Sekitar 3 minggu lalu, saya me-review sebuah film horor Thailand berjudul “Ghost of Mae Nak“. Film tersebut berkaitan dengan sebuah mitos populer di negeri gajah putih. Yaitu tentang sosok Mae Nak Phra Khanong, seorang wanita yang sangat mencintai suaminya. Tidak hanya ketika masih hidup, melainkan juga setelah ia meninggal. Kebetulan, di Netflix tersedia film “Nang Nak” yang menceritakan khusus tentang legenda tersebut. Penasaran seperti apa kisahnya? Simak sinopsis dan review singkatnya di bawah ini, ges.
WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!
Sinopsis Singkat
Adanya wajib militer membuat Mak (diperankan oleh Winai Kraibutr) terpaksa ikut berperang dan meninggalkan istrinya, Nak (diperankan oleh Intira Jaroenpura) yang tengah hamil muda.
Bulan demi bulan berlalu. Di medan perang, Mak harus kehilangan sahabatnya, Prim, yang tewas akibat terluka. Ia sendiri sempat kritis walau pada akhirnya bisa diselamatkan berkat bantuan seorang biksu ternama, Somdej Toh. Di saat yang sama, masa persalinan Nak tiba dan dia menjalaninya dengan sekuat tenaga.
Beberapa waktu kemudian, setelah lukanya sembuh, Mak minta izin untuk pulang ke kampung halaman dan menemui istri serta anaknya. Dalam perjalanan, ia heran melihat area di sekitar rumahnya tampak terbengkalai. Namun kekhawatirannya sirna begitu melihat Nak dan juga bayinya, Daeng.
Belakangan terungkap bahwa Nak sebenarnya meninggal saat hendak melahirkan Daeng. Saat mengetahuinya, Mak langsung kabur dan berusaha menjauhi Nak. Berbeda dengan Nak, yang saking cintanya pada Mak, tetap ingin bersamanya selamanya.
Pada akhirnya, lagi-lagi berkat bantuan Somdej, arwah Nak bisa disadarkan. Ia juga mengambil potongan kening tengkorak Nak dan membuatnya menjadi bros agar arwah Nak bisa tenang. Mak sendiri kemudian menjadi biksu dan mengabdi pada Somdej.
Tanggal Rilis: 23 Juli 1999
Durasi: 100 menit
Sutradara: Nonzee Nimibutr
Produser: Visute Poolvoralaks
Penulis Naskah: Wisit Sasanatieng
Produksi: Buddy Film and Video Production Co.
Pemain: Intira Jaroenpura, Winai Kraibutr
Review Singkat
Saya kurang paham dengan kondisi masyarakat Thailand jaman dahulu. Terutama fashion kaum hawa. Pasalnya, penampilan Nak yang diperankan oleh artis Intira Jaroenpura di sini benar-benar mirip dengan laki-laki. Saya sampai googling untuk memastikan Intira adalah memang seorang wanita.
Hubungannya dengan film “Nang Nak”? Karena seperti sedang melihat sepasang laki-laki, saya pribadi jadi kurang bisa menikmati kisah asmara yang seharusnya ditunjukkan oleh pasangan Mak dan Nak. Apalagi Nak diceritakan hamil dan sampai melahirkan. Aneh aja rasanya.
Di balik itu, saya bisa melihat kedua aktor dan aktris yang berperan punya chemistry yang kuat.
Meski secara keseluruhan ceritanya menarik, naskahnya tidak terlihat begitu rapi. Jembatan antar adegan kurang kuat sehingga terkesan sekedar ditempel-tempelkan menjadi satu rangkaian.
Di sisi lain, untuk ukuran film tahun 90-an, kualitas efek CGI yang dihadirkan bahkan lebih baik dari kebanyakan film bergenre serupa produksi tahun 2000 ke atas. Ada satu bagian yang agak memprihatinkan CGI-nya, tapi saya lupa di bagian mana. Setidaknya menandakan itu hanya masalah minor dan tidak mempengaruhi pengalaman menonton.
Dari segi horor sebenarnya “Nang Nak” tidak terlalu kuat. Hanya kengerian-kengerian kecil saja yang dihadirkan. Jump scare pun minim.
Penutup
Sebagai sebuah film tragedi percintaan, “Nang Nak” sebenarnya memiliki nilai di atas rata-rata. Sayangnya, naskahnya terlihat kurang rapi dan gagal menyambungkan adegan-adegan yang ada dengan baik. Secara pribadi, saya agak kurang nyaman melihat penampilan karakter wanita-nya yang benar-benar mirip dengan seorang pria. Unsur horornya sendiri nyaris tidak berbekas. 3/10.
Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi
Leave a Reply