Setelah menonton “Pengantin Topeng” saya jadi penasaran dengan “Pengantin Pantai Biru”-nya Nayato Fio yang dirilis 2 bulan berselang. Bukan hanya judulnya sama-sama mengandung kata ‘pengantin’, posternya pun serupa, memajang pose menggoda deretan aktris pendukungnya. Lalu apakah ceritanya juga sama-sama gebleknya? Simak bareng deh sinopsis dan review singkatnya di bawah ini.
Sinopsis Singkat
Ryan (Keith Foo), Naomi (Uli Auliani), Amel (Debby Ayu), Jazzy (Cynthiara Alona), Jojo (Fendi Trihartanto) dan Gathan (Yoga Hoebner) mengunjungi sebuah pantai terpencil namun indah di sebuah desa pedalaman. Solikum (Toro Margen), lelaki tua penjaga penginapan memperingatkan mereka untuk berhati-hati terhadap makhluk gaib yang berkeliaran di sekitar pantai dan hutan. Pada saat Ryan dan teman-temannya bersuka ria dipantai, Amel tanpa sengaja memotret sosok wanita bergaun pengantin. Solikum meyakinkan mereka bahwa wanita tersebut adalah Dedemit Samber nyawa, namun Amel dan Naomi tidak percaya. Satu persatu dari mereka hilang bahkan tewas. Yang tertinggal hanya Naomi, Ryan dan Maya yang yakin bahwa teman-teman mereka tewas bukan dibunuh oleh dedemit samber nyawa. Asumsi ini diperkuat oleh fakta bahwa Maya mengenali wanita itu sebagai Emily (Chaterine Wilson), kakaknya yang hilang saat berbulan madu.
Tanggal Rilis: 23 September 2010
Durasi: 1 jam 14 menit
Sutradara: Nayato Fio Nuala
Produser: Firman Bintang
Penulis Naskah: Ery Sofid
Produksi: Kanta Indah Film, Bic Production
Pemain: Catherine Wilson, Keith Foo, Uli Auliani, Cynthiara Alona, Debby Ayu, Fendi Trihartanto, Rosnita Putri, Rico Verald, Yoga Hoebnerj, Torro Margens
Review Singkat
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Pasangan suami istri yang baru menikah asyik menikmati bulan madu di sebuah pantai terpencil, Pantai Biru. Sayang surga dunia yang mereka rasakan tidak berlangsung lama. Sekelompok remaja setempat berpikiran cabul dengan tega membunuh si pria dan memperkosa pengantin wanita. Tidak itu saja. Puas melampiaskan nafsu, tubuh si wanita dibuang begitu saja ke jurang. Ajaibnya, ia masih selamat. Namun tidak dengan akalnya. Rasa dendam membutakan hati dan membuatnya berubah total menjadi psikopat pembunuh. Yang jadi korban bukan hanya para pemuda mesum tadi, melainkan juga warga sekitar dan siapa saja yang menginjakkan kaki ke pantai Biru.
Siapa sangka, jurus membuat si jagal antagonis tidak waras ternyata cukup sukses menahan pertanyaan-pertanyaan yang sempat muncul di pikiran saya atas aksinya yang tidak beralasan. Banyak film bergenre horor slasher yang gagal memunculkan alasan yang masuk dinalar bagi si pelaku untuk melakukan apa yang ia lakukan. Namun saat yang bersangkutan sudah dicap ‘gila’, ya apa lagi yang mau dipertanyakan.
Dibandingkan “Pengantin Topeng” yang memberikan porsi khusus di paruh pertama untuk memanjakan mata penonton pria, “Pengantin Pantai Biru” mencoba untuk adil. Hasilnya, hampir di sepanjang film kita bisa menyaksikan adegan buka baju yang sebenarnya tidak logis dan tidak jelas juga faedahnya. Yang topless pun ada. Sayang sudut kameranya kurang bersahabat, hehehe.
Bagaimana dengan ceritanya? Entahlah. Usai menonton saya sama sekali tidak peduli dengan hal itu. Rasanya tidak ada dialog yang penting untuk diingat. Akting pemainnya pun so so, hanya mengandalkan kemolekan tubuh belaka. Ditambah dengan beberapa bagian yang mencongkelkan lubang pada cerita.
Misalnya saat Emily tak sadarkan diri usai dipentung oleh Naomi. Ujug-ujug dia sudah berada di rumah Solikum dan membunuhnya. Setelah itu barulah si Emily memburu Naomi. Kenapa ia baru sekarang membunuh Solikum juga mengherankan, mengingat salah satu pelaku pemerkosaan adalah anak dari Solikum.
Satu lagi yang terpampang nyata. Para karakter wanita di film ini sebagian punya kekuatan super. Selain tidak gampang mati meski sudah berdarah-darah, kekuatan fisiknya agak sulit dinalar. Emily yang bisa dengan mudahnya melemparkan tubuh seorang contohnya. Atau Naomi yang bisa menghantam kaki Emily dari depan hingga ia terjungkal.
Oh ya, ini film horor slasher murni, ya. Tidak ada penampakan hantu atau makhluk gaib lainnya di sini.
Penutup
Pada akhirnya, “Pengantin Pantai Biru” tidak jauh berbeda dengan “Pantai Topeng”. Meski mencoba membuat perbedaan di beberapa bagian, template yang digunakan masih terasa sama. Apesnya, pola cerita tersebut terbawa hingga sekarang, walau dengan sedikit modifikasi di sana sini. Ada yang menyebutkan bahwa pemicunya adalah film “Air Terjun Pengantin” (2009). Saya pernah melihatnya dulu, tapi sudah lupa sama sekali, tidak ada bayangan seperti apa filmnya. Mungkin harus menontonnya lagi untuk mengkonfirmasi.
2/10. Tidak layak tonton.
Leave a Reply