatkannya dengan baik.

Pemilihan pemain yang kurang tepat menjadi penyebab utamanya.

Pada saat artikel ini ditulis, film “Sosok Ketiga” ini bisa ditonton di bioskop-bioskop jaringan XXI dan CGV.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

review film sosok ketiga 2023
Review Sosok Ketiga 2023
  • Story
  • Acting / Characters
  • Horror / Jump Scare
  • Recommended Watching
1.4

Summary

Berbekal premis yang jarang ada di film horor lokal, Sosok Ketiga gagal memanfaatkannya untuk menghadirkan tontonan yang berkualitas. Horornya memang tidak buruk, namun jajaran pemain utamanya sepertinya salah pilih. Tampil kurang meyakinkan dan dibuat-buat.

Leave a Reply