Setelah berbulan-bulan mencari eksistensi film ini di berbagai layanan streaming, akhirnya saya menemukannya… di Youtube. Jadi mohon maaf jika tidak melalui jalur legal. Setidaknya sudah berusaha untuk itu, hehehe. Terus terang “Roy Kiyoshi: The Untold Story” ini adalah salah satu judul yang bikin saya penasaran mengingat tidak sempat datang langsung ke bioskop pada saat tayang di layar lebar. Penasaran bukan karena ceritanya sih, tapi lebih karena ingin membuktikan kebenaran review-review yang bertebaran di dunia maya. Seburuk itukah filmnya?
Sinopsis Singkat
Roy (diperankan oleh Roy Kiyoshi) adalah sosok indigo yang memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan makhluk gaib. Namun semenjak adiknya, Rani (diperankan oleh Clarice Cutie) diculik oleh setan Banaspati, hidup Roy berubah total. Perasaan bersalah karena tidak mampu melindungi adiknya sendiri membuat Roy tenggelam dalam minuman keras dan rasa frustasi. Tiga tahun berlalu. Sheila (diperankan oleh Angel Karamoy), seorang pekerja LSM yang menangani kasus-kasus hilangnya anak secara misterius, mendapati fakta bahwa sejumlah kasus yang belum terpecahkan ternyata ada kaitannya dengan hilangnya Rani. Ia pun meminta Roy untuk membantunya menyelesaikan kasus-kasus tersebut.
Tanggal Rilis: 21 Maret 2019
Durasi: 86 menit
Sutradara: Jose Poernomo
Produser: Raam Punjabi
Penulis Naskah: Jose Poernomo, Aviv Elham
Produksi: MVP Pictures
Pemain: Roy Kiyoshi, Angel Karamoy, Olga Lydia, Clarice Cutie, Elina Joerg, Devina Sukmawati, Fikri Hadil, Shirin Nabilah, Rasyid Albuqhary, Reza Pramudya Rizky
Review Singkat
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Saya selalu berusaha untuk mencari setidaknya satu hal yang bisa diapreasiasi dalam sebuah film layar lebar karena saya tahu bahwa tidak mudah untuk membuatnya. Pun begitu dengan akting para pemain yang terlibat di dalamnya. Tapi jujur, sekuat saya mencoba, sampai credit title muncul saya masih belum berhasil menemukannya di film “Roy Kiyoshi: The Untold Story” ini.
Yang salah? SEMUANYA.
Premisnya berpotensi namun tidak mampu dirajut dengan baik. Lubang cerita bertebaran dimana-mana. Banyak hal yang sulit dinalar bisa terjadi. Saking banyaknya, sepanjang film saya sampai mencatatnya di Notepad.
Berikut di antaranya:
- Karakter Sheila mendapati pintu kamar yang sebelumnya terkunci tiba-tiba terbuka saat didatangi kembali. Orang normal saya yakin akan curiga bahwa ada orang jahat yang menyelinap masuk. Bukannya meminta bantuan pada mas-mas security yang saat itu menemaninya, Sheila malah memintanya pergi dan mengecek sendiri kamarnya.
- Sebagai pegawai baru, Sheila memilih untuk langsung melanggar peraturan yang ada di tempat kerjanya. Mulai dari menyelinap masuk ke ruangan yang dilarang, mencuri handycam yang ada, hingga kabur diam-diam dari kantor di tengah pertemuan dengan klien sembari membawa berkas-berkas.
- Sheila menyadari ada setan Banaspati yang menculik anak-anak, tapi memutuskan untuk melakukan ritual pemanggilan setan tersebut tanpa tahu apa yang harus ia lakukan selanjutnya.
- Roy bisa masuk ke dalam restoran tempat Sheila menginap di malam hari, yang secara logika seharusnya dalam keadaan terkunci.
- Setan Banaspati mengawasi anak kecil yang jadi target selanjutnya dengan menggunakan jas hujan. Ada gitu setan takut basah?
- Kertas berkas laporan terbakar di karpet tapi Sheila dan Roy hanya melongo melihatnya, tidak buru-buru memadamkan api.
Belum lagi soal adu jurus ala Dragon Ball saat Roy bertarung melawan Banaspati.
Hebatnya, yang terparah bukanlah unsur cerita. Melainkan akting hampir semua pemain yang terlibat. Terlihat sangat tidak natural dengan intonasi yang dibuat-buat. Sama sekali tidak ada penjiwaan di dalamnya. Asli, saya sampai bingung dan stress melihatnya. Saya sampai curiga jangan-jangan di film ini dedek Roy sering pusing sebenarnya bukan akting, tapi beneran pusing gegara naskah skenario dan akting para pemain yang ancur…
Untuk pencahayaan saya kurang tahu apakah memang terlalu gelap atau efek nonton yang bajakan. Jika memang aslinya juga gelap seperti itu, yah beneran gak ketolong sih.
Penutup
Sebelum menonton film “Roy Kiyoshi: The Untold Story” ini sebenarnya saya masih berharap review-review yang beredar tidaklah 100% benar. Toh yang demikian sering terjadi. “Bisikan Iblis” misalnya, yang dihajar review buruk, padahal nyatanya cukup berkualitas dan layak ditonton. Sayangnya, hal demikian tidak berlaku pada film yang kabarnya didasari atas kisah nyata ini. Kualitasnya sesuai dengan penilaian banyak pihak, bersaing dengan “Aku Tidak Percaya Kamu Mati” dan “Uka Uka The Movie” sebagai film terburuk sepanjang tahun 2019.
Maaf ya, dek Roy.
Leave a Reply