Review Film Silam (2018)

“Silam” adalah film yang diangkat dari novel karya Risa Saraswati dengan judul yang sama. Sama seperti “Rasuk” dan “Rasuk 2“, film ini diposisikan sebagai bagian dari jagat Danur. Permasalahannya, dengan kualitas cerita dari kedua film tersebut yang agak mengecewakan, akankan “Silam” mampu menjadi pelipur lara? Simak sinopsis dan review singkatnya di bawah ini untuk tahu jawabannya.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Sinopsis Singkat

poster silam

Semenjak ayahnya meninggal, Baskara (diperankan oleh Zidana Khalid) sering dimarah-marahi oleh ibunya, Fina (diperankan oleh Nova Eliza). Hal itu membuat Baskara tidak lagi betah di rumah. Ia pun memutuskan untuk pergi ke rumah saudara kembar ayahnya, Anton (diperankan oleh Surya Saputra), dan menginap di sana. Baskara juga meninggalkan sebuah boneka buatannya untuk ibunya.

Sebelum itu, di pagi harinya, Baskara di-bully oleh beberapa teman sekelasnya. Saat melakukan kunjungan ke museum, Baskara dikunci di dalam ruang yang katanya berhantu. Ia jatuh pingsan dan baru tersadar saat hari sudah malam. Anehnya, sejak itu ia mulai bisa melihat hantu.

Tiba di rumah Anton, Baskara disambut dengan baik oleh Anton; Ami (diperankan oleh Wulan Guritno), istri Anton; serta dua anak kembar mereka, Amel dan Lia (diperankan oleh Richelle Skornicki dan Jameelah Saleem). Baskara langsung betah melihat kehangatan keluarga tersebut, yang berbeda jauh dengan apa yang ia rasakan di rumah. Meski demikian, di rumah tersebut Baskara tetap saja diganggu oleh penampakan. Ia juga sempat melihat sosok seorang wanita tua yang menaruh sesajen di depan rumah.

Tidak itu saja, hari-hari berikutnya Baskara juga menyadari ada kejanggalan di sana. Aktivitas keluarga Anton sehari-hari ternyata persis sama urutannya. Ia masih mencoba untuk mengabaikannya. Apalagi setelah berkenalan dengan anak perempuan bernama Irina (diperankan oleh Dania Michelle), yang bisa melihat penampakan seperti dirinya. Diketahui bahwa wanita tua yang sebelumnya dilihat Baskara sebenarnya adalah nenek Irina (diperankan oleh Anna Tairas).

Teror makhluk gaib yang menimpa Baskara semakin intens. Ada sosok hantu wanita berbaju putih yang terus mengejarnya. Tanpa sengaja Baskara mengetahui bahwa sebenarnya Anton dan keluarganya sudah meninggal akibat kebakaran. Panik, ia memutuskan untuk kembali ke rumah. Irina yang mengetahui hal itu segera mengajak neneknya untuk menyusul Baskara.

Setibanya di rumah, Baskara akhirnya mengetahui bahwa ia sebenarnya sudah meninggal saat terjatuh di museum. Irina dan neneknya juga sudah tahu. Yang mengejutkan, karena merasa bersalah, Fina telah membuat perjanjian dengan setan untuk menghidupkan kembali Baskara. Setelah diingatkan oleh nenek Irina, Fina memutuskan perjanjian tersebut.

Hal itu membuat si setan, yaitu hantu wanita berbaju putih yang selama ini menghantui Baskara, marah. Ia merasuki Fina dan berusaha membunuh yang lain. Nenek Irina berhasil memindahkan setan tersebut ke boneka Baskara dan mengikatnya. Fina pun kemudian ikhlas melepaskan kepergian Baskara.

Tanggal Rilis: 13 Desember 2018
Durasi: 80 menit
Sutradara: Jose Poernomo
Produser: Manoj Punjabi
Penulis Naskah: Lele Laila
Produksi: Pichouse Films
Pemain: Zidane Khalid, Surya Saputra, Wulan Guritno, Nova Eliza, Anna Tairas, Richelle Georgette Skornicki, Dania Michelle, Rasyid Albuqhari, Rafael Putra Ismy

Review Singkat

Dari kesemua film jagat Danur yang sudah saya tonton, “Silam” adalah yang paling berhasil menghadirkan elemen horor. Rapi dan tidak lebay. Ada kocaknya juga, saat hantu yang suka bermain-main di sekitar rumah Anton ngintil dan sliweran di dekat Baskara dan Irina. Sayang di beberapa bagian menurut saya pencahayaannya terlalu hemat listrik alias terlalu gelap. Efek tegangnya jadi berkurang karena tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di layar.

Efek grafis kebakaran yang disajikan lumayan, walau tidak benar-benar halus. Tapi masih mending dibanding judul-judul dalam genre serupa yang efek kebakarannya selevel editor berkelas FF.

Di sisi lain, detil cerita masih menjadi titik lemah. Sekali lagi saya jadi gatal untuk membaca novel aslinya. Untuk membandingkan dan mencaritahu sumbernya. Apa dari sananya atau hasil adaptasinya.

Contoh sederhana saja. Di awal, setelah Baskara sadar, ia bisa keluar dari museum dengan mudahnya. Apa mungkin museum tersebut tidak dikunci pintunya? Tubuhnya yang tergeletak di dalam ruangan pun seolah terabaikan begitu saja oleh penjaga museum. Apa mungkin di museum itu juga tidak ada pegawainya???

Mungkin selain harus membaca novel aslinya, saya juga harus pergi ke museum maritim untuk memastikan apakah bangunan tersebut pintunya tidak pernah dikunci serta tidak ada pegawai atau penjaganya.

Penutup

“Silam” sukses menghadirkan sajian horor yang berkualitas. Menegangkan tanpa harus lebay jump scare. Secara keseluruhan cerita berjalan dengan baik, walau mungkin twist-nya sudah bisa tertebak. Beberapa detil yang terabaikan membuat pengalaman menonton sedikit berkurang. 6.5/10.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf silam

Leave a Reply