Review Film Lantai 4 (2023) | Pindah Rumah Malah Setor Nyawah

“Lantai 4” adalah film produksi tahun 2020 yang batal tayang di tahun 2022 lalu.

Beruntung, sebagai penggantinya, film horor besutan sutradara F.X. Purnomo dan Wahyu Nugroho ini mendapat jatah tayang tepat di tanggal 17 Agustus, di hari kemerdekaan Republik Indonesia.

Pemeran utamanya sendiri adalah Yuki Kato. Artis yang memiliki basis penggemar cukup banyak.

Lantas seperti apakah ceritanya? Layakkah untuk ditonton?

Simak yuk sinopsis beserta review singkat dari film Lantai 4 di bawah ini.

Sekilas Tentang

poster film lantai 4

poster film lantai 4

Keluarga Jonathan pindah ke apartemen berhantu setelah menghadapi kehancuran finansial, di mana mereka mengalami aktivitas paranormal mengerikan yang membahayakan hidup mereka.

Tanggal Rilis: 17 Agustus 2023
Durasi: 1 jam 39 menit
Sutradara: F. X. Purnomo, Wahyu Nugroho
Produser: Mohammad Galih Nur Alam, F. X. Purnomo
Penulis Naskah: Wahyu Nugroho
Produksi: Kreasi Jingga Production
Distribusi: Kreasi Jingga Production
Negara: Indonesia
Pemain: Yuki Kato, Ruth Marini, Aqila Nathaya, Tyo Pakusadewo, Ingrid Widjanarko, Nyimas Faza, Juy Wow, Budi Bima, Denny Imbiri, Bima Sakti, Clarisa Violeta, Yan Wijaya

Sinopsis Film / Alur Cerita

WARNING! Tulisan di bawah ini mengandung SPOILER!!!

Karena usahanya bangkrut dan rumahnya disita oleh bank, Jonathan (diperankan oleh Tyo Pakusadewo) memboyong istri dan anak-anaknya untuk tinggal di kamar apartemen warisan keluarganya.

Kebetulan, kamar tersebut berada di lantai 4 apartemen Flamboyan. Sudah ada Oma Lie (diperankan oleh Ingrid Widjanarko), tante Jonathan, yang sejak dulu tinggal di sana.

Belum apa-apa, kedua putri Jonathan, Laura (diperankan oleh Yuki Kato) dan Citra (diperankan oleh Aqila Nathaya), sudah mendapatkan gangguan gaib di sana.

Pun begitu, baik Jonathan maupun Julia (diperankan oleh Ruth Marini), istrinya, menganggap itu semua hanya halusinasi Laura dan Citra belaka.

baru sadar pindah ke lantai 4 setelah beberapa hari

baru sadar pindah ke lantai 4 setelah beberapa hari

Hingga kemudian Citra mulai kerasukan. Ditambah dengan Julia yang merasakan sendiri teror dari sosok berwujud genderuwo hijau.

Pada akhirnya Julia diketemukan tewas di dalam lift.

Bukannya mereda, teror terus berlanjut dan memakan korban lainnya.

Termasuk Jonathan, Oma Lie, dan beberapa pegawai apartemen.

Yakin bakal menjadi korban berikutnya, Laura minta bantuan pada temannya, Wulan (diperankan oleh Nyimas Faza), dan seorang paranormal bernama mbah Dirga (diperankan oleh Budi Bima), untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di apartemen tersebut.

Mampukah Laura mengungkap misteri yang ada? Atau ia dan adiknya justru ikutan menghembuskan nafas terakhinrya?

Ulasan / Review Film Lantai 4

Ada film yang sukses menakut-nakuti tanpa terlalu banyak menghamburkan jump scare.

Ada pula film yang sukses mengocok perut tanpa terlalu banyak menghadirkan titik tawa.

“Lantai 4” adalah golongan yang KEDUA.

Bukannya seram, saya malah senyum-senyum sendiri di nyaris sepanjang durasi.

Biang keroknya adalah rentetan adegan absurd tak berlogika yang dihadirkan. Terasa kocak jika sedari awal tidak berharap lebih.

Dan jika menilik posternya yang jadul abis, saya rasa sudah sewajarnya semua orang yang menonton film ini tidak berekspektasi apa-apa.

Banyak ciri khas film horor era tahun 2000-2010-an yang bisa ditemui.

Mulai dari banjir penampakan, polah karakter di luar nurul, dialog tidak bermakna, CGI tempelan, hingga ending yang bikin garuk-garuk kepala.

Tapi bicara tentang ending, cara film ini menyelesaikan segala konflik yang ada patut diberi acungan jempol.

Absurd-nya out of the box.

Meski demikian, saya pribadi sangat menyukai film-film horor seperti ini. Daripada berharap merinding namun ujung-ujungnya B aja, mending sekalian ketawa ketiwi.

Akting pemainnya? Yah, not bad. Tapi mohon maaf, lain kali kalau cari bintang cilik, sebaiknya yang memang bisa menangis pada saat adegan menangis, ya.

akting lumayan yang jadi sia sia gara gara naskah yang tidak lumayan

akting lumayan yang jadi sia sia gara gara naskah yang tidak lumayan

Penutup

“Lantai 4” sukses membawa kita bernostalgia dengan era film tahun 2000-an yang mengandalkan ke-absurd-an cerita.

Logika tidak lah penting. Yang utama hanya menakut-nakuti.

Adegan penyelesaian akhir menjadi bintang utamanya. Bener-bener out of the box. Absurd-nya.

Pada saat artikel ini ditulis, film “Lantai 4” ini bisa ditonton di bioskop-bioskop jaringan XXI dan CGV.

P.S.: Awalnya saya pikir film ini ada hubungannya dengan film “Lantai 13“.

Catatan: review serta rating bersifat subyektif dan berdasarkan preferensi pribadi

review film lantai 4 2020
Review Lantai 4 2020
  • Story
  • Acting / Characters
  • Horror / Jump Scare
0.9

Summary

Film yang mengajak kita untuk bernostalgia ke era film horor absurd 20 tahun lalu. Minim kualitas dan logika. Cuma ingin menakut-nakuti tanpa peduli penonton suka atau tidak. Tapi jujur, saya malah menikmati dan sukses tertawa di sepanjang durasi.

Leave a Reply