Review Film Menjelang Magrib (2022) | Jadi Orang Pintar Gara-Gara Mitos Dilanggar

“Menjelang Magrib” (Before Night Falls) adalah film horor teranyar dari sutradara Helfi Kardit yang dulu membesut “Bangku Kosong” dan “Lantai 13”.

Judul yang disebut pertama memang lumayan berkualitas. Namun tidak dengan yang dicantumkan belakangan.

Saya pun jadi bingung untuk menebak-nebak apakah film yang sebelumnya bertajuk “Menjelang Malam Datang” ini layak ditonton atau tidak.

Apalagi ada embel-embel ‘terinspirasi dari kisah nyata’ di posternya. Biasanya, biasanya loh ya, film horor yang menyematkan gimik tersebut justru kualitasnya di bawah rata-rata.

Lantas bagaimana dengan film “Before Night Falls” ini sendiri? Seperti apakah ceritanya?

Simak yuk sinopsis beserta review singkat dari film “Menjelang Magrib” di bawah ini.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Sekilas Tentang

poster film menjelang magrib

poster film menjelang magrib

Thalia (Annette Edoarda), Erlan (Jeffry Reksa), dan Ahmad (Fajar Kurniawan), mahasiswa jurusan psikologi, menemui Nina (Novia Bachmid), pasien sakit jiwa untuk skripsi dan membuat dokumenter karena penyakit si pasien dianggap aneh. Nina mengalami tiga fase perubahan mental. Pagi dan siang terlihat normal tapi tetap dengan dingin dan mengerikan. Fase kedua menuju malam Nina mulai bereaksi histeris. Nina merasakan ada roh masuk ke dalam tubuhnya. Fase ketiga adalah fase tubuh Nina yang bukan diri Nina lagi. Nina sudah dikuasai roh leluhur Nina yang hidup ratusan tahun lalu. Investigasi Thalia cs harus berhadapan dengan hal-hal mistis yang di luar logika mereka.

Tanggal Rilis: 31 Maret 2022
Durasi: 1 jam 42 menit
Sutradara: Helfi C.H. Kardit
Produser: Helfi Kardit, Djonny Chen, Yannie Sukarya, Muslim bin Marjuki
Penulis Naskah: Helfi C.H. Kardit
Produksi: Helroad Films, Silent D Pictures
Pemain: Annette Edoarda, Novia Bachmid, Jeffry Reksa, Fajar Kurniawan, Tien Kadaryono

Sinopsis Film / Alur Cerita

Tiga mahasiswa jurusan psikologi — Thalia (diperankan oleh Annette Edoarda), Erlan (diperankan oleh Jeffry Reksa), dan Ahmad (diperankan oleh Fajar Kurniawan) — mendokumentasikan kehidupan Nina (diperankan oleh Novia Bachmid), sepupu Thalia yang mengalami gangguan kejiwaan, untuk keperluan skripsi mereka.

Menurut sang nenek (diperankan oleh Tien Kadaryono), kondisi kejiwaan Nina berubah total semenjak ia melangkahi batang bambu yang melintang tiga tahun lalu. Mitos pembawa petaka yang dipercaya oleh warga sekitar.

Nina acap histeris dan bertindak aneh pada sore hari menjelang maghrib. Anehnya, begitu adzan berkumandang, ia kembali tenang.

Oleh dokter, Nina didiagnosa menderita delirium, gangguan kejiwaan yang bersifat sementara dan dapat kambuh sewaktu-waktu.

Demi keamanan bersama, setiap sore hingga pagi Nina dipasung di rumah bambu yang dibangun di samping rumah.

Thalia dan Ahmad awalnya tidak percaya kondisi Nina ada hubungannya dengan aksinya melangkahi bambu. Thalia bahkan terang-terangan menantang Nina, bahwa ia tidak takut dengannya.

Namun mereka bertiga kemudian mengalami sendiri kejadian gaib saat mengikuti Nina ke hutan bambu dan tersesat di sana.

cuplikan film menjelang maghrib

cuplikan film menjelang maghrib

Selain dihantui oleh sosok gaib yang menyerupai Nina, ada pula makhluk halus berwujud nenek bongkok (diperankan oleh Iting Tintin) yang justru mengobati luka di kepala Nina.

Setelah kejadian-kejadian aneh lainnya, Thalia akhirnya meyakinkan nenek bahwa tidak seharusnya Nina dipasung.

Sang nenek setuju dan sejak itu Nina tidak lagi ‘kumat’ di sore hari. Belakangan Nina bahkan menjadi dukun yang bisa menyembuhkan penyakit.

Ulasan / Review Film Menjelang Magrib

Dengan model bercerita menggunakan pengambilan gambar ala ala The Blair Witch Project atau Cloverfield, awalnya saya agak khawatir akan ada momen-momen yang tidak jelas akibat pencahayaan yang kurang atau kamera yang (sengaja) dibuat terlalu bergetar.

Untungnya masalah itu tidak ada dalam “Menjelang Magrib”.

Segala sesuatunya jadi berjalan secara alami. Termasuk akting para pemeran utamanya yang walau tidak istimewa, selain Novia Bachmid, namun terasa real. Tidak dibuat-buat.

Helfi Kardit juga rapi dalam menyajikan jump scare. Momen dan eksekusinya pas. Anti lebay lebay club.

Saya yang sudah terbiasa menonton film bergenre horor saja sampai dibuat terkaget-kaget.

Yang patut diberi acungan jempol adalah tata suara pada saat ketiga karakter utama diteror di hutan bambu. Suara tawa Nina benar-benar terdengar mengelilingi studio.

Jarang ada film horor lokal yang melakukan hal ini. Atau mungkin malah belum ada?

Sayangnya, teror hutan bambu juga menjadi pembatas yang jelas antara tayangan berkualitas dengan yang jauh dari kata pantas.

Tidak hanya tensi yang menurun. Kualitas naskah di paruh kedua juga menjadi berantakan.

Lha Thalia yang digambarkan tidak percaya mistis saja bisa tiba-tiba jadi ahli yang mampu menggambarkan dunia gaib dengan bahasa-bahasa ilmiah. Bawa bawa blackhole segala.

Kalah itu Om Hao dari Kisah Tanah Jawa.

Tapi yang paling kacau jelas adalah ending-nya. Seperti di-cut begitu saja. Dan kita para penonton dipaksa untuk menerimanya.

Saking mendadaknya, seisi studio tadi kompak terdiam hingga credit title usai. Semuanya gak percaya kalau filmnya udah tamat.

Semua pertanyaan dan misteri yang terlontar sepanjang film tidak satu pun terjawab. Termasuk pembahasan mengenai dunia mistis.

Bahkan ‘kesimpulan’ yang ditampilkan di penghujung film sama sekali tidak ada kaitannya dengan hal gaib.

Rentetan dialog yang serius didengarkan di sepanjang durasi jadi terasa sia-sia.

Sebagai penutup, akting layar lebar perdana Novia Bachmid, finalis Indonesian Idol X, dalam “Menjelang Magrib” bagi saya luar biasa.

Penutup

Kegundahan saya akan kualitas film “Menjelang Magrib” ini terjawab sudah.

Pada akhirnya Helfi Kardit tidak condong ke salah satu referensi yang disebutkan di awal. Melainkan menggabungkan keduanya.

Setengah di awal mungkin adalah eksekusi film horor terbaik yang saya tonton di tahun 2022. Setengah ke belakang adalah sebaliknya. Hancur dan tidak jelas mau dibawa kemana.

Jika tidak ingin kecewa saat menontonnya, anggap saja teror di hutan bambu yang ada di pertengahan sebagai ending-nya. Dijamin puas.

2/5. Bisa JAUH lebih baik.

Saat artikel ini ditulis, film “Menjelang Magrib” bisa ditonton di bioskop-bioskop kesayangan teman-teman sekalian“.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

review film menjelang maghrib
Review Menjelang Magrib 2022
  • Story
  • Acting / Characters
  • Element of Surprise
  • Recommended Watching
2

Summary

Separuh awal berkualitas, separuh akhir hancur. Ending-nya dipaksakan, tidak jelas mau dibawa kemana ceritanya. Nyaris tidak ada satu pun misteri dalam cerita yang terjawab. Alur seolah hanya berjalan berkeliling lalu kembali ke titik awal. Di sisi lain, akting pemeran utama terasa alami. Acungan jempol tersendiri bagi Novia Bachmid.

1 Comment

  1. Pengambilan gambar yang memang. Tidak layak,buat pusing yang nonton dan ngga jelas ,tidak sesuai dengan trailler nya dn penjelasan nya!!!

Leave a Reply