Review Film Mata Batin (2017)

Saya sudah pernah menonton “Mata Batin” ini 1 atau 2 tahun lalu. Hanya saja waktu itu belum terpikir untuk menuliskan sinopsis dan resensinya di situs ini.

Film produksi Hitmaker Studios ini terbilang sukses di pasaran. Lebih dari 1.2 juta orang yang berbondong-bondong ke bioskop untuk menontonnya, menasbihkan judul ini di posisi 8 dalam daftar film terlaris di tahun 2017 lalu.

Dengan biaya produksi sekitar 10 milyar, pemasukan kotornya mencapai 47 milyar. Dipotong biaya promosi dan sebagainya seharusnya masih untung besar.

Sekeren itu, kah? Yuk simak pembahasannya di bawah ini.

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Alur Cerita / Sinopsis Singkat

poster mata batin

poster mata batin

Pasca kematian kedua orang tuanya karena kecelakaan, Alia (diperankan oleh Jessica Mila) dan Abel (diperankan oleh Bianca Hello) harus menempati rumah peninggalan orang tua mereka.

Abel sebenarnya enggan karena sejak kecil ia sering dihantui oleh makhluk gaib di rumah tersebut. Alia yang tidak percaya hal mistis tidak peduli dan meminta Abel untuk tetap mau tinggal di sana.

Sembari membereskan rumah yang sudah setahun belakangan tidak dihuni tersebut, mereka dibantu oleh Asep (diperankan oleh Epy Kusnandar), tukang kebun keluarga, dan Davin (diperankan oleh Denny Sumargo), kekasih Alia.

Davin bahkan rela ikut pulang ke Indonesia bersama Alia, dimana mereka sebenarnya sudah memiliki pekerjaan yang layak di Bangkok.

Gerah dengan sikap Abel yang selalu ketakutan, Alia mengancam untuk membawa Abel ke psikiater.

Terungkap bahwa sebenarnya Abel bisa melihat makhluk halus sejak kecil. Ibu mereka yang mengetahui hal itu sering membawa Abel menemui bu Windu (diperankan oleh Citra Prima), seorang paranormal.

Alia lantas menantang bu Windu untuk membuka mata batinnya agar ia bisa membuktikan bahwa Abel tidak berbohong.

Beberapa saat kemudian, Alia mulai bisa melihat hantu. Termasuk yang ada di dalam rumah mereka dan yang selama ini menteror Abel.

Tidak butuh waktu lama hingga ganti Alia yang diteror oleh mereka.

Alia dan Abel lalu meminta bantuan bu Windu untuk mengusir hantu-hantu tersebut.

Terlebih dahulu, mereka menuju alam gaib untuk mengetahui apa sebenarnya yang diinginkan oleh hantu penunggu rumah.

Ternyata mereka memang bukanlah hantu biasa. Melainkan hantu keluarga Sumarno, pemilik rumah sebelumnya. Mereka dibunuh oleh seorang perampok, yang belakangan diketahui adalah Asep.

Bukannya mereda, teror semakin menjadi. Alia bahkan dirasuki oleh salah satunya. Dalam keadaan kesurupan, Alia membunuh Asep.

Pasca kematian Asep, giliran Abel yang celaka. Jiwanya diculik oleh arwah penasaran Asep ke alam gaib.

Untuk bisa menyelamatkannya, bu Windu meminta agar Alia dan Davin yang masuk ke alam gaib. Pun begitu, terungkap bahwa sebenarnya Davin sudah meninggal sejak di Bangkok.

Mata batin Alia rupanya sudah terbuka sejak lama. Ia hanya tidak menyadarinya dan mengira Davin masih hidup.

Usai membebaskan Abel dan kembali ke dunia nyata, Alia bertekad untuk menggunakan kemampuannya itu untuk membantu orang lain.

Tanggal Rilis: 30 November 2017
Durasi: 1 jam 47 menit
Sutradara: Rocky Soraya
Produser: Rocky Soraya, Raam Soraya
Penulis Naskah: Rocky Soraya
Produksi: Hitmaker Studios
Pemain: Jessica Mila, Bianca Hello, Denny Sumargo, Citra Prima, Epy Kusnandar

Review Singkat

Menonton film ini untuk kedua kalinya ternyata mampu membuka mata batin saya bahwa “Mata Batin” tidak sebagus yang sebelumnya saya kira.

Beberapa kebobrokan yang dulu terlewat kali ini sukses tertangkap perhatian.

Efek CGI yang levelnya di bawah editor berkelas FF misalnya.

Sungguh aneh ketika untuk menampilkan sosok setan berjalan merangkak di tangga saja yang dipilih adalah penampakan ala CGI. Padahal setan yang sama belakangan berulang eksis dalam wujud ‘asli’ (orang yang didandani).

Juga ketika dipaksakan ada penampakan setan CGI merangkak turun dari mobil. Bukannya serem malah cringe.

Anehnya, di bagian-bagian lain efek CGI-nya lumayan. Seperti penampakan setan keluar menembus pintu bilik toilet.

Apa tim editornya dapet bayaran yang berbeda?

Di luar itu, unsur horor di dua babak pertama sebenarnya sudah oke. Tidak banyak mengandalkan efek suara untuk mengagetkan penonton.

Sayang di babak akhir justru penggunaan suara yang volumenya berlebihan disajikan secara berlebihan pula. Drop say.

Ceritanya secara keseluruhan masih bisa dipahami. Jika teliti, twist yang disajikan menjelang akhir sudah bisa ditebak di awal. Justru di adegan pembuka terlihat lebih jelas ketimbang di sesi pengungkapan.

Saya pribadi bukan penggemar film-film horor lokal yang dibintangi oleh Citra Prima. Bukan karena aktingnya. Melainkan karena aliran teori dunia gaib beliau agar berbeda dengan yang saya pahami.

Di film “Mata Batin” ini hal tersebut jelas terlihat di saat Alia dan Davin melakukan perjalanan ke alam gaib. Penggambaran dunia tersebut agak wadidaw.

Untuk Jessica Mila dan Bianca Hello, bagi saya aktingnya cukup meyakinkan. Saking sebelnya dengan karakter Alia yang meremehkan dunia gaib, saya sampai kegirangan begitu ia ditakut-takuti berbagai penampakan di rumah sakit, hehehe.

Penutup

Rekam jejak Rocky Soraya dalam dunia perfilman horor memang tidak stabil. Kadang karyanya patut diacungi jempol, kadang patut dihindari.

Meski tidak sepenuhnya buruk, “Mata Batin” faktanya belum layak untuk diberi acungan jempol.

Ceritanya memang bisa dipahami dan dinikmati. Setidaknya tidak bikin ilfil di tengah durasi. Pun begitu bukan serta merta masuk dalam rekomendasi film untuk ditonton.

2.5/5.

Film “Mata Batin” bisa ditonton secara streaming di Netflix.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

rf mata batin
Review Mata Batin (2017)
  • Story
  • Akting / Character
  • Element of Surprise
  • Recommended Reading
2.5

Summary

Akting pemain oke, cerita mudah dipahami. Kendati demikian twist sudah bisa ditebak sejak awal. Unsur horor sangat mengecewakan dengan kualitas efek CGI yang tidak konsisten.

Leave a Reply